Kedekatan Vladimir Putin dan Ramzan Kadyrov Tak Dibangun Semalam, Chechnya Sempat Jadi Musuh Rusia

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Republik Chechnya Ramzan Kadyrov dan Presiden Rusia Vladimir Putin

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Republik Chechnya dan presidennya, Ramzan Kadyrov, ramai diperbincangkan belakangan ini.

Kadyrov yang memimpin wilayah mayoritas Muslim di Rusia mendukung penuh invasi Vladimir Putin terhadap Ukraina.

Salah satu pertanyaan yang kerap didengungkan adalah mengapa wilayah otonom Muslim sudi membantu Rusia?

Beberapa media internasional memang pernah menggambarkan Ramzan Kadyrov sebagai sekutu terdekat Putin.

Kedekatan itu tak diraih dalam semalam, melainkan telah melalui proses yang panjang.

Berikut ini kilas balik sejarah kedekatan pemerintah utama Rusia dan Republik Chechnya.

Pernah memusuhi Rusia demi pertahankan kemerdekaan

Chechnya merupakan bagian dari Federasi Rusia yang letaknya berada di barat daya Rusia, di wilayah Pegunungan Kaukasus. Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, negara Chechnya turut menjadi sorotan setelah sikapnya yang ambil bagian dalam perang itu. (Britannica.com via Tribunnews)

Baca: Putin Pastikan Keluarga Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina Terima Santunan Rp 650 Juta

Aliansi Kadyrov-Putin sudah terjalin sejak lama, meski awalnya dirinya sempat memusuhi Kepemimpinan Rusia di Moskow.

Butuh proses panjang sebelum dia berbalik mendukung pemerintahan Kremlin.

Ramzan Kadyrov dan ayahnya, Akhmad Kadyrov, tergabung dalam pemberontak Chechen yang memerangi Rusia pada awal 1990-an demi meraih kemerdekaan Chechnya di tengah runtuhnya Uni Soviet.

Federasi Rusia, yang menjadi penerus Uni Soviet tak tinggal diam.

Mereka mulai mengirim 35-40 ribu tentara untuk meredam pemberontakan di Chechnya pada 1994.

Tak butuh waktu lama, pasukan Rusia berhasil merebut Gronzy pada Februari 1995, dilansir CNN.

Namun perebutan wilayah ibu kota itu tak menghentikan peperangan antara kedua belah pihak.

Gencatan senjata diumumkan pada 27 Mei 1996, tapi kenyataannya pertempuran tetap berlangsung di lapangan.

Pihak Chechnya terus melakukan perlawanan dan berhasil merebut tempat-tempat penting milik pemerintah.

Tiga bulan berselang, kedua belah pihak menandatangani kesepakatan damai.

Setelahnya, tentara Rusia resmi ditarik.

Buah dari dua tahun pertempuran setidaknya telah menjatuhkan 120 ribu korban tewas di pihak Chechnya.

Sementara korban tewas dari tentara Rusia mencapai 3 ribu nyawa.

Dari musuh jadi sekutu

Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya (AFP)

Baca: Ikuti Jejak Ukraina, Moldova dan Georgia Daftar Gabung Anggota Uni Eropa

Konflik kembali memanas di Chechnya pada 1999, hingga pihak Rusia kembali menduduki ibu kota Gronzy pada 2000.

Pada masa itu, Vladimir Putin sudah duduk sebagai Perdana Menteri Rusia.

Tiga tahun berselang, kedua pihak menyetujui sebuah konstitusi baru.

Rusia memberikan kekuasaan dan otonomi yang lebih besar kepada Chechnya dan tetap bertahan di Federasi Rusia.

Sejak saat itu, Chechnya mulai dekat dengan Rusia.

Naiknya Ramzan Kadyrov ke puncak pimpinan Chechnya bahkan tak lepas dari peran Putin.

Awalnya ayah Ramzan Kadyrov, yang juga didukung Putin, terpilih pada pemungutan suara tahun 2003, yang berujung pada sengketa.

Sayang, Akhmad Kadyrov harus meregang nyawa dalam serangan bom beberapa bulan kemudian.

Empat tahun berselang, Vladimir putin menunjuk Kadyrov menjadi Presiden Chechnya pada 2007.

