Pejabat federal AS menyebut varian Omicron menyumbang 73 persen kasus baru Covid-19 pekan lalu.
Dikutip dari The Guardian, (21/12/2021), di sebagian besar wilayah AS, prevalensi Omicron bahkan dilaporkan lebih tinggi.
Diperkirakan sebanyak 90 persen kasus baru di wilayah New York, area tenggara, barat-tengah, dan barat laut di dekat Pasifik, disebabkan oleh Omicron.
Omicron yang menular sangat cepat bisa dengan mudah "menjungkalkan" varian Delta.
Sebelumnya, sejak akhir bulan Juni varian Delta telah menjadi penyebab utama Covid-19 di Negeri Paman Sam.
Bahkan, pada akhir bulan November ada lebih dari 99,5 persen kasus yang disebabkan oleh Delta.
Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika kurang dari sebulan yang lalu.
Baca: Indonesia Tambah Daftar Larangan Masuk WNA & Masa Karantina Diperpanjang, Sebab Omicron Makin Meluas
Baca: Gelombang Kelima Covid-19 Melanda Israel, Disebabkan Varian Omicron
Kini varian tersebut telah terkonfirmasi menyebar di sekitar 90 negara di dunia.
Dr. Amesh Adalja, seorang ilmuwan di John Hopkins Center of Health Security, mengatakan kalahnya Delta oleh Omicron bukan sesuatu yang mengejutkan.
Ini karena Omicron juga telah mengalahkan Delta di sejumlah negara, misalnya Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark.
Dia memprediksi kasus Omicron yang terjadi pada orang yang telah divaksin dan kasus berat di antara mereka yang belum divaksin bisa makin menyusahkan rumah sakit yang sudah terbebani oleh kasus varian Delta.
"Semua orang akan bertemu dengan Omicron," kata Adalja.
"Jika kalian akan berinteraksi dengan masyarakat, jika kalian akan menjalani segala jenis kehidupan, Omicron adalah sesuatu yang akan kalian jumpai, dan cara terbaik bertemu dengannya adalah dengan mendapat vaksinasi penuh."
Baca: Cegah Penyebaran Varian Omicron, DPR Dukung Pemerintah Tunda Pemberangkatan Jemaah Umrah
Berdasarkan data awal yang tersedia, Omicron menyebar jauh lebih cepat daripada varian Delta.
Lalu mengapa Omicron bisa menyebar dengan sangat cepat?
Dilansir dari NPR, (17/12/2021), data awal yang tersedia memberikan gambaran bagaimana perilaku varian Omicron di dalam saluran pernapasan.
Berdasarkan laporan ilmuwan dari Universitas Hong Kong, varian ini ternyata berkembang 70 kali lipat lebih cepat daripada Delta di dalam saluran pernapasan.
Selain itu, didapati bahwa varian ini mencapai level lebih tinggi dalam jaringan dalam waktu 48 jam setelah infeksi.
Temuan ini menunjukkan bahwa mutasi pada Omicron telah mempercepat proses masuk atau replikasi di dalam jaringan.
Kendati demikian, temuan dari Universitas Hong Kong ini belum mendapat ulasan sejawat atau peer review.
Selain itu, eksperimen itu juga seluruhnya dilakukan di dalam jaringan sel.
Namun, studi lain menunjukkan varian Omicron memang lebih menular daripada Delta.
Baca: IDI : Gejala Varian Omicron Ringan, Tapi Menular 5 Kali Lebih Cepat
Dalam eksperimen menggunakan pseudovirus atau virus palsu, ilmuwan mendapati bahwa protein spike Omicron jauh lebih baik daripada Delta dalam membantu varian itu masuk ke dalam sel manusia.
"Secara mengejutkan, Omicron 4 kali lipat lebih menular daripada versi asli [virus corona] dan 2 kali lipat lebih menular daripada Delta," kata ahli bidang kekebalan, Wilfredo Garcia-Beltran, yang terlibat dalam studi itu.
Data menunjukkan omicron mungkin bisa menginfeksi orang dengan jumlah virus yang lebih sedikit daripada varian Delta atau varian asli.
Meski demikian, ini baru studi awal sehingga ilmuwan masih harus melakukan penelitian lebih lanjut untuk membuat kesimpulan yang sahih.
Baca berita lainnya tentang Omicron di sini