Diekov mengatakan mendengar tembakan senapan ketika dia menyeberangai Sungai Irpin yang berada di luar Kota Kyiv.
Tak hanya itu, dia mengaku melihat sejumlah jenazah tergeletak di sepanjang jalan.
"[Militer] Rusia berjanji memberikan koridor kemanusiaan yang tidak mereka tepati. Mereka menembaki warga sipil," kata Diekov dikutip dari Associated Press, (11/3/2022).
"Ini benar sekali. Saya menyaksikannya. Orang-orang ketakutan," kata dia menambahkan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada hari Rabu lalu, (9/3/2022), mengatakan ada tiga koridor yang beroperasi dari area pengeboman.
Ada sekitar 35.000 warga sipil yang dilaporkan berhasil keluar menyelamatkan diri melalui koridor tersebut.
Warga sipil meninggalkan wilayah Sumy yang berada di dekat perbatasan Rusia, daerah pinggiran Kyiv, dan Enerhodar.
Baca: Daftar Perusahaan Global yang Belum Angkat Kaki dari Rusia, Ada Burger King hingga Dunkin
Pengungsi lain, Ilya Ivanov, menceritakan hal yang mirip dengan yang dikatakan oleh Diekov.
"Ya, saya melihat sejumlah jenazah warga sipil," kata Ivanov yang berhasil menyelamatkan diri ke Polandia.
"Mereka menembaki warga sipil dengan senapan mesin," kata dia menambahkan.
Pada hari Kamis lalu diumumkan bahwa akan ada lebih banyak lagi evakuasi yang dilakukan.
Warga sipil dilaporkan telah putus asa dan ingin meninggalkan sejumlah kota karena kehabisan pasokan makanan, air, obat-obatan, dan kebutuhan penting lainnya.
Jumlah pengungsi Ukraina dilaporkan mencapai lebih 2 juta orang dan menyebar ke seluruh Eropa.
Beberapa dari mereka juga dilaporkan membawa sejumlah bukti yang bisa digunakan dalam penyelidikan kasus kejahatan perang.
Baca: Imbas Invasi Rusia, 9 WNI di Chernihiv Ukraina Tertahan dan Berlindung di Bungker Pabrik
Dirjen Organisasi Internasional untuk Migrasi, Antonio Vitorino, mengatakan krisis kemanusiaan di Ukraina saat ini sangat parah.
Vitorino mengatakan psikolog berbahasa Rusia dan Ukraina kini sangat dibutuhkan karena banyak yang mengalami trauma.
Sementara itu, PBB pada hari Rabu lalu mencatat sudah ada pembunuhan 516 warga sipil di Ukraina sejak invasi dimulai dua pekan lalu.
Sebanyak 37 di antaranya adalah anak-anak. Mayoritas dilaporkan tewas karena "penggunaan senjata peledak yang memiliki dampak area yang luas".
Namun, diyakini bahwa jumlah kematian sebenarnya jauh lebih besar daripada yang kini tercatat.