Hal tersebut dilaporkan Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta sekaligus kuasa hukum warga Desa Wadas, Julian Duwi Prasetia.
Mengutip Kompas TV, Julian menyebut terdapat ribuan polisi bersenjata lengkap yang menyerbu Wadas.
"Iya, benar. Warga masih Mujahadahan di masjid dan masih dikepung polisi," ujarnya.
Selain itu, keterangan serupa juga diinformasikan oleh akun Twitter @Wadas_Melawan.
"Ribuan polisi sudah sampai jalan depan masjid, di mana seluruh masyarakat berkumpul, bermujahadah bersama di masjid."
"Diduga polisi tersebut juga mencopot dan merusak banner di sepanjang jalan," tulis @Wadas_Melawan.
Melansir Kompas.com, kedatangan aparat kepolisian ini dalam rangka proses pengukuran lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener.
Baca: Komnas HAM Turut Angkat Bicara tentang Tindak Kekerasan yang Terjadi di Desa Wadas
Sedikitnya 23 warga ditangkap polisi saat proses pengukuran lahan tersebut.
Ke-23 orang itu diduga hendak bertindak merusuh dengan bukti sejumlah senjata tajam yang dibawa.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudussy.
"Pada saat pengukuran, ada 23 orang yang diamankan. Saat itu mereka membawa senjata tajam, memprovokasi, serta membuat friksi dengan pihak lain yaitu pihak yang pro pembangunan (waduk)," kata Iqbal pada Selasa (8/2/2022).
Akan tetapi, dugaan tersebut langsung dibantah oleh warga Desa Wadas.
Warga mengungkapkan, senjata tajam yang dibawa bukan untuk bertindak merusuh, melainkan dipakai bertani di ladang dan membuat kerajinan bambu.
"Kami biasa bekerja di ladang memakai alat-alat itu, seperti arit, bendo, pisau dan sebagainya."
"Saat ratusan polisi merangsek ke Wadas, ada warga yang sedang mengayam besek (kerajinan bambu) pakai pisau, lalu langsung dibawa polisi," ujar seorang warga Desa Wadas, Siswanto.
Baca: Mahfud MD Tegaskan Tak Ada Kekerasan dan Penembakan dari Aparat dalam Konflik di Wadas
Selain itu, dua warga Desa Wadas yang tengah berada di sebuah warung kopi turut diamankan pihak kepolisian.
Personel yang datang ke Desa Wadas tidak hanyalah polisi, tetapi juga TNI bersenjata lengkap.
Aparat gabungan ini akan berjaga di lokasi selama proses pengukuran tanah mulai 8 hingga 10 Februari 2022.
Siswanto menyampaikan bahwa warga Desa Wadas sangat kecewa karena aparat keamanan justru bertindak anarkis kepada warga.
"Tidak mungkin berani kami melawan aparat yang jumlahnya ratusan, kami hanya warga biasa. Yang hanya bisa kami lakukan saat itu cuma berdoa, mujahadah di Masjid," kata Siswanto.
Baca: Ganjar Pranowo Minta Maaf kepada Masyarakat Desa Wadas: Saya Bertanggung Jawab
Baca selengkapnya terkait polemik Desa Wadas di sini