Biden mengatakan ada konsekuensi besar yang akan dihadapi Rusia jika negara pimpinan Vladimir Putin itu benar-benar melakukan invasi.
"Itu akan menjadi invasi terbesar sejak Perang Dunia II," kata Biden dikutip dari The Guardian, (26/1/2022).
"Itu akan mengubah dunia," kata dia menambahkan.
Selain itu, Biden menyebut pasukan AS bisa saja dikerahkan ke Eropa "dalam waktu dekat", tetapi tidak ditempatkan di Ukraina.
Inggris turut memberikan peringatan kepada Rusia mengenai persoalan Ukraina.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan ada konsekuensi besar yang muncul apabila Rusia menginvasi Ukraina.
Baca: Krisis Ukraina, NATO Kirim Kapal dan Jet Tempur ke Eropa Timur
Truss mengatakan invasi ke Ukraina hanya akan memunculkan "situasi mengerikan dan hilangnya nyawa", sama seperti Perang Soviet-Afganistan dan konflik di Ceko pada masa silam.
Oleh karena itu, dia mendesak Putin untuk "berhenti dan mundur dari Ukraina sebelum dia membuat kesalahan besar".
Tak hanya itu, Truss juga mengatakan Rusia tidak pernah belajar dari sejarah.
Dia memandang konflik yang terjadi di Ukraina saat ini adalah bagian dari perselisihan yang lebih besar antara negara-negara liberal dan negara-negara autokrasi, termasuk Rusia dan Cina.
"Bersama dengan sekutu kita, kita kana terus berada di pihak Ukraina dan mendesak Rusia untuk menurunkan ketegangan dan terlibat dalam pembicaraan penting. Apa yang terjadi di Eropa Timur berdampak kepada dunia," kata Truss dikutip dari The Guardian, (21/1/2022).
Baca: Dituding Hendak Gantikan Pemerintahan Ukraina, Rusia Membantah
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan telah menyiagakan pasukan dan mengirim lebih banyak kapal dan jet tempur ke Eropa Timur untuk berjaga-jaga seandainya Rusia menginvasi Ukraina.
Rusia mengkritik pengerahan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan yang berlebihan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan AS mengatakan telah mengirimkan 8.500 pasukan Amerika di sana.
Dilansir dari Reuters, (25/1/2022), pasukan tersebut siap dikerahkan ke Ukraina apabila Rusia benar-benar akan menyerbu Ukraina.
Hubungan antara Barat dan Rusia kembali memanas setelah negara pimpinan Vladimir Putin itu mengerahkan 100.000 pasukan ke perbatasan Ukraina.
Baca: Inggris Berikan Peringatan: Situasi Mengerikan Akan Muncul jika Rusia Menyerbu Ukraina
Ini membuat Ukraina seakan dikepung dari utara, timur, dan selatan oleh pasukan militer.
Kendati demikian, Rusia berulang kali membantah adanya rencana menyerbu Ukraina.
Untuk mendiskusikan masalah Ukraina, AS bersama pemimpin negara-negara Eropa melakukan rapat pada hari Senin, (24/1/2022).
Pihak Gedung Putih menyatakan AS dan negara-negara Barat berusaha mencegah invasi Rusia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sebelumnya mengatakan NATO akan melakukan segala tindakan yang diperlukan dalam menangani krisis Ukraina.
"Kami akan selalu merespons setiap hal yang memperburuk situasi keamanan, termasuk dengan menguatkan pertahanan-bersama kita," kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan.
Sejauh ini NATO telah memiliki 4.000 pasukan di Estonia, Lithuania, Latvia, dan Polandia.
Mereka dibekali dengan tank, pertahanan udara, dan agen intelijen.
Baca: AS Tuding Rusia Berkonspirasi untuk Mengambil Alih Pemerintahan Ukraina
Sementara itu, AS dilaporkan bakal mengerahkan sejumlah pasukan ke Eropa Barat dan Eropa Timur dalam beberapa pekan mendatang.
NATO juga mengatakan Denmark, Spanyol, Prancis, dan Belanda berencana mengirimkan pasukan, pesawat, dan kapal ke Eropa Timur.
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini