Farid Okbah ditangkap di kediamannya di Jalan Yanatera, Jatimelati, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (16/11/2021), sekitar pukul 04.43 WIB.
Ahmad Zain An-Najah ditangkap di jalan Merbabu Raya, Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (16/11/2021) sekitar pukul 04.39 WIB.
Sementara itu, Anung Al-Hamat ditangkap di Jalan Raya Legok Blok Masjid, Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (16/11/2021), sekitar pukul 05.49 WIB.
Ketiganya juga telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan terorisme.
Mereka bertiga diduga tergabung dalam sayap organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Ketiganya diduga mempunyai peran penting di dalam JI.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Rusdi Hartono menjelaskan bahwa Densus 88 Antiteror Polri terus melakukan pengembangan terhadap jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) sejak 2019, Terlebih, seusai Densus 88 menangkap pimpinan JI bernama Para Wijayanto.
Baca: Ustaz Farid Okbah Cs Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Terorisme
Baca: Profil Ustaz Farid Okbah, Ketum PDRI yang Ditangkap Densus 88
"Sejak tertangkapnya Amir JI, yaitu Para Wijayanto, pada tanggal 29 Juni 2019 ini bisa membuka daripada pintu masuk Densus 88 untuk lebih dapat memahami, mempelajari tentang kelompok teroris JI tersebut," kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (17/11/2021), seperti dikutip dari Tribunnews.
Menurut Rusdi, hasil informasi yang diberikan oleh Para Wijayanto dapat menggambarkan struktur organisasi JI.
Selain itu, Densus 88 juga mulai mengungkap pola rekrutmen, pendanaan hingga strategi JI, pascapenangkapan Para Wijayanto.
"Sejak tahun 2019, tentunya Densus 88 antiteror Polri mulai mempelajari tentang bagaimana pendanaan dari kelompok JI ini," ujar Rusdi.
"Karena kita pahami bersama, satu organisasi untuk mempertahankan eksistensi organisasi sangat-sangat dibutuhkan pendanaan itu sendiri," sambungnya.
Baca: Farid Okbah
Baca: Anung Al-Hamat
Baca: Ahmad Zain An-Najah
Oleh karena itu, Rusdi menyatakan bahwa penangkapan ini menjadi bukti bahwa JI terus berupaya untuk melakukan mempertahankan eksistensinya di Indonesia.
"Apa yang dilakukan pada Densus 88 tanggal 16 (Desember 2021) tersebut memiliki dasar yang kuat sehingga ketiga tersangka ini sekarang telah diamankan oleh Densus 88," kata Rusdi.
Di samping itu, Rusdi menegaskan bahwa tindakan penyidik Densus 88 Antiteror Polri menangkap Farid Okbah cs bukanlah sebagai tindakan kriminalisasi.
"Saya ingin sampaikan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri tidak ada upaya-upaya untuk melakukan kriminalisasi kepada siapa pun. Termasuk juga kegiatan Densus yang dilakukan di Bekasi pada tanggal 16 November 2021 kemarin," kata Brigjen Rusdi Hartono.
Farid Ahmad Okbah, Ahmad Zain An-Najah, dan Anung Al-Hamat diduga tergabung dalam sayap organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Ketiganya diduga mempunyai peran penting di JI.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Farid Okbah merupakan tim sepuh atau dewan syuro JI.
"Keterlibatannya FAO (Farid Ahmad Okbah) merupakan tim sepuh atau Dewan Syuro JI," kata Ahmad Ramadhan, Selasa (16/11/2021), dikutip TribunnewsWiki dari Tribunnews.
Ramadhan juga menuturkan bahwa Farid Okbah juga diduga merupakan anggota dewan syari'ah Lembaga Amil Zakat BM Abdurrohman Bin Auf (LAZ-ABA).
LAZ-ABA diketahui adalah yayasan yang terafiliasi teroris JI.
Yayasan tersebut bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat.
"Sekitar tahun 2018 memberikan uang tunai sebesar Rp10 juta untuk Perisai Nusantara Esa," kata Ramadhan.
Baca: Dikabarkan Ditangkap Densus 88, Ustaz Farid Okbah Menjabat Ketum PDRI dan Aktif Berdakwah
Dijelaskan Ramadhan, pada 2009, Farid Okbah juga mengikuti sebuah pertemuan di Islamic Center Bekasi.
Farid diduga melakukan pembinaan kepada kader JI pada pertemuan tersebut.
"FAO menyampaikan bahwa seharusnya dalam pembinaan para kader Jamaah Islamiah harus maksimal agar ketika sudah dimasukan ke dalam bidang-bidang Jamaah Islamiah dan ditempatkan di berbagai tempat di Indonesia tetap dapat menjalankan tugasnya dengan baik," kata Ramadhan.
Sementara itu, Ustaz Ahmad Zain An-Najah diduga juga mempunyai peran penting di JI.
Kombes Pol. Ahmad Ramadhan menjelaskan bahwa Ustaz Ahmad Zain An-Najah diduga merupakan Dewan Syuro JI.
"AZ keterlibatannya Dewan Syuro JI," katanya.
Ramadhan menjelaskan Ahmad Zain An-Najah diketahui berprofesi sebagai dosen.
Selain dewan syuro JI, Ahmad Zain juga diduga merupakan Ketua Dewan Syariah Lembaga Amil Zakat BM Abdurrohman Bin Auf (LAZ-ABA).
Satu orang yang juga diduga mempunyai peran penting di JI ialah Anung Al-Hamat.
Keterlibatan Anung Al-Hamat merupakan Anggota Pengawas Perisai Nusantara Esa tahun 2017.
Selain pengurus Perisai Nusantara Esa tahun 2017, Anung Al-Hamat merupakan pengurus JI yang bertugas mengawasi anggota.
Ramadhan mengatakan bahwa Anung Al-Hamat adalah seorang dosen.
"Pengurus Atas sebagai Pengawas kelompok Jamaah Islamiyah," kata Ramadhan.
(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini