Angka Pembunuhan Melonjak akibat Geng Penjahat, El Salvador Berlakukan UU Keadaan Darurat

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aparat kepolisian bersama angkatan bersenjata di El Salvador bersiap melakukan patroli keamanan menyusul diberlakukannya UU keadaan darurat, Minggu, (27/3/2022).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dewan legislatif El Salvador memberlakukan undang-undang keadaan darurat karena angka pembunuhan di negara itu melonjak belakangan ini.

Sejumlah pembunuhan dikaitkan dengan keberadaan geng Barrio 18 dan MS-13. Pada hari Sabtu, (26/3/2022), bahkan tercatat ada 62 kasus pembunuhan.

Dengan UU darurat ini, hak-hak konstitusional seperti kebebasan berkumpul terpaksa dicabut selama 30 hari.

Tak hanya itu, aparat keamanan juga diizinkan menyadap panggilan telepon dan menahan tersangka untuk periode yang lebih lama.

"Kami memberlakukannya demi rakyat El Salvador," kata Presiden Majelis Legislatif El Savador Ernesto Castro dikutip dari CNN Internasional, Senin, (28/3/2022).

"Kami menyetujui [pemberlakuan] keadaan darurat untuk agar pemerintah bisa melindungi nyawa rakyat El Salvador dan menangani kriminalitas secara langsung."

Keberadaan geng penjahat di El Salvador bukanlah hal baru karena telah memiliki sejarah yang panjang.

Baca: Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei: Rezim Mafia Amerika Serikat Menciptakan Krisis Ukraina

Polisi sipil nasional di El Savador bersiap melakukan patroli keamanan menyusul diberlakukannya UU Keadaan darurat, 27 Maret 2022.

Geng tersebut melawan aparat keamanan dan di antara mereka bahkan ada yang memiliki wilayah kekuasaan dan menguasai jalur pengiriman narkoba di seluruh Amerika Tengah.

Banyaknya kelompok penjahat di sana membuat El Salvador selama beberapa tahun dinobatkan menjadi negara dengan tingkat pembunuhan terbesar di dunia apabila menggunakan perbandingan jumlah pembunuhan dan jumlah penduduk.

Presiden Nayib Bukele yang memegang pemerintahan sejak Juni 2019 berjanji akan menangani geng penjahat dengan tegas.

Pada tahun 2020 dia mengizinkan digunakannya kekerasan untuk melawan anggota geng.

Izin itu dikeluarkan setelah dalam sepekan ada 50 orang tewas di negara itu akibat ulah para penjahat.

Baca: Bos Mafia Turki Beberkan Orang Dekat Erdogan Lakukan Berbagai Kejahatan: Mengaku Saudara Tayyip

Sementara itu, pada bulan Desember, Kementerian keuangan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada dua pejabat El Savador karena dituding bernegosiasi dengan geng MS-13 dan Barrio 18 demi mendapatkan dukungan politik.

AS menduga para pemimpin geng bersedia memberikan dukungan kepada Parta Nuevas Ideas pada pemilu mendatang.

Partai Nuevas sendiri kini sudah menguasai dewan legislatif dan mendapatkan dua pertiga suara pada pemilu tahun 2021.

Tak hanya itu, AS pada tahun 2020 menuding pemerintahan Bukele memberikan insentif uang kepada para geng untuk memastikan bahwa jumlah kekerasan dan pembunuhan yang terkonfirmasi tetap rendah.

Pemerintahan Bukele juga diduga menyediakan ponsel dan PSK untuk para pemimpin geng yang sedang ditahan.

Baca: Profil Pablo Escobar, Mafia Narkoba Terkaya Dunia yang Ditembak Mati di Atap Rumah

Namun, Bukele membantah semua tudingan itu dan mengaku tidak pernah bernesosiasi dengan mereka.

Bahkan, melalui akun Twitter miliknya, Bukele menganggap tudingan tersebut sebagai "kebohongan yang terlihat jelas".

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang El Salvador di sini



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer