Nadiem Ungkap Alasan Pemerintah Susun Kurikulum Merdeka : Kurikulum 2013 Kaku, Padat, Membosankan

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nadiem Makarim dalam sambutan Kick Off G20 on Education and Culture?, di Jakarta, Rabu (9/2/2022)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menyampaikan sejumlah alasan pemerintah membuat Kurikulum Merdeka.

Pertama, Kurikulum 2013 atau yang di tahun ajaran 2021/2022 tidak fleksibel.

“Dia (guru) tidak bisa memilih sekolah itu mau fokus di bagian mana dulu, karena sangat kaku dan tidak fleksibel,” kata Nadiem secara virtual, Jumat (11/2/2022), dikutip dari Kompas.com.

Kemudian, materi pembelajaran di kurikulum saat ini terlalu padat.

Nadiem mengatakan, hal itu kerap menjadi keluhan para peserta didik.

Kepadatan materi tersebut juga membuat kurangnya waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam.

“Kita sudah mendengar komplain dari anak-anak kita, di masa pandemi khususnya, materi ini terlalu padat, tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam,” ucapnya.

Mendikbud Nadiem Makarim (KOMPAS.com/Dian Erika)

Nadiem mengatakan setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda.

Dengan materi pembelajaran terlalu padat, hanya akan membuat siswa yang tertinggal justru semakin ketinggalan.

Kemudian, Nadiem mengatakan, materi pembelajaran yang ada saat ini membosankan dan kurang beragam.

“Materi kita kadang-kadang membosankan, kurang beragam, sehingga guru tidak punya banyak toolkit untuk mengembangkan pembelajaran kontekstual,” kata dia.

Baca: Nadiem Makarim

Baca: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Kemudian, teknologi digital belum digunakan secara optimal untuk pembelajaran.

Lantaran hal tersebut kemudian Kemendikbud Ristek membuat kurikulum baru yang dirancang lebih fleksible serta fokus ke materi yang esensial.

Kemendikbud Ristek juga bakal memberikan dukungan digital berupa aplikasi yang akan menjadi referensi bagi guru dalam mengembangkan praktek mengajar secara mandiri dan berbagi praktek lain.

“Bisa memberikan keleluasaan para guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik,” imbuh Nadiem.

Nadiem menjelaskan, Kurikulum Merdeka merupakan inovasi dari Kurikulum Darurat yang diluncurkan saat awal pandemi Covid-19.

“Jadi Kurikulum Merdeka itu adalah Kurikulum Darurat yang kita kembangkan supaya lebih optimal lagi,” ucapnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)

SIMAK ARTIKEL SEPUTAR NADIEM MAKARIM DI SINI



Penulis: Putradi Pamungkas

Berita Populer