Selama Ramadan, setiap kota di Indonesia memiliki jadwal salat dan imsakiyah yang berbeda-beda meski berselisih beberapa menit.
Jika ingin mengecek jadwal imsakiyah dan buka puasa di berbagai kota, Anda dapat mengakses laman bimasislam.kemenag.go.id.
Laman tersebut dikelola langsung oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Jadwal imsakiyah tersebut juga dilengkapi dengan waktu sholat untuk masing-masing wilayah.
- Buka laman bimasislam.kemenag.go.id/jadwalimsakiyah
- Pilih Provinsi
- Pilih Kabupaten/Kota
- Klik Cari (gambar kaca pembesar)
Untuk men-download, klik logo panah ke bawah (logo download) di samping logo Search. Kemudian browser akan mengunduh file secara otomatis dalam bentuk Excel (Worksheet).
Baca: Menjelang Bulan Ramadan, Ini Bacaan Doa Niat Puasa Ramadan dan Doa Berbuka Puasa
Baca: Tidur Sepanjang Hari Saat Puasa Ramadan? Begini Hukumnya
Bacaan niat puasa ini dilakukan sebelum melaksanakan puasa atau dibacakan malam hari setelah tarawih.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa."
Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di Bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'aala.
Selain itu, sebelum berbuka puasa, umat Muslim juga harus membaca doa berbuka puasa, sebagai berikut:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
"Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin."
Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Nabi Saw ketika berbuka puasa, beliau membaca: Dzahabaz dzama-u, Wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, Insyaa Allah
Artinya: "Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, Insya Allah."
Hukum puasa ramadan adalah wajib bagi pemeluk agama Islam.
Wajib berarti harus dilakukan, yang apabila dilakukan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dilakukan akan mendapatkan dosa.
Orang yang diwajibkan berpuasa ramadan adalah semua muslimin dan muslimat yang mukallaf.
Dikutip Tribunnews.com dari buku Panduan Lengkap Ibadah Muslimah karya Ust. Syukron Maksum, hukum Puasa ramadan tertuang dalam Surat Al-Baqarah (2): 183 yang berbunyi:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajib kan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajib kan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." [QS. al-Baqarah (2): 183].
Orang yang tidak diwajibkan berpuasa ramadan, dan wajib mengganti puasanya di luar bulan ramadan adalah perempuan yang mengalami haidl dan nifas di bulan Ramadlan.
Para ulama telah sepakat bahwa hukum nifas dalam hal puasa sama dengan haid.
"Aisyah r.a. berkata: Kami pernah kedatangan hal itu [haid], maka kami diperintahkan mengqadla puasa dan tidak diperintahkan mengqadla shalat." (HR. Muslim)
Orang yang diberi keringanan (dispensasi) untuk tidak berpuasa, dan wajib mengganti (mengqadla) puasanya di luar bulan ramadan:
- Orang yang sakit biasa di bulan ramadan.
- Orang yang sedang bepergian (musafir).
Orang yang boleh meninggalkan puasa dan menggantinya dengan fidyah 1 mud ( 0,6 kg) atau lebih makanan pokok, untuk setiap hari.
- Orang yang tidak mampu berpuasa, misalnya karena tua dan sebagainya.
- Orang yang sakit menahun.
- Perempuan hamil.
- Perempuan yang menyusui.