BMKG Sebut Hujan Es di Surabaya Bisa Terulang, Simak Proses Terjadinya Fenomena Hujan Es

Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hujan es

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Fenomena hujan es yang terjadi di wilayah sekitar Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/2/2022), ramai menjadi perbincangan netizen jagat media sosial.

Seorang pengguna akun Twitter @sheibriel2 mengunggah video penampakan tumpukan es di teras rumahnya, yang terjatuh bersamaan dengan hujan.

Ia menginformasikan bahwa hujan es tersebut terjadi di daerah Wiyung.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun membenarkan kondisi tersebut.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Sidorjo Jawa Timur, teguh Tri Susanto SSi MT mengatakan, hujan es di sekitar wilayah Surabaya ini dalam ilmu meteorologi juga disebut dengan hail.

Ia menyebut, hail atau hujan es merupakan presipitasi yang terdiri atas bola-bla.

Teguh Tri Susanto atau yang akrab disapa Toto menjelaskan, bahwa hujan es ini terjadi disebabkan oleh awan Cumulonimbus (Cb).

"Puncak awan Cb dapat menghasilkan butiran es," kata Toto kepada Kompas.com, (21/2/2022).

Ilustrasi butiran es yang jatuh saat hujan mengguyur wilayah Depok, Selasa (20/3/2018) sore. (Warta Kota/Budi Sam Law Malau)

Baca: Yogyakarta Diguyur Hujan Es Dua Hari, BMKG Beri Penjelasan

Butiran es ini terjadi ketika downdraft atau aliran udara ke bawah dari awan Cb cukup tinggi, dan didukung juga suhu permukaan atau daratan cukup dingin, maka hujan dari awan Cb jatuh dalam bentuk butiran es.

Menurut citra satelit Himawari-8 IR Enhanced, pertumbuhan awan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Comulonimbus.

Suhu konvektif sebagai syarat terjadinya awan konvektif tercapai, sehingga membentuk awan penghujan yaitu awan Cumulonimbus yang relatif tinggi dengan ketinggian 8-9 km dengan suhu puncak awan bisa mencapai -69 hingga -100 derajat Celcius.

Serta, nilai reflektivittas awan penghujan pada Citra Radar relatif tinggi, pada kejadian hujan es di Surabaya nilai reflektivitasnya sekitar 50-60 dBz.

Ketika ditanya terkait potensi hujan es untuk beberapa hari ke depan, Toto mengatakan, potensinya masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.

"Masih bisa. Karena masih dalam fase puncak musim penghujan," ungkap Toto.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap risik cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi.

Melansir Tribunnews.com, bencana hidormeteorologi yang bisa terjadi, di antaranya hujan intensitas lebat yang dapat disertai angin kencang, hujan es, banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang dan lain sebagainya.

Sementara itu, ia membeberkan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Jember diperkirakan menjadi wilayah yang bakal terjadi hujan, dapat disertai angin kencang dan kilat atau petir pada petang menjelang malam hari.

Sementara itu, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kota Kediri, Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Malang, dan Kabupaten Malang menjadi wilayah yang berpeluang terjadi hujan lebat, dapat disertai angin kencang dan kilat atau petir, pada Selasa (22/2/2022).

Baca: Warga Cianjur Dikejutkan Fenomena Langka Hujan Es Sebesar Kelereng hingga Puting Beliung

Fenomena Terjadinya Hujan Es

Fenomena hujan es Fenomena hujan es merupakan presipitasi dalam bentuk es dalam berbagai ukuran dan bentuk yang tidak beraturan. Ukuran es yang jatuh bisa 5 sampai 50 milimeter.

Apabila dalam skala besar, hujan es berpotensi membahayakan dan merusak, contohnya kerusakan pada ats rumah.

Kendati demikian, fenomena hujan es ternyata hal yang biasa terjadi, khususnya di wilayah tropis.

Umumnya, hujan es terjadi ada musim peralihan yang disertai dengan hujan lebah, petir, dan angin kencang. Dalam istilah meteorologi, hujan es disebut juga dengan hail.

Hujan es dihasilkan oleh awan kumulonimbus dan hanya terjadi dalam waktu singkat, yaitu kurang dari 1 jam.

Proses Terjadinya Hujan Es

Melansir Tribunnews.com, hujan es terjadi akibat terbentuknya awan kumulonimbus yang menjulang tinggi ke angkasa hingga ketinggian lebih dari 9.000 meter.

Suhu di bagian puncak awan tersebut bisa mencapai -60 derajat Celsius sehingga uap air akan membentuk kristal-kristal es.

Apabila awan cukup tinggi dan suhu Bumi lebih panas, es tersebut akan turun sebagai hujan air biasa.

Akan tetapi, apabila ketinggian awan lebih dekat ke Bumi, maka kristal es itu akan jatuh sebagai hujan es.

Semakin besar dan tinggi awan yang terbentuk, maka semakin besar pula es yang mungkin terbentuk.

Diameter hujan es terbesar yang pernah tercatat adalah 20,3 sentimeter dan berat 1 kilogram yang terjadi di Dakota Selatan, Amerika Serikat.

Hujan es bisa merusak dan berbahaya bagi manusia karena bongkahan es tersebut jatuh dengan kecepatan tinggi yang dipengaruhi gaya gravitasi. Hujan es jatuh dengan kecepatan 170 kilometer per jam.

Baca: Viral Video Hujan Es Terjadi di Puncak Gunung Slamet, Ini Penjelasan BMKG

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya)

Baca selengkapnya terkait fenomena hujan es di sini



Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer