Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pulang adalah novel karya Tere Liye yang terbit pada tahun 2015.
Di Indonesia, judul yang sama juga digunakan oleh Leila S Chudori dalam novelnya yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2013.
Novel Pulang karya Tere Liye diterbitkan oleh Penerbit Republika dengan tebal 400 halaman.
Pada tahun 2015, novel tersebut mengalami cetak ulang sebanyak tiga kali.
Hampir seluruh novel karya Tere Liye menjadi best seller.
Novel Pulang adalah novel pertama dari sekuel Pulang, Pergi, Pulang-Pergi, dan Bedebah di Ujung Tanduk.
Sekuel tersebut masih akan dilanjutkan dengan novel berjudul Tanah Para Bedebah.
Sinopsis
Novel Pulang bercerita tentang shadow economy.
Baca: NOVEL - Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Tokoh utamanya adalah Bujang, anak muda yang hidup di pedalaman Sumatra.
Ia mewarisi darah ayahnya, Samad, yang merupakan seorang tukang pukul yang paling ditakuti di sebuah kerajaan shadow economy.
Samad ingin agar Bujang meneruskan karir bapaknya.
Baca: NOVEL - Ayah
Maka, ia mengirim Bujang ke ibukota untuk menjadi anggota shadow economy di Keluarga Tong.
Shadow economy adalah semacam konglomerasi bisnis yang memiliki jejaring bisnis di berbagai negara.
Bahkan, disebut shadow karena keberadaannya tidak bisa dideteksi oleh siapapun, termasuk negara.
Singkatnya, shadow economy adalah para kapitalis kaya raya yang menjadi penguasa dunia.
Baca: Tere Liye
Bujang dilatih bela diri oleh salah satu penguasa shadow economy di Asia Pasifik, Keluarga Tong.
Tak hanya belajar fisik, ia juga menempuh studi secara formal di kampus terbaik di Barat.
Alhasil, Bujang tumbuh menjadi pria yang menakutkan.
Ia bertugas untuk menyelesaikan konflik tingkat tinggi.
Menyusul karir bapaknya, ia menjadi kepala tukang pukul Keluarga Tong.
Semakin besar jaringan bisnis Keluarga Tong, semakin besar pula konflik yang membayanginya.
Bujang sebagai orang kepercayaan Tauke Besar, panggilan untuk kepala keluarga, mati-matian mempertahankan Keluarga Tong dari berbagai ancaman, baik dari luar maupun dari dalam.
Di puncak karirnya, Bujang berkesempatan untuk menjadi Tauke Besar selanjutnya, menggantikan Tauke Besar sebelumnya yang telah meninggal.
Namun, Bujang menolak jabatan yang sangat bergengsi itu.
Ia memilih keluar dari Keluarga Tong dan pulang ke pedalaman Sumatra. (1)