Akibat kecelakaan ini, sebanyak 13 orang meninggal dunia, termasuk sang sopir.
Kapolres Bantul AKBP Ihsan menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan saksi, bus dengan nama GA Trans yang mengalami kecelakaan tersebut sebelumnya tidak kuat ketika melaju di tanjakan.
Kemudian sejumlah penumpang sempat untuk turun, lalu naik kembali.
Bus dengan pelat nomor AD 1507 EH itu pun melaju dan tetap sulit menaklukan tanjakan sehingga turun kembali lalu oleng.
Untuk mencegah tabrakan terhadap kendaraan di belakangnya, sang sopir membanting stir ke kanan sehingga bus oleng dan terguling.
"Dari keterangan saksi yang ada di bus tersebut, menyatakan bahwa melihat sopir panik, sambil mempermainkan hand grip atau persneling gigi. Sehingga ada indikasi bahwa fungsi pengereman tidak berfungsi atau remnya blong," kata Ihsan, Minggu (6/2/2022).
Bus tersebut mengangkut penumpang dan kru sebanyak 42 orang.
Adapun mereka semua merupakan rombongan karyawan pabrik konveksi di Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca: Ganjar Pranowo Alami Kecelakaan saat Bersepeda, Tangannya Cedera dan Harus Jalani Operasi
Baca: 2 Pengendara Motor di Lombok Barat Tewas setelah Alami Kecelakaan Maut
Kapolres Bantul, AKBP Ihsan menyebut bahwa korban tewas dalam kecelakaan bus pariwisata tertua berumur 75 tahun dan yang termuda berumur 10 tahun.
"Rentang usia meninggal data paling tua 75 tahun, paling muda 10 tahun," ujar Ihsan, Minggu.
Pihak kepolisian bersama pihak rumah sakit, dan Jasa Raharja memulangkan 13 korban tewas sesuai KTP masing-masing.
"Korban diantar ke keluarga masing-masing, sekali lagi berduka cita kepada korban atas peristiwa ini. Tentunya akan kami olah TKP dan penyidikan penyebab kecelakaan. Kami proses sesuai ketentuan yang berlaku," kata Ihsan.
Ihsan mengungkapkan bahwa ada 3 balita yang menjadi korban dalam kecelakaan bus ini.
Ketiga balita itu mengalami luka-luka, dan sekarang sedang dalam perawatan.
"Sebanyak 3 balita masih perawatan," ujar AKBP Ihsan.