Bantu Perkuat Pertahanan Ukraina, NATO Kerahkan Ribuan Pasukan Siap Tempur Lawan Rusia

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara brigade udara Angkatan Darat AS berdiri di Pangkalan Militer Adazi angkatan bersenjata Latvia di Adazi, Latvia pada 25 Februari 2022, setibanya misi mereka untuk memperkuat kelompok tempur multinasional NATO enhanced Forward Presence (eFP) setelah agresi militer Rusia terhadap Ukraina.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akhirnya memberikan respons terkait invasi Rusia ke Ukraina. Mereka akan membantu pertahanan Ukraina dengan mengerahkan ribuan pasukan siap tempur.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi juga meningkatkan dukungan senjata ke Kyiv, Ukraina, untuk memperkuat pertahanan di wilayah sekutu.

Jens Stoltenberg mengatakan pada Jumat (26/2/2022) bahwa aliansi itu mengerahkan ribuan pasukan siap tempur ke negara-negara dekat Ukraina, serta terus mengirim senjata ke Ukraina termasuk pertahanan udara setelah serangan Rusia.

Stoltenberg berujar bahwa NATO mengerahkan unsur-unsur kekuatan responsnya yang cepat terdiri dari pasukan operasi darat, udara, maritim dan khusus di wilayah sekutu.

Beberapa dari 30 sekutu NATO, kata Stoltenberg, juga mengumumkan jenis senjata yang akan mereka suplai ke Ukraina.

"Sekutu sangat berkomitmen untuk terus memberikan dukungan. Kami sekarang mengerahkan pasukan respons NATO untuk pertama kalinya dalam konteks pertahanan kolektif," kata Stoltenberg, dikutip TribunnewsWiki dari Al Jazeera, Sabtu (26/2022).

"Tidak boleh ada ruang untuk salah perhitungan atau kesalahpahaman. Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dan membela setiap sekutu, dan setiap inci wilayah NATO."

Prajurit dari brigade lintas udara Angkatan Darat AS berdiri di Pangkalan Militer Adazi angkatan bersenjata Latvia di Adazi, Latvia pada 25 Februari 2022, saat tiba untuk misi mereka memperkuat kelompok pertempuran multinasional Forward Presence (eFP) NATO yang ditingkatkan di kebangkitan agresi militer Rusia ke Ukraina. (Gint Ivuskans / AFP)


Baca: Tak Gentar dengan Serangan Rusia, Presiden Ukraina Tetap Tinggal di Kyiv: Saya Target Nomor 1 Musuh

Baca: Ukraina

Stoltenberg juga menuduh Rusia berusaha menggulingkan pemerintah Ukraina.

"Kami melihat retorika, pesan-pesan, yang sangat menunjukkan bahwa tujuannya adalah untuk menghapus pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kyiv," katanya dalam konferensi pers setelah pertemuan virtual para pemimpin NATO.

Pasukan Respons NATO dapat berjumlah hingga 40.000 tentara, tetapi Stoltenberg mengatakan aliansi itu tidak akan mengerahkan seluruh pasukan.

Bagian dari unit ujung tombak yang dikenal dalam jargon NATO sebagai Satuan Tugas Gabungan Kesiapan Sangat Tinggi, yang saat ini dipimpin oleh Prancis, juga akan dikirim.

Pengumuman itu muncul setelah anggota NATO, mulai dari tetangga Rusia Estonia di utara Ukraina yang dilanda konflik, hingga Bulgaria di pantai Laut Hitam di selatan memicu konsultasi mendesak pada Kamis tentang keamanan mereka di tengah kekhawatiran dari invasi.

"Kami akan terus mengambil semua tindakan dan keputusan yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan pertahanan semua sekutu," kata para pemimpin dalam sebuah pernyataan.

"Kami akan melakukan semua pengerahan yang diperlukan untuk memastikan pencegahan dan pertahanan yang kuat dan kredibel di seluruh aliansi, sekarang dan di masa depan."

Beberapa dari 30 negara anggota NATO memasok senjata, amunisi, dan peralatan lainnya ke Ukraina, tetapi NATO sebagai sebuah organisasi tidak.

Ia tidak akan melancarkan aksi militer apa pun untuk mendukung Ukraina, yang merupakan mitra dekat tetapi tidak memiliki prospek yang jelas untuk bergabung.

Ribuan warga Ukraina menyeberang Jumat ke negara-negara tetangga di barat untuk mencari keselamatan dari perang yang sedang berlangsung di negara mereka.

Karena pria usia militer dilarang meninggalkan negara itu, sebagian besar dari mereka yang melintasi perbatasan adalah wanita, anak-anak, dan orang tua.

(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)

Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini



Penulis: Rakli Almughni
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer