Peneliti Senior INSIS Dian Permata mengungkapkan, peluang tersebut muncul lantaran wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode masih bergulir.
"Jika wacana itu tidak disetop dan lolos ke MPR, maka secara otomatis tiket presidensi SBY yang sudah expired akan hidup lagi. Soal, apakah SBY mau menggunakan, itu soal lain," kata Dian dalam keterangannya, Minggu (17/4/2022), dikutip dari Kompas.com.
Wacana presiden tiga periode masih bisa masuk lewat amendemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Menurut Dian, potensi itu masih terbuka lebar karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum tegas menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
"Hal ini dapat dilihat masih wira-wirinya isu tersebut. Karenanya, sepanjang tiada ketegasan dari Jokowi, maka isu akan tetap bergulir," jelasnya.
Baca: Susilo Bambang Yudhoyono
Baca: Adian Napitupulu soal Demo 11 April: Yang Wacanakan 3 Periode Bukan Presiden, Kenapa Jokowi Didemo?
Dalam hasil survei INSIS, SBY mendapatkan angka yang terbilang tinggi di Jawa Barat untuk elektabilitas calon presiden.
SBY mendapatkan elektabilitas sebesar 10,09 persen, di bawah Prabowo Subianto yang dipilih masyarakat Jawa Barat sebesar 22,05 persen.
Kemudian, ada nama Jokowi dengan elektabilitas 6,14 persen untuk dipilih kembali.
Berikutnya ada nama Muhaimin Iskandar sebanyak 0,91 persen.
Adapun, responden yang belum memutuskan untuk menjawab dan rahasia sebanyak 66,82 persen.
"Dalam simulasi jika terjadi amendemen soal klausul tersebut (jabatan 3 periode), nama SBY disandingkan dengan peserta capres lainnya, maka angka SBY terbilang tinggi. Mengapa tinggi? Karena posisi SBY saat ini tidur. Alias tidak running campaign for president. Beda dengan nama capres lainnya yang memang ada real copras capres 2024," tutur Dian.