Bahkan, tentara Rusia juga nekat untuk menyerang rumah sakit Ukraina.
Hal ini diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa, (8/3/2022).
WHO angkat bicara soal tentara Rusia menyerbu rumah sakit Ukraina.
WHO menyebutkan bahwa serangan terhadap rumah sakit, ambulans, dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya di Ukraina telah meningkat pesat dalam beberapa hari terakhir.
Akibatnya, Ukraina mengalami kekurangan pasokan medis vital.
Pada Senin, (7/3/2022), WHO mengonfirmasi bahwa bahwa setidaknya sembilan orang telah tewas dalam 16 serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Baca: McDonalds, Starbucks, dan Coca-Cola Menutup Semua Gerainya di Rusia
Baca: Ikuti Jejak AS, Inggris Akan Melarang Semua Impor Minyak dari Rusia
Tidak disebutkan siapa yang bertanggung jawab atas perbuatan itu.
Petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, mengatakan dalam jumpa pers bahwa penghitungan tersebut termasuk insiden ambulans disita untuk tujuan selain perawatan kesehatan darurat.
"Kami akan terus memperbarui angka-angka itu. Jumlahnya meningkat cukup pesat selama beberapa hari terakhir," kata Smallwood, dikutip TribunnewsWiki dari Reuters pada Rabu (9/3/2022).
Sementara itu, Direktur regional Eropa Hans Kluge dalam pengarahannya mengatakan bahwa WHO bekerja untuk menyediakan pasokan medis dengan cepat ke Ukraina, di mana oksigen, insulin, peralatan pelindung pribadi, barang-barang bedah dan produk darah hampir habis.
Hans berujar pasokan oksigen, vaksin anak-anak, terutama polio di tengah wabah, dan keahlian kesehatan mental adalah di antara prioritas utama WHO untuk kawasan itu.
Dalam pernyataan terpisah, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan negara-negara tetangga Ukraina yang menampung pengungsi Ukraina harus memasukkan mereka ke dalam program vaksin mereka terhadap berbagai penyakit,
ECD juga menyatakan mereka harus memprioritaskan vaksinasi terhadap Covid-19 dan polio dan juga campak, karena cakupan inokulasi saat ini tidak cukup untuk mencegah wabah campak.
"Kerumunan di tempat penampungan bom dan pusat penerimaan dapat memfasilitasi dimulainya wabah campak, terutama karena musim semi bertepatan dengan musim alami penyakit ini," kata ECDC dalam sebuah pernyataan.
(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini