Kasus Covid-19 di Tiongkok Kembali Melonjak, Terburuk sejak Awal 2020 di Wuhan

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang anak menjalani tes Covid-19 di Yantai, Shandong, Tiongkok, 14 Maret 2022.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kasus Covid-19 di Tiongkok melonjak belakangan ini dan disebabkan oleh varian Omicron.

Pada hari Minggu, (13/3/2022), Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok melaporkan 2.125 kasus baru.

Bahkan, sehari sebelumnya, jumlah kasus harian lebih tinggi, yakni 3.122.

Jumlah itu adalah kasus harian tertinggi sejak Covid-19 melanda Wuhan dua tahun lalu.

Sejak awal Maret lalu, Tiongkok telah melaporkan lebih dari 10.000 kasus baru. Hampir setengah dari jumlah kasus tersebut dilaporkan terjadi di Provinsi Jilin.

Pada hari Minggu lalu Provinsi Jilin juga melaporkan setengah dari jumlah kasus harian nasional.

Kota Jilin yang berada di provinsi tersebut terpaksa dikarantina dan penduduknya mengikuti tes Covid-19 massal.

Dua kota lainnya, Changchun dan Shenzhen, juga dikarantina sehingga 26 juta penduduknya tidak bisa keluar dari rumah.

Shenzhen mencatat tambahan kasus baru sebanyak 66 pada hari Sabtu.

Baca: Mantan Presiden AS Barack Obama Terkonfirmasi Positif Covid-19, Bergejala Ringan

Warga Kota Xian di Tiongkok sedang mengantre tes Covid-19, 4 Januari 2022. (STR / AFP)

Pemerintah Shenzen mengumumkan bahwa mulai tanggal 14 hingga 20 Maret semua tempat usaha di kota itu dihentikan operasinya, kecuali pada sektor yang sangat penting.

Transportasi publik juga dihentikan operasinya dan warga dianjurkan untuk bekerja dari rumah.

Pihak berwenang mengatakan tempat berbelanja kebutuhan pokok dan obat-obatan tetap dibuka.

Karantina yang diberlakukan di Changchun lebih ketat daripada karantina di Shenzhen.

Kota itu mulai dikarantina sejak hari Jumat lalu dan warga dilarang pergi keluar dari rumah.

Hanya ada satu orang per keluarga yang diperbolahkan pergi berbelanja kebutuhan sehari-hari tiap dua hari sekali.

Baca: Imbas Lockdown, Warga Kota Xian Tukarkan Barang Elektronik dengan Mi Instan, Beras, dan Bakpao

Sementara itu, Kota Shanghai melaporkan 169 kasus pada hari Minggu sehingga total kasus sejak 1 Maret mencapai 778.

Shanghai memberlakukan kebijakan "2+12". Artinya, orang yang telah berkontak erat dengan pasien Covid-19 harus menjalani isolasi di rumah selama 2 hari dan kesehatannya dipantau selama 12 hari.

Warga Shanghai juga dianjurkan tidak pergi keluar kota, kecuali jika benar-benar diperlukan.

Berbeda dengan negara-negara lain yang sudah memutuskan hidup berdampingan dengan Covid-19, Tiongkok masih memberlakukan kebijakan "nol Covid-19".

Tiongkok berusaha mencegah penularan dengan memberlakukan aturan pembatasan dan karantina yang ketat.

Baca: Aturan Baru Penumpang Kereta Api Jarak Jauh, Tak Lagi Wajib Tunjukkan Hasil Tes Covid-19

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang Covid-19 di sini



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer