Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Balai Kota Malang adalah salah satu bangunan peninggalan sejarah dari pemerintah Belanda.
Bangunan Balai Kota Malang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada tanggal 12 Desember 2018.
Hal tersebut terdapat di dalam Surat Ketetapan Walikota Malang nomor SK 185.45/341/35/73.112/2018.
Pada mulanya Balai Kota Malang masih mengontrak di sebuah rumah kecil.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya layanan publik, balai kota yang lama tidak bisa menampung penduduk yang banyak.
Bangunan Balai Kota Malang mulai dibangun pada tahun 1927. (1)
Baca: Gedung Balai Kota Lama Medan
Lokasi
Balai Kota Malang berada di Jalan Tugu 1 65119, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. (2)
Sejarah
Sebelum tahun 1914 Malang masih daerah bagian dari Karesidenan Pasuruan.
Kekuasaan tertinggi di Malang adalah asisten residen.
Kemudian Kota Malang dinaikkan statusnya menjadi pemerintah kota tepat pada tanggal 1 April 1914.
Dengan dinaikkan statusnya, Kota Malang berhak memerintah kotanya sendiri.
Selanjutnya Kota Malang dipimpin oleh seseorang yang disebut wali kota.
Wali kota pertama Kota Malang adalah H.I. Bussemaker yang menjabat tahun 1919-1929.
Wali kota sudah ditunjuk, tetapi Kota Malang belum memiliki kantor balai kota.
Pemerintah melakukan perluasan kota yang dilaksanakan tahun 1992.
Yang menjadi orientasi utama adalah lapangan yang kemudian diberi nama Lapangan J.P. Coen.
Lapangan tersebut memiliki bentuk melingkar, yang kemudian kini disebut dengan Alun-Alun Bunder.
Kantor balai kota lalu didirkan di sekitar alun-alun tersebut.
Untuk membuat bangunan balaikota diadakan sayembara perancangan Balaikota.
Setelah diadakan seleksi, diputuskan ada tiga buah rancangan.
Keputusan jatuh kepada rancangan H.F. Horn dari Semarang.
Perancangan interior Balai kota Malang dipercayakan kepada C. Citroen, arsitek terkenal dari Surabaya
Pembangunan kantor balai kota kemudian dilaksanakan pada 1927-1929.
Biaya yang dikeluarkan sebesar f 287.000 dan biaya perabotan sebesar f 12.325.
Gedung Balaikota Malang baru bisa digunakan pada bulan November 1929 dan yang menempati adalah Ir. EA Voorneman.
Pada tanggal 29 Juli 1947 Belanda menyerbu Kota Malang yang kemudian dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.
Namun, sebelum Belanda memasuki Kota Malang, gedung balai kota sudah dibumihanguskan oleh para pejuang.
Kemudian setelah perang kemerdekaan, gedung Balai Kota Malang dibangun kembali. (3)