Foto tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram tim Repsol Honda @hrc_motogp, di hari yang sama.
Dalam foto yang beredar luas, terdapat tiga pria bersarung yang menonton sambil menyilangkan tangan.
Sementara itu, di hadapan mereka terlihat pembalap Marc Maquez tengah melaku kencang di Sirkuit Mandalika.
"Private or public test? Incredible passion from the locals here! (Tes pramusim privat atau publik? Gairah yang luar biasa dari penduduk lokal di sini!)" tulis akun @hrc_motogp.
Diketahui, hingga Senin (14/2/2022), postingan tersebut telah disukai lebih dari 64 ribu pengguna Instagram dengan dua ribu lebih komentar, yang mayoritas berasal dari netizen Indonesia.
Baca: Lintasan Sirkuit Mandalika Sempat Kotor, Dorna Sports Beri Saran Ini
Mengutip Kompas.com, tiga orang yang terekspos kamera tersebut adalah Sibawaeh (53), Medan (47) yang merupakan adik ipar Sibawaeh, dan Amaq Manim (57).
Ketiga pria tersebut dapat menyaksikan para pebalap melintas di tikungan 9.
Diketahui, mereka tinggal di sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Uniknya, mereka menonton para pebalap tersebut di kebun singkong milik Sibawaeh, yang masih sengketa.
Ternyata, masih ada sisa lahan miliknya yang belum dibayar terkait pembangunan Sirkuit Mandalika, namun telah digunakan para pebalap kelas dunia menjajal sirkuit tersebut.
Sibawaeh merupakan pemilik sah lahan seluas 3,5 hektar di persil 262 yang kini menjadi tikungan 9 di sirkuit tersebut.
"Bahkan sampai ke hati saya rasanya, deru motor itu. Mereka akan melintas kembali di tanah yang belum diselesaikan masalahnya," kata Sibawaeh, Sabtu (12/1/2022).
Baca: Jelang Tes Sirkuit Mandalika, Pembalap MotoGP Menikmati Segarnya Kelapa Muda di Lombok
Terkait fotonya yang viral, Sibawaeh sendiri tak tahu ada kamera yang membidiknya.
Ia mengetahui hal itu usai rekannya mengirim foto viral tersebut.
"Saya tidak tahu kalau difoto, saya tidak menyadari hal itu. Karena kami semua tengah berpikir bagaimana kasus sengketa lahan kami bisa selesai sebelum perhelatan MotoGP," kata dia.
Atas fotonya yang viral, ia pun mengaku biasa saja. Menurutnya, bidikan kamera pada dirinya karena sebuah kebetulan saja.
Ia dan warga lain sebagai pemilik lahan, menyebut masih bersabar dan tidak mengganggu perhelatan balap kelas dunia tersebut.
Sibawaeh menyatakan, seandainya para pebalap tahu lintasan yang dilalui mereka masih berupa tanah sengketa, mereka tak akan sampai hati melewatinya.
"Kalaupun kita bisa bertemu dengan dia (Marc Marquez) dan melihat keadaan kami yang menderita selama ini, mungkin tidak sampai hati melintas di sini."
"Apalagi dengan laju kecepatan tinggi karena dia sebagai pembalap," ungkap Sibawaeh, dilansir Kompas.com.
"Jadi kalau dikatakan kenapa ada foto saya, mungkin mata kamera diarahkan Tuhan kepada saya, sehingga pihak yang mengunggah bisa membantu menyuarakan perasaan saya, agar tanah saya segera dibayar," lanjutnya.
Baca: Ratusan Sopir dan Warga Blokade Jalan di Sirkuit Mandalika, Ini Penyebabnya
Sementara itu, mengenai sengketa lahan yang belum tuntas, Gubernur NTB telah membentuk Satgas penyelesaian sengketa lahan antara warga dan ITDC.
Akan tetapi, hingga tes pramusim berjalan sejak Jumat 11 Februari 2022 kemarin, sengketa tersebut tak kunjung usai.
Menurut Anggota Satgas Penyelesaian Sengketa Lahan Sirkuit, Zainal Asikin, hingga hari ini pihaknya baru menyelesaikan dua kasus lahan warga yang bersengketa dengan ITDC.
Asikin menyebut, masih ada 10 kasus sengketa lahan lainnya. Ia bahkan ragu kasus tersebut dapat rampung hingga perhelatan MotoGP pada 18 hingga 21 Maret 2022 mendatang.
"Kita baru selesaikan dua kasus, masih ada 10 kasus lainnya. Mungkin tidak bisa kita menyelesaikan hingga perhelatan MotoGP," kata Asikin kepada Kompas.com saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (13/2/2022).
Asikin mengaku kesulitan menyelesaikan lahan sengketa tersebut, lantaran masing-masing warga memiliki banyak ahli waris yang harus dihadirkan.
"Itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, tidak bisa diselesaikan tanpa harus menuntaskan satu kasus sekaligus dengan menghadirkan ahli warisnya," kata Asikin, mengutip Kompas.com.
Adapun, pihaknya menyebut akan mengeluarkan rekomendasi dari proses penyelesaian lahan tersebut, berupa layak atau tidaknya lahan itu dibayar oleh ITDC.
Mengenai pengakuan Sibawaeh terkait lahannya yang masih sengketa, ahli hukum Universitas Mataram itu menegaskan bahwa kinerja tim Satgas berlandaskan pada aaspek hukum dan aspek kemanfaatan bagi kedua belah pihak.
"Dua aspek ini kita utamakan, kalau memang apa yang kita gelar, apa yang kita kaji, kalau memang ITDC harus membayar, kita akan tekan untuk membayar warga," jelasnya.
Baca: Sirkuit Mandalika
Baca selengkapnya terkait Sirkuit Mandala di sini