Mengonsumsi makanan gizi seimbang sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh, terlebih saat bulan puasa dan dalam situasi pandemi Covid-19.
Dilansir Kompas.com, Jumat (29/4/2022), dokter spesialis gizi Klinis RS Indrianti Solo Baru, dr. Ayu Kusuma Dewi, menerangkan menu sahur dan buka puasa yang baik, yakni mengandung cukup karbohidrat, protein, lemak, serat, dan cairan.
Karbohidrat yang dianjurkan diantaranya karbohidrat kompleks, seperti nasi, nasi merah, jagung, oatmeal, atau ubi.
Ayu menjelaskan pemecahan energi pada karbohidrat kompleks lebih lambat sehingga dapat meminimalisir rasa lapar saat berpuasa.
Mengonsumsi protein juga penting guna menjaga kecukupan gizi, dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama.
Adapun jenis protein yang dianjurkan untuk dikonsumsi saat sahur dan berbuka, yakni protein dengan lemak rendah.
Protein tersebut di antaranya ikan, ayam, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Baca: Tips Aman Berkendara Sepeda Motor Saat Mudik Lebaran
Selain itu, dr. Ayu juga menganjurkan untuk mengonsumsi sayur dan buah secara rutin bagi siapa pun yang hendak berpuasa.
Buah dan sayur bermanfaat sebagai sumber serat yang baik untuk mencegah sembelit pada bulan puasa.
Disisi lain, buah dan sayur uga dapat menjadi sumber antioksidan yang dibutuhkan pada masa pandemi Covid-19 ini.
“Saat puasa ini, sangat baik konsumsi berbagai sayuran hijau dan buah-buahan seperti pisang, apel, alpukat, dan buah berair seperti semangka, jeruk, pir, dan melon,” kata dia kepada Kompas.com.
Baca: Tips Mengatasi Asam Lambung Naik saat Berpuasa pada Bulan Ramadan
Menu Pantangan saat Buka Puasa dan Sahur
Ayu pun memberkan catatan tentang beberapa makanan yang tidak dianjurkan untuk dimakan saat buka puasa dan sahur.
Makanan yang perlu dihindari di antaranya makanan dan minuman terlalu manis, terlalu asin, dan terlalu pedas.
Selain itu, makanan yang mengandung terlalu banyak minyak, berkafein, dan berkarbonasi atau bersoda juga tidak dianjurkan.
Ayu menegaskan menu buka puasa dan sahur yang terlalu manis, asin, pedas, atau terlalu banyak minyak dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan.
Masalah tersebut seperti lebih mudah haus, perut kembung, memicu peningkatan asam lambung, dan risiko radang tenggorokan.
Sedangkan, minuman berkafein dan berkarbonasi seperti kopi, teh, dan soda sebaiknya dihindari, karena dapat memicu peningkatan asam lambung yang bersifat diuretik.
Sebagai informasi, tubuh cenderung akan mengeluarkan air seni yang lebih banyak ketika mengonsumsi minuman yang bersifat diuretik.
Baca: Tips Pertahankan Kualitas ASI bagi Ibu saat Berpuasa di Bulan Ramadan
Jika hal itu terjadi, seseorang dapat lebih beresiko kekurangan cairan atau dehidrasi saat puasa.
Ayu menyarankan minum susu terutama saat sahur, guna menambah jumlah cairan.
“Kita tetap dianjurkan minum sebanyak 8-10 gelas selama berpuasa yang dapat terbagi pada jam sahur dan jam setelah buka puasa,” kata dia.
Ia menyebut, jika terbiasa minum banyak, jumlah cairan dapat dipenuhi dengan memperbanyak menu masakan berkuah dan buah berair.
Guna mendukung penerapan pola makan seimbang saat menjalankan ibadah puasa, dr. Ayu membagikan tips menyiapkan menu sahur yang praktis dan bergizi.
Pertama, catat terlebih dahulu menu sahur yang akan dibuat dalam seminggu ke depan.
Kedua, dapat juga menyicil menyiapkan beberapa bahan makanan pada malam harinya. Seperti merebus dan membumbui daging dahulu, sudah memotong dan menyiapkan sayur yang akan dimasak keesokannya.
Selanjutnya, dapat membuat stok bumbu dasar seperti bumbu putih, bumbu merah, atau bumbu kuning. Hal ini untuk memudahkan dalam memasak berbagai pilihan menu.
Terakhir, Anda dapat mengawetkan kaldu dalam freezer sebagai salah satu bahan masakan.
Baca: Tips Puasa Sehat agar Terhindar dari Lemas dan Tubuh Tetap Bugar pada Bulan Ramadan
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya)
Baca selengkapnya terkait bulan Ramadan di sini