Pendidikan
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Adian Husaini adalah ulama, intelektual muslim, dan penulis produktif dari Depok, Jawa Barat.
Ia lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, pada 17 Desember 1965.
Masa kecilnya ia habiskan di Bojonegoro.
SD, SMP, dan SMA ditempuh di Bojonegoro.
Selain menempuh pendidikan formal, ia juga belajar kepada sejumlah kiai di Bojonegoro.
Ia belajar kepada Kiai Muhsin yang merupakan kakeknya sendiri.
Ia juga menjadi santri di Pondok Pesantren Al-Rasyid Kendal, Bojonegoro tahun 1981-1984.
Di pesantren tersebut, ia belajar kitab-kitab kuning seperti Sullamut Taufiq, Safiinatun Najah, al-Arba’in an-Nawawiyah, Bidayatul Hidayah, Aqidatul Awam, Jawharatut Tawhid, Ruyadhus Shalihin, dan lain-lain.
Sejak SMP, Adian telah mengenal pemikiran-pemikiran Buya Hamka.
Ayahnya, H. Dachli Hasyim, mengenalkan Adian dengan pemikiran Hamka.
Dachli Hasyim adalah guru SD dan aktivis Muhammadiyah di Padangan, Bojonegoro.
Memasuki pendidikan tinggi, Adian Husaini memilih untuk kuliah di Institut Pertanian Bogor jurusan Kedokteran Hewan pada tahun 1989.
Ketika di Bogor, ia belajar ke beberapa ulama terkemuka di Bogor, seperti Ustaz Abbas Aula, Ustaz Abdul Hanan, Ustaz Musthafa Abdullah bin Nuh, K.H. Tubagus Hasan Basri, dan sebagainya.
Ia juga belajar kepada K.H. Didin Hafidhuddin di Masjid al-Ghifari IPB dan di Pesantren Ulil Albab Bogor (1988-1999), mengambil kursus Bahasa Arab di LIPIA Jakarta (1988); serta mengaji kitab Ana Muslimun Sunniyyun Syaafi’iiyun, kepada penulisnya, yaitu K.H. Abdullah bin Nuh di Pesantren al-Ghazali Bogor.
Ia melanjutkan studi magister Hubungan Internasional konsentrasi Politik Timur Tengah pada Program Pascasarjana Universitas Jayabaya, Jakarta.
Baca: Drama Indonesia - Ustad Milenial (2021)
Tidak puas dengan gelar magister, ia melanjutkan dengan mengambil studi doktoral di International Institute of Islamic Thought and Civilization — Internasional Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM).
Ia lulus dengan disertasi berjudul “Exclusivism and Evangelism in the Second Vatican Council: A Critical Reading of The Second Vatican Council’s Documents in The Light of the Ad Gentes and the Nostra Aetate". (1)
Karier
Saat ini, ia bekerja sebagai Ketua Program Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor serta pendiri dan pengajar Pesantren at-Taqwa Depok, Jawa Barat.
Awalnya, kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan dunia literasi membuatnya berkarier sebagai seorang jurnalis.
Ia pernah menjadi wartawan di Harian Berita Buana, Harian Republika, analis berita Radio Muslim FM Jakarta, hingga dosen jurnalistik di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.
Baca: Darul Islam
Sejak tahun 2003, ia telah menulis kolom rutin bernama Catatan Akhir Pekan Adian Husaini untuk media Hidayatulah.
Tulisan tersebut kemudian dibukukan dalam sebuah buku berjudul Membendung Arus Liberalisme di Indonesia.
Karier akademiknya adalah menjadi dosen mata kuliah Islamic Worldview di Pusat Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Surakarta, serta dosen Pemikiran Islam di Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (Unida) Gontor.
Aktivitas Organisasi
Bersama rekannya, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, dan beberapa orang lain, ia mendirikan Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS).
INSISTS adalah lembaga penelitian dan pelatihan pemikiran dan peradaban Islam.
Adian Husaini juga menjadi Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) tahun 2005-2010, Pembina DDII tahun 2010-2020, dan Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Pusat 2005-2011.
Karya
Beberapa buku yang telah ia tulis antara lain sebagai berikut.
- Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal (Jakarta: Gema Insani Press, 2005)
Buku ini mendapat penghargaan sebagai buku terbaik untuk kategori non-fiksi dalam Islamic Book Fair di Jakarta tahun 2006.
- Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi (Jakarta: Gema Insani Press, 2006)
Buku ini mendapat penghargaan sebagai buku terbaik kedua, dalam Islamic Book Fair di Jakarta tahun 2007.
Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam
10 Kuliah Agama Islam dan Filsafat Ilmu
Trilogi Novel Kemi
Pendidikan Islam: Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045
Perguruan Tinggi Ideal di Era Disrupsi. (2)