Serangan yang terjadi pekan lalu itu menghancurkan gedung teater yang digunakan sebagai tempat berlindung warga sipil.
Dengan banyaknya warga sipil yang tewas, serangan tersebut dianggap sebagai serangan terbesar terhadap warga sipil sejak invasi Rusia dimulai.
Tak hanya itu, serangan tersebut dilaporkan bisa menjadi bukti kejahataan perang yang dilakukan Rusia.
Tentara Rusia dituding membunuh warga sipil dengan sengaja atau melakukan serangan secara serampangan.
Sementara itu, Rusia saat ini terlihat mengalihkan fokusnya karena tidak lagi ngotot merampas ibu kota Ukraina, Kiev.
Mengutip pemberitaan Associated Press, gerak pasukan Rusia ke arah Kiev terhenti dan mereka kini lebih memfokuskan pengambilalihan daerah Donbas yang berada di Ukraina tenggara.
Baca: Minta Warga Sipil di Mariupol Dievakuasi, PBB: Pintu Neraka Harus Dibuka
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kembali meminta Rusia untuk berunding dengannya.
Zelenskiy ingin perang diakhiri. Namun, dia menegaskan tidak akan menyerahkan satu pun wilayah Ukraina demi perdamaian dengan Moskwa.
"Integritas wilayah Ukraina harus dijamin," kata dia melalui video yang diunggah pada malam hari, dikutip dari Associated Press, Sabtu, (26/3/2022).
"Artinya, syaratnya harus adil, karena rakyat Ukraina tidak akan menerima sebaliknya."
Sebelumnya, pemerintah Mariupol tidak bisa memastikan jumlah korban jiwa dalam pengeboman gedung teater tersebut.
Namun, ditegaskan bahwa gedung itu menjadi tempat berlindung banyak warga sipil.
Baca: Diberi Ultimatum, Ukraina Tolak Serahkan Mariupol kepada Rusia
Baca: Banyak Bantuan Dikirim ke Ukraina, Joe Biden Memuji: NATO Tak Pernah Sekompak Ini
Untuk mencegah serangan seperti itu terjadi, tulisan "ANAK-ANAK" yang dicetak dengan huruf besar dan berbahasa Rusia dipasang di luar gedung.
Ketika mengumumkan jumlah korban, pemerintah Mariupol mengutip keterangan para saksi mata.
Kendati demikian, tidak jelas bagaimana para saksi bisa menyimpulkan jumlah korban jiwa tersebut.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, mengatakan serangan terhadap gedung teater adalah hal yang sangat mengejutkan.
Hal ini karena gedung tersebut berisi warga sipil. Sullivan menyebut serangan itu menunjukkan bahwa Rusia tidak mempedulikan nyawa warga yang tidak berdosa.
Baca: Pesawat Joe Biden Akan Mendarat di Perbatasan Ukraina-Polandia: Sinyal Barat Lawan Invasi Rusia
Komisioner HAM Parlemen Ukraina mengatakan ada lebih dari 1.300 orang yang berlindung di gedung teater.
Mereka terpaksa berlindung di sana karena rumah mereka telah hancur terkena serangan.