Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, terkait dengan kenaikan harga bahan bakar minyak nonsubsidi jenis Pertamax yang naik Rp3.500 per liter dari sebelumnya Rp9.000 per liter menjadi Rp12.500 per liter mulai 1 April 2022.
"Kenaikan kemarin sudah kita putuskan rapat di Istana, hari ini kita kan sudah naik Pertamax ya pada 1 April," kata Luhut dilansir Kompas.com, Sabtu (2/4/2022).
"Tapi, saya ingin tekankan, seluruh dunia, kemarin paparan saya kepada Presiden, memang kita yang paling lambat menaikkan," ucap dia.
Luhut menerangkan banyak negara sudah menaikkan harga BBM akibat kelangkaan minya mentah (crude oil) sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina dan kelangkaan minyak nabati.
Baca: AS Larang Impor Minyak dari Rusia, Siap-siap Harga BBM Bakal Melonjak
"Memang kelangkaan crude oil karena perang Ukraina dengan Rusia, kemudian kelangkaan juga sekarang sun flower karena tidak ekspor dan impor dari Ukraina dan sanksi (kepada Rusia) itu tadi membuat ini bermasalah," ujar Luhut.
Mengutip Kompas.com, Luhut menegaskan bahwa Indonesia masih beruntung lantaran dapat mengelola ekonomi dengan lebih baik sehingga dampak konflik invasi Rusia itu tidak terlalu besar.
Akan tetapi, Luhut mengakui pilihan untuk menaikkan harga Pertamax harus dilakukan, mengingat asumsi harga minyak dunia dalam APBN telah sangat jauh dengan harga minyak di lapangan.
"Karena kalau tidak (naikkan) harga asumsi crude oil 63 dollar AS di APBN, sekarang ini sudah 98 atau 100 dollar AS. Kalau ditahan terus, jebol nanti Pertamina. Jadi terpaksa kita harus lepas," kata dia.
Kendati demikian, Luhut memastikan pemerintah terus berupaya untuk bisa menekan harga BBM dalam negeri.
Upaya efisiensi pun dilakukan termasuk dengan pemakaian mobil listrik.
"Jadi nanti mobil listrik ini kita dorong karena itu juga menghemat penggunaan fuel (BBM) ke depan," kata dia.
Tidak hanya itu, pengembangan lumbung pangan (food estate) disebut menjadi langkah efisien lainnya.
Luhut berujar, dengan memiliki ketahanan pangan, Indonesia akan dapat menghindari gejolak kenaikan harga pangan yang terjadi di dunia.
"Food estate yang kita buat, Presiden perintahkan kita dorong lagi semua supaya itu bisa menghindari kenaikan harga di dunia ini yang sekarang bergejolak," ujar Luhut.
Baca: Harga BBM Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex Naik Hari Ini, Berikut Rinciannya
Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T Pertamina Irto Ginting mengaku pihaknya selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, sebagaimana dilansir dalam keterangannya.
Oleh karena itu, harga baru Pertamax tersebut, kata dia, tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya.
"Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejak tahun 2019," ucap Irto.
Pertamina juga menegaskan, harga baru Pertamax masih jauh di bawah nilai keekonomiannya. Berdasarkan data Kementerian ESDM, harga keekonomian BBM umum RON 92 atau setara Pertamax pada April 2022 diperkirakan mencapai Rp 16.000 per liter, lebih tinggi dari harga keekonomian pada Maret 2022 yang sebesar Rp 14.526 per liter.
Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter tersebut masih lebih rendah Rp 3.500 dari nilai keekonomiannya.
"Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Irto.
Kenaikan harga Pertamax, kata Irto, seiring dengan semakin melonjaknya harga minyak mentah dunia.
Terlebih, krisis geopolitik Rusia-Ukraina telah membuat harga minyak dunia melonjak tinggi di atas 100 dollar AS per barrel.
Hal ini pun mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 mencapai 114,55 dolar AS per barrel, atau melonjak hingga 56 persen dari periode Desember 2021 yang sebesar 73,36 dolar AS per barrel.
Baca: Wacana Penghapusan Premium, YLKI Usulkan Pemerintah Beri Subsidi Harga BBM Pertamax
Baca selengkapnya terkait harga BBM naik di sini