Rusia Bakal Kepung Ibu Kota Kyiv: Jalanan di Pusat Kota Mulai Kosong, Sirine Meraung-raung

Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menhan Rusia Sergei Shoigu, kiri, Presiden Vladimir Putin, tengah, Kepala Staf Umum Valery Gerasimov, kanan. Putin memerintahkan pasukan penangkal strategis Rusia ke tugas tempur khusus atau bersiaga penuh, seperti dilansir RIA Novosti, Minggu (27/2/2022). Pasukan penangkal strategis Rusia dirancang mencegah agresi terhadap Rusia dan sekutu, serta mengalahkan agresor, termasuk dalam perang dengan senjata nuklir.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pertempuran antara Rusia dan Ukraina memasuki babak baru, diperkirakan pasukan Rusia tengah menyiapkan pengepungan Ibu Kota Kyiv dalam beberapa hari kedepan.

Bahkan, diprediksi pasukan Rusia akan lebih agresif lantaran frustasi dengan lambatnya serangan mereka di ibu kota Ukraina tersebut.

Dikutip dari Tribunnews, hal itu disampaikan langsung oleh seorang pejabat senior pertahanan AS, Senin (28/2/2022).

Sejak rencana pengepungan itulah terdengar sirene serangan udara meraung-raung di jalan kosong di Kyiv pada Senin lalu.

Sirene tersebut menjadi peringatan kemungkinan serangan rudal lain oleh Rusia saat kota itu bersiap untuk pertempuran yang lebih buruk dan ketika pasukan Rusia kian mendekat.

"Kami memprediksi mereka akan terus bergerak maju dan mencoba mengepung kota dalam beberapa hari mendatang," kata pejabat itu, sembari menambahkan bahwa pasukan Rusia berada sekitar 25 km (16 mil) dari pusat kota Kyiv.

Warga Ukraina yang berdomisili di Korea Selatan melakukan aksi unjuk rasa menentang invasi Rusia ke Ukraina, di dekat Kedutaan Rusia di Seoul, Senin (28/2/2022). (JUNG YEON-JE / AFP)

Baca: Update Hari Kelima Invasi Rusia ke Ukraina : Hancurkan Pesawat Terbesar di Dunia, Bakal Serbu Kiev

Baca: Imbas Invasi ke Ukraina, Timnas dan Klub Rusia Dilarang Tampil di Kompetisi FIFA-UEFA

Sejumlah pejabat AS meyakini bahwa perlawanan keras Ukraina mampu memperlambat laju pasukan Rusia serta kegagalan perencanaan telah membuat beberapa unit Rusia tanpa bahan bakar dan pasokan lainnya.

"Salah satu hal yang bisa terjadi adalah evaluasi ulang taktik mereka dan potensi mereka untuk menjadi lebih agresif dan lebih terbuka, baik dalam ukuran dan skala penargetan mereka di Kyiv," beber pejabat.

Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim tersebut mengungkapkan bahwa Amerika Serikat belum melihat ini terjadi namun cukup mengkhawatirkan.

Memasuki hari kelima invasi ke Ukraina, pasukan Rusia telah menembakkan sekitar 380 rudal ke sasaran Ukraina, terang pejabat tersebut.

Tak hanya itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga sudah mengerahkan 75 persen kekuatan tempur pra-tahapnya ke Ukraina.

Foto satelit yang dirilis tanggal 20 Februari 2022 memperlihatkan pengerahan pasukan di dekat Belgorod, Rusia. (SATELLITE IMAGE ©2022 MAXAR TECHNOLOGIES / AFP)

Baca: Sosok Olena Zelensky, Istri Presiden Ukraina yang Berjanji Tak Akan Kabur dari Serangan Rusia

Baca: Invasi Rusia ke Ukraina, Putin Perintahkan Pasukan Strategisnya, Termasuk Senjata Nuklir Siaga Penuh

Pejabat itu juga membeberkan tidak ada indikasi pasukan Belarusia berada di Ukraina, bergerak ke arah tersebut atau bersiap untuk pindah ke Ukraina.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyebut pekan lalu pasukan dari negara bekas Sovietnya dapat mengambil bagian dalam operasi militer Rusia melawan Ukraina jika dibutuhkan.

Pejabat tersebut mengungkapkan Amerika Serikat telah melihat beberapa sinyal bahwa kontraktor militer swasta dari Grup Wagner mungkin akan terlibat di Ukraina untuk mendukung pasukan Rusia.

Sehingga, Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Grup Wagner, menuduhnya melakukan operasi klandestin untuk Kremlin.

Sementara itu, Vladimir Putin menjelaskan bahwa kelompok tersebut mewakili negara Rusia, namun kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di mana pun di dunia selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)

Baca lengkap soal Rusia di sini



Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer