Paus didesak pergi ke sana karena kehadirannya dianggap penting untuk menyelamatkan hidup warga sipil dan membawa kedamaian.
Pihak Vatikan mengonfirmasi bahwa Paus telah menerima surat dari Klitschko yang bertanggal 8 Maret 2022.
Disebutkan bahwa Paus memanjatkan doa untuk warga Ukraina. Namun, Vatikan tidak menyebutkan tentang undangan ke Ukraina.
"Kami percaya bahwa kedatangan langsung Paus di Kiev sangat penting untuk menyelamatkan nyawa [warga Ukraina] dan membuka jalan kedamaian di kota kami, negara kami, dan seterusnya," tulis Klitschko dikutip dari Reuters, (16/3/2022).
Mantan juara tinju kelas berat itu mengatakan Kiev siap memberikan bantuan yang diperlukan dalam kunjungan Paus.
Namun, jika kunjungan tidak dapat dilakukan, Paus disarankan untuk hadir secara virtual, baik langsung ataupun tidak langsung, melalui konferensi video bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Baca: Paus Fransiskus
Baca: Mengaku Malu Berperang di Ukraina, Tentara Rusia: Kita Semua Akan Dihakimi
"Kami memohon kepada Anda, sebagai pemimpin keagamaan, untuk menujukkan kasih sayang Anda, untuk mendukung warga Ukraina dengan bergabung menyebarkan seruan perdamaian," kata Klitschko dalam surat itu.
Sebelumnya, duta besar Ukraina untuk Vatikan dan Uskup Besar Ukraina Sviatoslav Shevchuk juga telah mengirim surat kepada Paus.
Namun, surat itu dikirimkan sebelum Rusia menyerbu Ukraina.
Pihak Vatikan kembali mengecam tindakan Rusia dan menolak justifikasi atau pembenaran atas invasinya.
"Tentang pembunuhan kejam anak-anak, orang tak berdosa, dan warga sipil tak bersenjata, tidak ada alasan yang bisa dibenarkan. Satu-satunya yang harus dilakukan adalah menghentikan agresi bersenjata yang terlarang ini sebelum agresi itu mengubah kota-kota menjadi kuburan," demikian pernyataan itu.
Baca: Vitali Klitschko
Baca: Elon Musk Tantang Vladimir Putin Duel Satu Lawan Satu, Ukraina Sebagai Taruhannya
Sementara itu, Rusia mengklaim tindakannya di Ukraina bukan sebuah agresi militer.
Negara yang dipimpin Vladimir Putin ini mengatakan yang dilakukan tentara Rusia di Ukraina adalah "operasi militer khusus".
Kata Putin, operasi ini tidak bertujuan menduduki Ukraina, tetapi melakukan demiliterisasi dan "denazifikasi" di Ukraina.
Namun, pada tanggal 6 Maret Paus mengatakan menolak istilah operasi militer yang digunakan Rusia.
Menurutnya, Rusia tidak sekadar melakukan operasi militer, tetapi perang yang memunculkan "banjir darah dan air mata".
Baca: Ukraina & Rusia Kembali Bernegosiasi, Zelenskiy Ingin Berunding Langsung dengan Putin
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini