Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mustafa Kemal Ataturk adalah pendiri Republik Turki.
Ia sekaligus menjadi presiden pertama Turki.
Ia membawa Kekhalifahan Utsmani menjadi negara sekular yang berkiblat pada Barat.
Ia merubah sistem hukum, pendidikan, sosial, budaya, dan politik Turki.
Karir Militer
Ia lahir di Thessaloniki, 12 Maret 1881.
Nama aslinya adalah Ghazi Mustafa Kemal Pasha.
Baca: Haedar Nashir
Saat masih muda, ia terlibat dalam gerakan Turki Muda.
Turki Muda adalah gerakan reformasi politik pada awal abad ke 20.
Mereka ingin menggantikan sistem monarki absolut di Kesultanan Utsmaniyah dengan sistem monarki konstitusional.
Ia juga merupakan tokoh militer.
Pada saat Kesultanan Utsmaniyah ikut ke dalam PD I bersama Jerman, Mustafa Kemal ditempatkan di Tekirdag, di Laut Marmara.
Setelah PD I berakhir, ia menjadi panglima dari seluruh pasukan Turki Selatan.
Ia kemudian diangkat menjadi kolonel dan ditempatkan di Gallipoli.
Baca: Budhy Munawar Rachman
Ia memainkan peranan kritis dalam pertepuran melawan pasukan sekutu Inggris, Prancis dan ANZAC dalam Pertempuran Gallipoli pada April 1915.
Mustafa Kemal memperoleh penghormatan dari bekas lawan-lawannya karena keberaniannya dalam kemenangan.
Memorial Mustafa Kemal Ataturk mempunyai tempat terhormat dalam Parade ANZAC Parade di Canberra.
Pada tahun 1908, Turki Muda merebut kekuasaan dari Sultan Abdul Hamid II.
Saat itu, Mustafa Kemal telah menjadi tokoh militer senior.
Pada 1911, ia bertolak ke Libya untuk berperang melawan invasi Italia.
Ataturk memimpin Perang Kemerdekaan Turki dan menandatangani Perjanjian Lausanne pada tahun 1923, yang menjadikan Turki sebuah Republik.
Negara Turki modern kemudian mulai terbentuk. (1)
Karir sebagai Presiden
Sebagai presiden pertama, Mustafa Kemal mendapatkan gelar Ataturk yang berarti bapak bangsa Turki.
Baca: Hasan Al Banna
Setelah menjadi presiden, ia mengganti huruf hijaiyyah Arab menjadi huruf latin.
Ia juga memerintahkan masyarakat Turki untuk menggunakan pakaian Barat.
Ia melakukan industrialisasi dengan mendirikan pabrik-pabrik milik negara serta membangun jaringan kereta api.
Ia kemudian meninggal pada 10 November 1938 karena sirosis hati.
Sepanjang hidup, ia adalah peminum berat.
Ia meninggal di Istana Dolmabahce. (2)