Eropa sangat bergantung pada pasokan gas Rusia. Bahkan, Rusia menyuplai sepertiga gas yang dibutuhkan Eropa.
Harga gas pun sudah merangkak naik di tengah krisis Ukraina sehingga memperbesar pengeluaran penduduk Eropa.
Gas Rusia dialirkan melalui pipa gas Ukraina ke seluruh Eropa. Oleh karena itu, Eropa bisa mengalami "bencana energi" jika Ukraina benar-benar diinvasi dan Rusia melarang ekspor.
Dilansir dari The Guardian, (28/1/2022), sejumlah langkah pun direncanakan untuk mengantisipasi krisis energi yang mungkin terjadi.
Sebagai contoh, AS mengatakan tengah mematangkan rencana mendatangkan pasokan gas alam ke Eropa melalui kapal tanker.
Baca: AS dan Sekutunya Bersiaga Hadapi Kemungkinan Invasi Rusia ke Ukraina
Baca: Joe Biden: Jika Rusia Menyerbu Ukraina, Itu Akan Jadi Invasi Terbesar sejak Perang Dunia II
Qatar disebut-sebut bakal memasok gas ke Eropa jika invasi terjadi. Negara ini dikenal sebagai sekutu Barat di Timur Tengah dan telah memasok gas ke Inggris dan negara Eropa lainnya selama bertahun-tahun.
Selain Qatar, Libya juga disebut-sebut bisa memasok gas ke Eropa karena produksi gasnya besar dan lokasinya dekat dengan Eropa.
AS dalam sebulan ini juga meningkatkan ekspor gas ke Eropa untuk melepaskan ketergantungan negara Barat pada Rusia.
Jumlah pasokan gas darurat yang dibutuhkan oleh Eropa bergantung pada seberapa parah krisis antara Rusia dan Ukraina.
Setiap hari Rusia mengirimkan sekitar 230 juta meter kubik gas ke Eropa. Sepertiga dari jumlah itu dialirkan ke barat melalui pipa gas di Ukraina.
Para pakar masih berbeda pendapat mengenai apakah Rusia akan melarang semua ekspor gas ke Eropa atau hanya gas yang mengalir ke pipa Ukraina.
Baca: Krisis Ukraina, NATO Kirim Kapal dan Jet Tempur ke Eropa Timur
Sementara itu, Qatar yang disebut bisa menolong Eropa dari krisis energi, tiap tahun memproduksi 77 juta ton gas alam.
Namun, negara itu memiliki kontrak pengiriman gas kepada sejumlah pembeli di Asia, Eropa, Kuwait, dan sejumlah perusahaan energi.
AS juga berkomitmen mengirimkan 80 juta ton gas alam kepada para pembeli di Asia.
Ada kemungkinan pasokan gas yang sedianya dikirim ke Asia bisa dialihkan ke Eropa.
Krisis energi akibat konflik internasional pernah terjadi beberapa kali. Namun, ini disebabkan oleh pasokan minyak, bukan gas.
Sebagai contoh, ketika perang saudara Libya berlangsung, Arab Saudi meningkatkan ekspornya untuk mengatasi kurangnya pasokan minyak dunia.
Baca: Inggris Berikan Peringatan: Situasi Mengerikan Akan Muncul jika Rusia Menyerbu Ukraina
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini