WHO Sebut Sudah Ada Puluhan Serangan terhadap Rumah Sakit di Ukraina

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alun-alun di luar balai Kota Kharkiv rusak akibat serangan pasukan Rusia.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mengonfirmasi adanya 64 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai.

Diperkirakan ada dua hingga tiga serangan tiap hari dan telah menewaskan setidaknya 15 orang.

"Serangan terhadap fasilitas kesehatan melanggar hukum kemanusiaan internasional, tetapi itu taktik perang yang umum dan mengkhawatirkan—mereka menghancurkan infrastruktur penting, tetapi lebih buruknya adalah mereka menghancurkan harapan," kata Dr. Jarno Habicht, perwakilan WHO di Ukraina, dikutip dari Al Jazeera, (24/3/2022).

"Fasilitas kesehatan bukan target, dan seharusnya tidak pernah menjadi target."

Ukraina telah menuding Rusia menyerang rumah sakit dan dan fasilitas kesehatan.

Salah satu yang diserang adalah rumah sakit ibu bersalin dan anak-anak di Kota Mariupol.

Seorang pejabat Ukraina menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang yang tidak bisa dibenarkan.

Pada hari Rabu, Amerika Serikat (AS) dengan tegas mengatakan Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.

Namun, Rusia membantah telah menyerang warga sipil dengan sengaja.

Baca: NATO: Sudah ada 7.000 hingga 15.000 Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina

Baca: Zelenskiy Minta Seluruh Warga Dunia Berkumpul di Alun-Alun & Jalan untuk Dukung Ukraina

Prajurit Ukraina bernama Andriy Yermolayev dievakuasi dari Kota Irpin, sebelah barat Kyiv, pada 7 Maret 2022. (ARIS MESSINIS / AFP)

Invasi Rusia membuat Ukraina terpaksa mengubah rumah sakit menjadi tempat menangani korban luka.

Hal itu mengganggu penyediaan layanan kesehatan dasar bagi warga Ukraina lainnya.

Menurut WHO, ada sekitar 1.000 fasilitas kesehatan yang berada dekat dengan tempat pertempuran atau area pendudukan.

"Konsekuensinya dari hal itu—terbatasnya atau tidak adanya akses terhadap obat-obatan, fasilitas, dan tenaga kesehatan—adalah perawatan untuk [pasien] dengan kondisi kronis hampir terhenti," demikian pernyataan WHO.

Sekitar setengah dari seluruh toko obat di Ukraina diperkirakan telah tutup.

Para tenaga kesehatan juga dilaporkan telantar karena perang dan tidak bisa bekerja.

Baca: Rusia Blokir Google karena Dianggap Sebarkan Hoax Tentang Perang Ukraina

Tak hanya itu, vaksinasi Covid-19 dan imunisasi rutin terhenti akibat perang.

WHO mengatakan sebelum invasi setidaknya ada 50.000 orang yang disuntik vaksin Covid-19 per hari.

Namun, pada periode 24 Februari hingga 15 Maret 2022 hanya ada 175.000 orang yang divaksin.

WHO menyebut tengah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Ukraina untuk menangani masalah-masalah yang muncul karena perang.

Selain itu, WHO juga telah mengirimkan 100 metrik ton peralatan kesehatan untuk disalurkan ke seluruh wilayah Ukraina.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer