Para relawan akan dimasukkan ke dalam satuan tempur khusus yang disebut Legiun Internasional.
Komandan Direktorat Intelijen Utama, Brigadir Jenderal Kyrylo Budanov, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para relawan.
Mengutip pemberitaan CNN, (8/3/2022), Budanov mengatakan mayoritas dari para relawan belum memiliki pengalaman bertempur.
Namun, mereka telah ikut serta dalam kampanye menjaga perdamaian di seluruh dunia.
"Bantuan apa pun sangat bernilai," kata Budanov dikutip dari CNN.
Baca: Rusia Ajak Ukraina Lakukan Gencatan Senjata di Lima Kota, Ingin Buka Akses Bantuan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenzky memang sempat menyerukan seluruh warga dunia untuk bersama-sama melawan "penjahat perang Rusia".
Menjawab seruan ini, sejumlah warga negara asing (WNA) dan ekspatriat memutuskan pergi ke Ukraina untuk bertempur melawan pasukan Rusia.
Dilansir dari CNN, (5/3/2022), salah satu di antara mereka adalah seorang warga New York, Amerika Serikat (AS), bernama Vasyk Didyk (26).
"Ini tanah air kami," kata Didyk yang aslinya memang berasal dari Ukraina, dikutip dari CNN.
Dia mengaku tidak bisa hidup tenang di AS sambil melihat apa yang saat ini terjadi di Ukraina.
Didyk tidak pernah mengikuti latihan militer dan dia datang ke Ukraina bersama temannya.
Baca: Banyak WNA Ikut Bertempur di Ukraina: Bukan Hanya Ukraina yang Kami Lindungi
Keduanya terbang dari New York ke Polandia dan selanjutnya masuk ke Ukraina.
Kedutaan Besar Ukraina dilaporkan juga membantu para WNA yang ingin ikut bertempur di Ukraina.
Zelensky pada hari Minggu lalu menyebut invasi Rusia adalah "awal perang terhadap Eropa".
Hari Kamis lalu Zelensky mengatakan gelombang pertama dari 16.000 relawan dari negara asing sedang dalam perjalanan ke Ukraina.
"Untuk melindungi kemerdekaan dan hidup kami, dan untuk semuanya," kata Zelensky.
Seorang warga negara Inggris bernama Jake Dale, (29), juga menyerukan orang-orang untuk bergabung dengan Legiun Internasional Ukraina.
"Segera setelah saya mendengar panggilan Zelensky, saya berpikir dia perlu bantuan," kata Dale.
Dale mengaku keputusan itu layak dia perjuangkan. Kekasihnya juga mendukungnya.
Baca: AS Sebut Ukraina Sudah Punya Rencana Darurat jika Presiden Zelensky Terbunuh Pasukan Rusia
"Orang-orang bisa berkata bahwa pergi [ke Ukraina] tanpa memiliki latar belakang adalah hal yang keliru, tetapi saya yakin, dengan bertempur bersama warga Ukraina, saya menjawab panggilan bantuan dari mereka," kata Dale.
"Rezim Putin kejam, bukan hanya Ukraina yang sedang kami lindungi."
Sementara itu, kepada BBC, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan akan mendukung warganya yang menjadi relawan.
Kendati demikian, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ketika pergi ke Polandia mengatakan Inggris saat ini tidak "benar-benar" mendukung para relawan untuk pergi ke Ukraina.
"Saya bisa memahami alasan orang-orang, tetapi kami punya undang-undang di negara kami mengenai konflik internasional dan bagaimana konflik itu harus ditangani," kata Johnson kepada wartawan.
Pemerintah Inggris mengimbau orang-orang yang belum pernah menjalani latihan perang untuk tidak ikut bertempur.
Baca: Presiden Rusia Sebut Bisa Akhiri Invasi Rusia-Ukraina Namun Bersyarat, Simak Alasan Putin Sebenarnya
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini