Kali ini, ia menerima penghargaan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) AWARD di Hotel Grand Asrilia Bandung, Sabtu (4/12/2021).
Penghargaan tersebut diterima Taruna Ikrar dalam Muktamar VII ICMI Tahun 2021 dan MILAD ke-31 ICMI bertema "Membangun Indonesia Bermartabat, Menuju Indonesia Emas 2045".
Taruna Ikrar didaulat menerima penghargaan berkat pengaruh dan manfaat penemuannya terhadap Kemajuan Ilmu, teknologi, ekonomi, sosial, masyarakat, baik secara nasional maupun internasional.
Taruna Ikrar telah melakukan penelitian kedokteran lebih 20 tahun, dan menghasilkan karya ilmiah Kedokteran lebih 100 artikel, yang dipublikasikan di journal bereputasi International dengan ribuan situasi.
Yakni seperti Nature Journal, New England Journal of Medicine, Physiology Journal, Neuron Journal, Circulation Journal, Molecular Therapy, Frontier Journal dan lainnya.
Taruna Ikrar yang menerima apresiasi tersebut, juga melihat pentingnya keberadaan ICMI.
Sementara itu, Taruna Ikrar turut menyoroti tentang bagaimana pengaruh umat Islam pada kehidupan berbangsa, kaitannya dalam kiprah ICMI sejauh ini.
"Dengan kondisi yang membaik ini, maka pada dasawarsa 80-an mitos bahwa umat Islam Indonesia merupakan mayoritas tetapi secara teknikal minoritas runtuh dengan sendirinya," ujarnya, saat dihubungi Tribunnewswiki.com.
Di sisi lain, pendidikan berbangsa dan bernegara yang diterima kaum santri di luar dan di dalam kampus telah mematangkan mereka bukan saja secara mental, tetapi juga secara intelektual.
Taruna Ikrar mengatakan, ari mereka itulah lahir critical mass yang responsif terhadap dinamika dan proses pembangunan yang sedang dijalankan dan juga telah memperkuat tradisi intelektual melalui pergumulan ide dan gagasan yang diekspresikan baik melalui forum seminar maupun tulisan di media cetak dan buku-buku.
"Seiring dengan itu juga terjadi perkembangan dan perubahan iklim politik yang semakin kondusif bagi tumbuhnya saling pengertian antara umat Islam dengan komponen bangsa lainnya, termasuk yang berada di dalam birokrasi," jelasnya.
Ajang pemberian penghargaan setiap lima tahunan tersebut juga dibuka oleh Wakil Presiden (Wapres) KH. Maruf Amin.
Sementara itu, Ma'ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, diperlukan kerja sama seluruh komponen masyarakat untuk memulihkan kondisi bangsa pascapandemi.
Termasuk kerja sama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Tentunya dengan menerapkan perpaduan ilmu dan iman di setiap langkah yang dijalani.
“Berbekal ilmu dan iman, cita-cita bangsa akan terwujud bila seluruh komponen masyarakat bahu membahu. Sebagai mitra strategis pemerintah, saya berharap ICMI dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi pandemi dan dampak yang diakibatkan
Baca: Prof Taruna Ikrar Bersama dr Dito Anurogo Publikasi Jurnal Internasional Tentang Vaksin
Baca: Taruna Ikrar Jadi Orang Indonesia Pertama yang Terpilih sebagai Direktur IAMRA
Ma'ruf mengatakan ilmu dan iman merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Pasalnya kedua hal tersebut akan saling melengkapi dan menyeimbangi sehingga seluruhnya dapat berjalan dengan selaras.
“Layaknya dua sisi mata uang, ilmu dan takwa tidak terpisahkan, Ilmu pengetahuan justru semakin menuntun kita pada keimanan. Keduanya menjadi pegangan setiap insan dalam menjalani kehidupan,”
Apalagi selain menjadi pencetus gagasan konstruktif dan inovatif, ICMI juga dituntut untuk berperan aktif dalam peningkatan literasi umat serta pengembangan dan penguasaan teknologi.
Hal tersebut dinilai akan memberikan dampak baik untuk kesejahteraan umat, khususnya dengan adanya jejaring ICMI yang kuat dan tersebar di seluruh Indonesia.
“Potensi dan jejaring ICMI di seluruh Indonesia, jika dimobilisasi secara tepat akan menjadi modal dasar untuk mendukung pemulihan berbagai sektor,” paparnya,
Maruf berharap agar muktamar yang diselenggarakan hari ini dapat menghasilkan rekomendasi solutif bagi umat dan bangsa. Utamanya untuk menjadikan Indonesia Maju dan Sejahtera.
“Harapan saya, pimpinan terpilih dalam Muktamar ke-VII ini akan meneruskan perjuangan ICMI dalam menghadirkan solusi terbaik bagi kemaslahatan umat, bangsa dan negara. ICMI perlu terus menjadi organisasi yang konsisten berpegang pada dimensi keislaman, keindonesiaan, dan kecendekiawanan,”
Sehingga para Cendekiawan Muslim, termasuk para penerima ICMI Award dapat berkontribusi untuk menyelesaikan persoalan bangsa yang semakin berat
Untuk diketahui, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia disingkat ICMI adalah sebuah organisasi cendekiawan muslim di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 7 Desember 1990.
Pembentukan organisasi tersebut diawali sebuah pertemuan kaum cendekiawan muslim di Kota Malang tanggal 6-8 Desember 1990.