Timbal balik yang seimbang

ILUSTRASI - Prajurit Ukraina berdiri di dekat pengangkut personel lapis baja BTR-3 di barat laut Kyiv pada 24 Februari 2022. - Chechnya turut mengerahkan pasukannya di Ukraina. Mendesak warga Ukraina untuk menggulingkan pemerintah. (Daniel LEAL / AFP)

Baca: Invasi Rusia-Ukraina Disebut Justru Menguntungkan China, Ini Penjelasan Mantan Agen Khusus FBI

Ada timbal balik yang tampak setimpal dalam relasi keduanya.

Kadyrov mengembangkan hubungan langsung dengan Kremlin lewat lembaga-lenbaga birokrasi Rusia.

Rusia membiayai pendanaan rekonstruksi infrastruktur di Chechnya.

Mereka membangun jalan dan bahkan masjid raksasa di Ibu Kota Gronzy.

Dari semua upaya itu, Vladimir Putin menuai hasil yang seimbang.

Kekuatan Kadyrov dan Chechnya mampu meredam konflik dari kelompok Islam bersenjata di sekitar wilayahnya.

Analis politik yang juga wartawan BBC, Murad Batal Shishani, menyebut Kadyrov memang terkenal kejam dalam menangani kelompok Islam bersenjata di wilayah Kaukasus Utara.

Apa dilakukan itu cukup membantu ketika Putin tengah mengkonsolidasikan kepresidenannya di Moskow.

Kadyrov juga berhasil meneruskan strategi ayahnya untuk mengkooptasi persaudaraan Muslim Sufi utama di Chechnya, Qadiriya.

Awalnya, Qadiriya memusuhi Rusia dan untuk pertama kali berbalik menjadi sekutu melawan Islamis di bawah kepemimpinan Kadyrov.

Tangan kanan Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Hungaria di Kremlin, 1 Februari 2022. (YURI KOCHETKOV / POOL / AFP)

Baca: Ulah Putin Perangi Ukraina Buat Roman Abramovich Jual Chelsea demi Kebaikan The Blues

Kini Kadyrov bisa dibilang tangan kanan Putin.

Dia telah memberikan dukungan kuat terhadap pemberontakan pro-Putin di Ukraina Timur dan mendukung aneksasi Krimea yang dilakukan Rusia.

Karena kedekatannya ini, dia turut masuk daftar orang Rusia yang dijatuhi sanksi oleh Uni Eropa dan AS, berdasarkan laporan BBC, 2020 silam.

Facebook pun memblokir akun Instagram Kadyrov pada awal Mei 2020, setelah akun Facebooknya diblokir tiga tahun sebelumnya.

Kadyrov memiliki beberapa kesamaan dengan Putin.

Salah satunya adalah suka berpose menggunakan senjata.

Kadirov pun 'identik' dengan atribut militer dan merupakan pendukung kontes bela diri.

Chechnya ingin lawan kekuatan besar di balik Ukraina

ILUSTRASI - Chechnya ingin serang kekuatan AS yang dukung Ukraina - FOTO: Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan situasi terbaru di perbatasan Ukraina-Rusia dalam sebuah acara di Ruang Roosevelt, Gedung Putih, Jumat (18/2/2022). (ALEX WONG / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Baca: Rusia Gempur Ukraina, Ini Alasan Vladimir Putin Lancarkan Operasi Militer Khusus

Direktur Indonesia Center for Middle East Studies (ICMES), Dina Y Sulaeman, bergabungnya Chechnya dalam penyerangan Ukraina memiliki maksud lain.

Menurutnya, Chechnya tak hanya fokus pada Ukraina, melainkan kekuatan besar di baliknya.

Dina menyebut dukungan penuh yang diberikan Ramzan Kadyrov adalah untuk melawan kekuatan besar Amerika Serikat (AS) yang tak bisa dilepaskan dari pusaran konflik yang tengah terjadi.

"Jadi pemetaan dukungan Chechnya itu adalah Rusia sedang melawan kekuatan besar yaitu Amerika Serikat (AS), dan AS ini punya proksi di Ukraina," kata Dina dalam tayangan Tribun Corner di kanal YouTube Tribunnews, Rabu (2/3/2022).

"Jadi saya rasa Chechnya tahu yang ia lawan bukan semata-mata Ukraina, tetapi kekuatan besar di belakangnya yang berperan melakukan kejahatan di negara-negara muslim," tandasnya sekali lagi.

(TribunNetwork/Ahmad Nur Rosikin)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer