Video tersebut diunggahnya di platform berbagi video pendek, TikTok atau Douyin.
Wang aslinya adalah warga Beijing, tetapi pada saat invasi Rusia terjadi dia sedang berada di Odessa, Ukraina.
Ketika invasi Rusia makin gencar, Wang memutuskan merekam video tentang keadaaan Ukraina dan mengunggahnya di TikTok.
Di Tiktok, kata Wang, justru sering ada video yang berisi pujian kepada tentara Rusia dan dukungan terhadap invasi.
"Saya sangat marah, kemudian saya memutuskan merekam video untuk mereka, dan saya akan memberi tahu mereka seperti apa medan perang sebenarnya," kata Wang dikutip dari CNN Internasional, Minggu (20/3/2022).
Video-video miliknya diunggah ke berbagai platform, termasuk YouTube dan WeChat, dan mendapatkan perhatian dari pengikutnya.
Hal ini tentu saja berbeda dengan media pemerintah Tiongkok yang cenderung mendukung apa yang dilakukan Rusia.
Baca: Kesaksian WNI di Ukraina, Nyaris Jadi Korban, Lokasi Persembunyian Dijatuhi Setelah Evakuasi
Dalam salah satu video, Wang memegang paspor miliknya dan berkata, "Garda Ukraina ini bukanlah Nazi, mereka programmer TI, orang biasa, tukang potong rambut, merekalah orang-orangnya."
Video lainnya memperlihatkan jalanan Ukraina yang sepi dan bendera Ukraina yang berada di luar gedung-gedung.
Beberapa video direkam pada malam hari dan terdengar suara ledakan dan sirene tanda adanya serangan udara.
Baca: Diluncurkan dari Laut Hitam, 6 Rudal Rusia Hantam Lviv & 2 Berhasil Ditembak Pasukan Ukraina
"Apaka ini alarm serangan udara? Orang-orang sedang bekerja, tetangga saya sedang kelur berjalan-jalan dengan anjingnya. Inilah Odessa kami."
Video-video itu menarik perhatian warganet dan mencapai lebih dari 140.000 tayangan.
Kendati demikian, banyak juga kritik yang muncul. Bahkan, dia disebut sebagai "pengkhianat negara".
"Kamu tidak perlu paspor Tiongkok lagi, kamu sudah melupakan negara asalmu," demikian salah satu komentar warganet di TikTok.
"Pandangan resmi negara ini harus menjadi pandangan semua warga Tiongkok."
"Saya tidak paham bagaimanan saya bisa 'mengkhianati' negeri ini," kata Wang.
Dia merasa tidak terganggu dengan komentar dari warganet.
Baca: Mahkamah Internasional Perintahkan Rusia Segera Hentikan Invasi di Ukraina
Namun, dia cukup terganggu ketika ada komentar dari anggota staf Kedutaan Tiongkok.
Staf itu menuding Wang dibayar untuk mengunggah video di media sosial.
Wang membantah dan menegaskan bahwa dia tidak mengunggah video agar mendapat bayaran.
"Kelakukan Anda saat ini tidak sejalan dengan kepentingan nasional. Saya ingin memutus hubungan dengan Anda," kata staf itu.
"Itu benar-benar menghancurkan hati saya," kata Wang.
Wang mengatakan tiap hari kotanya menghadapi serangan Rusia dan ada banyak yang tewas.
Sementara itu, Tiongkok berusaha menunjukkan diri sebagai negara yang netral dalam konflik Ukraina-Rusia.
Pemerintahan Presiden Xi Jinping memilih untuk tidak mengecam Rusia dan menyebut apa yang terjadi di Ukraina sebagai invasi.
Pada hari Jumat lalu Xi menelepon Presiden AS Joe Biden dan mengatakan kedua negara bertanggung jawab memastikan adanya perdamaian.
Namun, pihak Gedung Putih khawatir seandainya Tiongkok memberikan bantuan kepada Rusia.
Baca: Disurati oleh Wali Kota Kiev, Paus Fransiskus Diminta Datang ke Ibu Kota Ukraina
Baca berita lainnya tentang Ukraina-Rusia di sini