"Mungkin kebijakan mengenai PJJ di level tersebut ya mungkin juga bisa dilakukan," seperti dilansir oleh Kompas.com, Kamis (10/2/2022).
Dasco menyadari pentingnya pencegahan pada saat tren peningkatan kasus Covid-19 serta penyebaran Omicron di tanah air.
Oleh karena itu, politisi Partai Gerindra itu menyoroti pembelajaran tatap muka (PTM) yang diberlakukan.
Penerapan kebijakan PTM di tengah pandemi seperti ini memberikan rasa khawatir bagi para orang tua lantaran risiko anak terpapar Covid-19.
Baca: Kasus Covid-19 di Depok Melambung, Ambulans PMI Sering Bolak-balik Antar Pasien
Baca: Luhut Tolak Usul Anies Hentikan PTM di DKI Jakarta, Fadli Zon: Aneh, Mari Gunakan Akal Sehat Pak LBP
"Banyak orang tua yang khawatir mengenai, kalau masuk, kemudian anaknya terkena virus. Tapi ada juga aspirasi yang menyatakan bahwa mereka juga melihat anaknya jenuh di rumah, kemudian ada yang main gadget, main game," bebernya.
Oleh sebab itu, ia menilai pemerintah perlu mengevaluasi PTM berjangka waktu dengan mempertimbangkan kondisi tren peningkatan Covid-19.
Menurut Dasco, hal itu perlu dilakukan karena PTM merupakan kepentingan semua pihak, antaran murid, guru, maupun orang tua.
Selain itu, politisi Partai Gerindra itu meminta pihak sekolah yang masih menerapkan PTM untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Supaya kita menghindari yang tidak kita inginkan, terutama klaster baru," ujar Dasco.
Baca: Covid-19 Meroket, Pemerintah Belum Terapkan PPKM Darurat : Keterpakaian RS Masih Terkendali
Baca: Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RSUD Cengkareng Capai 90 Persen, ICU Penuh
Tak hanya itu saja, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan beberapa wilayah aglomerasi akan berstatus level 3 dalam perpanjang PPKM.
Wilayah tersebut mencakup Bandung Raya, DIY, Bali, dan Jabodetabek.
"Berdasarkan level asesmen, aglomerasi Jabodetabek, DIY, Bali, dan Bandung Raya akan ke level 3," ungkap Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang digelar secara daring pada Senin (7/2/2022).
"Bukan karena tingginya kasus, tapi karena rendahnya tracing," kata Luhut.
Baca lengkap soal Covid-19 di sini