Kecepatan penyebaran ini bahkan belum tertandingi oleh varian corona sebelumnya.
Omicron terdeteksi pertama kali pada bulan November lalu di Afrika Selatan.
Kawasan itu kini menjadi wilayah pertama di dunia yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 akibat varian baru itu.
Hingga saat ini telah ada sebanyak 77 negara yang melaporkan kasus varian Omicron.
"Pada kenyataannya Omicron mungkin telah ada di sebagian besar negara di dunia, bahkan meski varian itu belum terdeteksi," kata Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus di Jenewa, Swiss, Selasa (14/12/2021), dikutip dari Al Jazeera.
Tedros mengatakan Omicron menyebar dengan kecepatan yang belum pernah terlihat pada varian lain.
Baca: Ilmuwan Afrika Selatan Temukan Bukti Baru Varian Omicron : Tak Timbulkan Gejala Parah
Baca: Omicron Diprediksi Jadi Varian Dominan di Sejumlah Negara dalam Waktu Dekat
Meski menyebar dengan sangat cepat, varian Omicron dikabarkan hanya menyebabkan gejala ringan.
Namun, Tedros menyayangkan adanya pendapat yang terkesan meremehkan varian ini.
"Bahkan meski Omicron menyebabkan gejala yang kurang parah, jumlah kasus yang sangat besar bisa kembali membuat sistem kesehatan menjadi kewalahan," kata dia.
Adanya varian ini memicu kekhawatiran akan adanya lonjakan kasus di dunia.
Untuk mengantisipasi ini, banyak negara yang menerapkan pembatasan perjalanan dari beberapa negara Afrika.
Kecepatan penyebaran Omicron membuat sejumlah pemimpin negara Eropa dan ilmuwan pada Jumat, (10/11/2021), memprediksi varian itu bisa menjadi varian dominan di beberapa negara dalam waktu dekat
Jumlah kasus varian Omicron diperkirakan akan segera melampaui varian Delta yang kini masih dominan.
Baca: Guna Mencegah Masuknya Omicron ke Indonesia, Pemerintah Perketat Pengawasan Karantina
Baca: Satgas: Sampai Sekarang Belum Ditemukan Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia
Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon bahkan memperkirakan varian ini bakal mendominasi kasus Covid-19 di negaranya dalam beberapa hari saja.
Sementara itu, dikutip dari The Washington Post, (11/12/2021), Badan Kesehatan Inggris (UKHSC) memperkirakan Omicron akan menjadi dominan di Inggris mulai pertengahan Desember tahun ini.
Jika lajunya tetap tinggi seperti ini, Omicron mungkin akan menginfeksi lebih dari satu juta orang pada akhir Desember.
Kekhawatiran akan varian ini juga disampaikan oleh Mads Albertsen, seorang profesor di Universitas Alborg, Denmark.
Kata Albertsen, Di Denmark, Omicron dengan kecepatan penularan sekarang ini bisa menjadi dominan pada akhir pekan depan.
Omicron diketahui menyebar dengan lebih cepat daripada varian Delta.
Di Afrika Selatan, varian ini sudah menjadi dominan hanya dalam waktu sebulan setelah teridentifikasi.
Baca: CDC AS: Hampir Semua Pasien Covid-19 Varian Omicron Alami Gejala Ringan
Baca: Bantahan dan Klarifikasi Kemenkes, Pastikan Tak Ada Temuan Varian Omicron di Bekasi
"Kecepatan Omicron sangat mengejutkan," kata Linda Bauld, seorang profesor di Universitas Edinburg dikutip dari The Washington Post.
"Jika Omicron bisa melampaui Delta di Skotlandia dan Inggris, varian ini juga bisa melakukannya di mana saja," katanya.
Kendati demikian, masih ada sejumlah pertanyaan mengenai tingkat keparahan yang disebabkan varian ini.
Selain itu, ilmuwan juga masih mengira-ngira sejauh apa perlindungan diberikan oleh vaksin yang tersedia saat ini.
Baca berita lainnya tentang varian Omicron di sini