BNPB Sebut 13 Orang Meninggal akibat Letusan Gunung Semeru

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar video awan panas guguran (APG) yang keluar dari Gunung Semeru, Jawa Timur

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal akibat letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, berdasarkan informasi terbaru per Minggu, (5/12/2021), pukul 06.20 WIB.

Namun, hingga berita ini ditulis, belum semua korban bisa diindentifikasi.

Abdul menyebut baru dua korban yang berhasil diketahui identitasnya.

"Itu yang teridentifikasi baru dua orang atas nama Poniyim 50 tahun, dari Curah Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan Pawon Riyono," kata Abdul dikutip dari Kompas.com.

Sebelas korban lainnya, kata Abdul, masih dalam proses identifikasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang.

Baca: Gunung Semeru

Baca: Puluhan Warga Dilaporkan Alami Luka Bakar akibat Letusan Gunung Semeru

Puluhan warga mengalami luka bakar 

Puluhan warga juga dilaporkan mengalami luka bakar akibat semburan awan panas guguran Semeru.

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang, Joko Sambang, mengatakan ada 11 warga yang harus dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Gunung Semeru meletus lagi pada Sabtu (4/12/2021). (Surya.co.id)

"Korban terbakar total 35 orang, yang dirujuk ke rumah sakit 11 orang," ujar Joko Sambang, Sabtu (4/12/2021) malam, dikutip dari Kompas.com.

Berdasarkan laporan Joko, warga yang mengalami luka bakar kondisinya bermacam-macam.

Ada warga hanya mengalami luka pada sejumlah bagian tubuh. Namun, ada pula yang lukanya di seluruh tubuh.

Menurut Joko, para korban ini tidak memprediksi munculnya aliran awan panas guguran dari Semeru.

Baca: Erupsi Gunung Semeru, Daerah Sekitar Curah Kobokan Lumajang Gelap, Warga Diungsikan

Oleh karena itu, mereka tidak mengevakuasi diri dari aliran sungai yang menjadi tempat awan panas guguran meluncur.

"Kebetulan saat ada hujan, ada banjir, masyarakat mesti melihat aliran air seperti itu. Seperti apa debit airnya. Itu rutin sudah masyarakat. Kan rumahnya di sana. Tidak tahunya juga ada APG (awan panas guguran), sehingga semburat," kata Joko.

Meski demikian, Joko mengatakan hawa panasnya tidak separah biasanya lantaran saat itu turun hujan.

Jika tidak ada hujan, kata dia, mungkin akan lebih parah.

Korban erupsi Gunung Semeru terlihat berlumur lumpur. (Tribun Jatim)

"Kebetulan saat ada hujan, ada banjir, masyarakat mesti melihat aliran air seperti itu. Seperti apa debit airnya. Itu rutin sudah masyarakat. Kan rumahnya di sana. Tidak tahunya juga ada APG (awan panas guguran), sehingga semburat," kata Joko.

Baca: BREAKING NEWS : Gunung Semeru Erupsi, Luncurkan Guguran Awan Panas ke Besuk Kobokan

Meski demikian, Joko mengatakan hawa panasnya tidak separah biasanya lantaran saat itu turun hujan.

Jika tidak ada hujan, kata dia, mungkin akan lebih parah. 
Kepala BPBD Jawa Timur Budi Santosa menyebut ada sejumlah desa yang terdampak semburan awan panas.

Halaman
12


Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer