Berdasarkan pengumuman Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag akan memulai sidang isbat pada pukul 18.00 WIB.
Namun, didahului dengan Seminar Posisi Hilal yang dapat disaksikan oleh masyarakat umum melalui channel Youtube Bimas Islam pada pukul 17.00 EIB.
Dikutip dari Kompas.com, untuk konferensi pers Penetapan 1 Ramadan 1443 H dapat disaksikan langsung melalui TVRI sebagai TV Pool serta live streaming via media sosial Kemenag pada pukul 19.15 WIB.
Sementera itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada hari Sabtu (2/4/2022) esok hari.
Baca: Jadwal Imsakiyah dan Waktu Buka Puasa Ramadan 2022 untuk Wilayah Banda Aceh
Kendati begitu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib mengatakan perbedaan antara pemerintah dan Muhammadiyah terjadi karena perbedaan metode dalam menentukan awal Ramadan dari masing-masing lembaga.
"Ada yang akan mengawali Ramadhan pada 2 April 2022 dan kemungkinan ada pula yang mulai puasa pada 3 April 2022. Kita tunggu hasil sidang Isbat," kata Adib seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (31/3/2022).
Dia mengungkapkan perbedaan penetapan awal Ramadan sudah sering terjadi di masa lalu.
Lantaran perbedaan metode, yaitu metode hisab wujudul hilal dan imnakur-rukyat.
“Jika pun ada beda awal Ramadhan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyukan dalam menjalani ibadah puasa,” jelas Adib.
Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, Ismail Fahmi menuturkan pada pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, sekitar antara 1 derajat 6,78 menit hingga 2 derajat 10,02 menit.
Baca: Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadan 1443 H Akan Digelar Jumat Usai Salat Maghrib, Simak 3 Tahapannya
Fakta tersebut menjadi landasan bagi yang menggunakan metode hisab wujudul hilal guna menentukan awal Ramadan bertepatan pada 2 April 2022.
Sementara itu, Kemenag sebagaimana fatwa MUI menetapkan awal Ramadan, Syawal, serta Zulhijjah berlandaskan metode hisab dan rukyat.
Hasil perhitungan astronomo atau hisab menjadi sumber informasi awal yang kemudian dikonfirmasi melalui metode rukyat atau pemantauan lapangan.
“Posisi hilal pada kisaran 1 sampai 2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan. Apalagi, kriteria baru yang disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), awal bulan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadhan,” terang Ismail.
“Sidang Isbat akan menunggu laporan hasil pemantauan hilal, apakah ada yang melihat atau kah tidak. Selanjutnya, peserta sidang akan bermusyawarah untuk menentukan awal Ramadhan. Jadi, mari tunggu pengumuman hasil dari Sidang Isbat,” pungkasnya.
Baca lengkap soal bulan ramadan di sini