Sebut Eropa Tak Bisa Tinggalkan Gas Rusia, Putin Alihkan Ekspor Gas ke Asia

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Hungaria di Kremlin, 1 Februari 2022.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya akan mengalihkan ekspor gas ke timur atau ke negara-negara Asia, Kamis, (15/4/2022).

Pernyataan ini keluar saat negara-negara Eropa mulai mengurangi ketergantungan akan gas dari Rusia.

Selain itu, Putin akan mengatakan negara Eropa tidak akan bisa mengurangi ketergantungan tersebut dengan cepat.

Sebelum invasi ke Ukraina terjadi, Rusia memasok sekitar 40 persen dari kebutuhan gas alam di negara Eropa.

Uni Eropa berusaha menghukum Rusia dengan menjatuhkan sanksi dalam bentuk larangan impor gas dan minyak.

Sementara itu, Rusia telah menjalin hubungan erat dengan negara-negara Asia, termasuk Cina yang menjadi yang salah satu konsumen energi terbesa di dunia.

"Mitra dari negara-negara yang kurang bersahabat mengakui bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa sumber daya energi dari Rusia, termasuk gas alam, misalnya," kata Putin dalam rapat yang disiarkan melalui televisi, dikutip dari Reuters.

Baca: Apakah Eropa Bakal Alami Bencana Krisis Energi jika Rusia Menyerbu Ukraina?

Presiden Rusia Vladimir Putin (Mikhail KLIMENTYEV / SPUTNIK / AFP)

Putin mengatakan saat ini Eropa belum bisa menggantikan pasokan gas Rusia.

Kata Putin, harga pasokan energi di Eropa melonjak dan pasar menjadi tidak stabil karena Eropa berencana tidak lagi mengimpor energi dari Rusia.

Menurut mantan intelijen itu, gas Rusia menyumbang sekitar seperlima produksi gas dunia, sedangkan minyak Rusia menyumbang sepersepuluh.

Dibutuhkan infrastruktur baru untuk meningkatkan pasokan energi dari Rusia ke negara-negara Asia, kata Putin.

Dia memerintahkan jajarannya untuk membuat rencana pengembangan infrastruktur ke negara-negara Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Pasifik.

Putin mencari tahu kemungkinan penggunaan dua jalur pipa gas, Power of Siberia (mengarah ke Cina) dan Sakhalin-Khabarovsk-Vladivostok, dalam satu sistem pasokan gas Rusia.

Baca: Beredar Foto yang Perlihatkan Jasad Warga Sipil Berserakan di Bucha, Putin: Itu Palsu

Baca: Gagal Rebut Kyiv, Vladimir Putin Tunjuk Jenderal Baru untuk Jadi Komandan Perang Rusia di Ukraina

Bergabungnya jalur tersebut dianggap bisa mengalihkan aliran gas dari Eropa ke Asia dan sebaliknya.

Rusia sendiri telah meluncurkan jalur pipa gas ke Cina pada akhir tahun 2019 dan ada kontrak pasokan gas selama 30 tahun melalui pipa baru, tetapi belum dibuat.

Putin mengatakan nilai mata uang rubel dalam urusan ekspor seharusnya meningkat karena Rusia berniat mewajibkan gasnya dibayar dengan rubel.

Sementara itu, produksi minyak di Rusia dilaporkan anjlok. Padahal, minyak adalah salah satu sumber pendapatan utama.

Para importir besar berusaha mengurangi pembelian minyak dari perusahaan minyak Rusia mulai 15 Mei mendatang.

Mereka melakukannya agar tidak melanggar sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa kepada Rusia.

Baca: Jika Tak Hapus Konten Miring Tentang Invasi Rusia, Putin Ancam Denda Ratusan Juta ke Wikipedia

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang Rusia di sini



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer