Salah satu dari mereka adalah Anatoly Chubais yang merupakan utusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk urusan organisasi internasional.
Chubais sudah memegang jabatan tinggi selama hampir 30 tahun sejak berada di bawah pemerintahan Boris Yeltsin.
Sejumlah tokoh masyarakat di Rusia juga dilaporkan mengecam aksi "operasi militer khusus" yang diperintahkan oleh Putin.
Mereka meninggalkan jabatan mereka di dalam pemerintahan dan perusahaan milik negara.
Berbagai pengunduran diri ini bisa menjadi tanda adanya perpecahan internal atau perbedaan pendapat di antara para pejabat mengenai perang di Ukraina.
Pengunduruan diri ini muncul setelah Putin menyebut pihak yang menentang kebijakannya sebagai "sampah dan pengkhianat".
Baca: Tak Lagi Ngotot Merebut Ibu Kota Ukraina, Rusia Kini Fokuskan Wilayah Donbas?
Dikutip dari Associated Press, (26/3/2022), berikut sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat yang menolak perang di Ukraina dan memilih mengundurkan diri.
Pada hari Rabu lalu Kremlin mengonfirmasi pengunduran diri Chubais yang dikenal sebagai tokoh berpengaruh dalam kampanye privatisasi era Yelsin.
Menurut sumber anonim, Chubais mundur dari jabatannya karena tidak setuju dengan perang di Ukraina.
Kendati demikian, dia tidak menjelaskan alasan pengunduran dirinya secara terbuka.
Baca: Ukraina: Serangan Rusia terhadap Gedung Teater Mariupol Tewaskan 300 Orang
Arkady Dvorkovich pernah menjadi Wakil Pedana Menteri Rusia dan kini menjabat sebagai Kepala Federasi Catur Internasonal (FIDE).
Dia mengecam perang di Ukraina melalui komentar di sebuah majalah.
Dvokovich juga memastikan bahwa FIDE tidak akan ada pertandingan catur resmi di Rusia dan Belarusia yang mewakili kedua negara itu.
Akibatnya, dia mendapat kritik pedas dari pejabat lainnya di Kremlin.
Dua hari setelah mengucapkan hal itu, pejabat tinggi para Rusia Bersatu meminta Dvokovic dipecat dari jabatannya sebagai Ketua Yayasan Skolkovo.
Pekan lalu, Dovorkovic dilaporkan memilih mengundurkan diri.
Baca: Banyak Bantuan Dikirim ke Ukraina, Joe Biden Memuji: NATO Tak Pernah Sekompak Ini
Lilia Gildeyeva telah lama menjadi pembawa acara pada kanal NTV yang didukung pemerintah.
Dia memutuskan mengundurkan diri dan meninggalkan Rusia segera setelah invasi dimulai.
Gildeyeva mengatakan kanal TV pemerintah dikontrol ketat oleh pihak berwenang.
Zhanna Agalakova adalah jurnalis TV pemerintah bernama Channel One.
Dia sudah bekerja di sana selama lebih dari dua dasawarsa sebagai pembawa acara.
Agalakova dilaporkan mengundurkan diri setelah tiga pekan invasi Rusia.
Baca: China Tuding AS Penipu dan Biang Onar : Semua Tahu Siapa yang Harus Disalahkan atas Perang Ukraina
Pekan ini dia memberikan konferensi pers di Paris untuk menjelaskan alasannya mundur.
Dia mengatakan sudah tidak bisa lagi "bersembunyi dari propaganda".
"Laporan berita saya tidak berisi kebohongan, tetapi itulah persisnya bagaimana propaganda bekerja: Anda mengambil fakta yang dapat dipercaya, menggabungkannya, dan sebuah kebohongan besar muncul bersama. Fakta memang benar, tetapi gabungannya adalah propaganda," kata Agalakova dikutip dari Associated Press.
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini