Dalam pidato wisuda yang diperuntukan untuk Sarjana, Profesi, Magister, dan Doktor di universitas tersebut, Prof Dr. Taruna Ikrar menekankan pada disrupsi dan perubahan yang terjadi pada revolusi industri 4.0 ini.
Ia menyebut persaingan di dunia kerja tidak lagi linier dan perubahannya sangat cepat dan menciptakan tatanan baru.
Oleh karena itu, menurutnya, para wisudawan dan sejumlah sivitas akademika serta masyarakat, perlu meningkatkan sikap inovatif dan solutif guna menanggapi perubahan tersebut.
"Disrupsi menginisiasi lahirnya tantangan dan ancaman baru dengan strategi yang seharusnya lebih inovatif dan solutif," kata Taruna Ikrar.
"Adanya cakupan perubahan yang luas, menuntut kita untuk berubah (change) atau punah (extinct)," lanjutnya.
Baca: Ketua Konsil Kedokteran (KKI) Taruna Ikrar Menjadi Promotor Pengukuhan Profesor Eks Menkes Terawan
Ketua KKI tersebut juga menyampaikan lima poin disrupsi atau sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental.
Kelima poin tersebut di antaranya disrupsi revolusi industri 4.0, disrupsi digitalisasi yang meliputi sosial media, meta dan sejenisnya, disrupsi telekomunikasi, disrupsi perubahan iklim, hingga disrupsi pandemi Covid-19.
Taruna Ikrar menyampaikan, dalam kompetisi era disrupsi ini sulit menemukan best practice karena semua orang dan semua lembaga secara serempak merasa gamang, bahkan sebagian sedang belajar.
"Orientasi pada best practice semata akan membuat kita selalu menunggu langkah orang lain dulu sehingga memposisikan diri kita sebagai pengikut saja," kata Taruna Ikrar.
Ia menegaskan, dengan orientasi masa depan, seseorang dapat memulai langkah sendiri sehingga menjadi acuan oleh orang ataupun lembaga lainnya, dan dapat menjadi pemenang dari perubahan tersebut.
Baca: Taruna Ikrar Raih ICMI Award Bidang Teknologi Kesehatan
Taruna Ikrar juga menyampaikan bahwa untuk menjadi World Class University, kampus-kampus di Indonesia perlu mengadakan sejumlah agenda transformasi bagi univesitas.
Agenda tersebut meliputi poin kebebasan, moral, kekuatan dan inspirasi, adanya inovator yang mana kampus menjadi lembaga pembaharu, leadership atau kepeloporan dalam agenda aksi, antisipasi dan reaksi dalam perubahan yang terjadi, serta partnership atau kolaborasi demi mencapai tujuan bersama.
"Kelima transformasi tersebut penting untuk memposisikan kampus secara sentral dalam arus besar perubahan dan disrupsi ini," kata Taruna Ikrar.
Ia mengatakan kemampuan kampus dalam memposisikan diri seperti itu tergantung kesamaan visi, pola pikir dan budaya akademik suatu kampus.
"Yang artinya, semua universitas dan lembaga pendidikan di era disrupsi global, memiliki peluang yang sama untuk tumbuh dan mengalami akselerasi kemajuan di bidang World Class University, termasuk di dalamnya Universitas Mahayati," kata Taruna Ikrar.
Oleh karena itu, pada kesempatan tersebut, Taruna Ikrar mengajak segenap sivitas akademika, para alumni, staf, dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung cita-cita dan visi besar Universitas Malahayati menjadi "World Class University.
Baca: Prof Taruna Ikrar Bersama dr Dito Anurogo Publikasi Jurnal Internasional Tentang Vaksin
Baca: Taruna Ikrar
Baca selengkapnya terkait Prof Dr. Taruna Ikrar di sini