Hal itu disampaikan ahli epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.
Menurutnya, warga yang diperbolehkan melakukan mudik tidak hanya sudah divaksinasi dosis lengkap dan booster, namun juga tidak menjadi kontak erat dari pasien Covid-19.
"Aturannya harus jelas, mau seperti apa orang yang boleh mudik harusnya yang sudah vaksinasi penuh, tak bergejala, tidak kasus kontak erat, dan apakah akan mau dibatasi pada daerah yang mungkin masih berstatus PPKM level 4," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/3/2022).
"Sehingga masyarakat juga bisa mempersiapkan terutama di kriteria orang yang bisa mudik," sambungnya.
Dicky mengatakan, kepatuhan protokol kesehatan selama masa mudik Lebaran harus dijalankan seluruh penumpang di seluruh moda transportasi.
Dirinya berharap cakupan vaksinasi Covid-19 dosis kedua mencapai 80 persen dan vaksinasi booster mencapai 25 persen sebelum Lebaran.
"Dan tentu ditambah tadi ya ada penguatan dan dijaga deteksi dini, ini sangat penting sekali," ujarnya.
Baca: Perkiraan Puasa Ramadhan dan Idul Fitri 2022
Baca: Lebaran
Dicky kemudian meminta pemerintah menerapkan pelonggaran aktivitas masyarakat bertahap berdasarkan situasi pandemi Covid-19 dan kesiapan infrastruktur kesehatan.
"Dan sekali lagi, kalau ada imbauan (mudik Lebaran) jangan mepet-mepet banget, harus dari sekarang jelas sehingga regulasinya jelas," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, pemerintah belum membahas soal penerapan larangan mudik Lebaran 2022.
Pemerintah membuka peluang larangan mudik Lebaran tidak diberlakukan pada tahun ini.