Melalui program ini, Jenius semakin ingin meningkatkan literasi masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi yang bersifat rahasia, terutama dalam ranah digital.
"Keamanan data dan data nasabah bank adalah prioritas di Jenius. Jenius dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis untuk memastikan keamanan bertransaksi dan penyimpanan data," ungkap Irwan Tisnabudi, Digital Banking Head Bank BTPN.
"Kami juga menggunakan teknologi berstandar internasional, isolasi, dan proteksi data berlapis, dan diawasi oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," tambahnya.
Menurutnya, kasus-kasus penipuan yang terjadi pada nasabah Jenius adalah kejahatan siber dengan modus rekayasa sosial (social engineering).
Baca: Jenius, blu, BCA, BNI, dan Twitter Indonesia Berkolaborasi Kampanyekan Edukasi Keamanan Data
Baca: Ulang Tahun ke-5, Jenius Hadirkan Program Promo BirthYay untuk Penggunanya
Oleh karena itu, Jenius meluncurkan program Jenius Aman ini untuk mengedukasi masyarakat tentang keamanan data pribadi agar dapat terhindar dari kejahatan siber yang terus berkembang.
Sementara itu, Teguh Aprianto, Cyber Security Researcher & Consultant memberikan penjelasan bahwa terjadi kenaikan siber dengan modus rekayasa sosial selama pandemi.
"Situasi pandemi saat ini secara tidak langsung mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengadopsi teknologi untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk kebutuhan perbankan," ungkapnya.
"Sayangnya, hal ini diikuti dengan meningkatnya kejahatan siber yang mengintai para pengguna platform digital, salah satunya yang marak terjadi adalah dengan modus social engineering" tambahnya.
Oleh karena itu Teguh mengimbau para pengguna layanan, terutama di ranah digital harus lebih berhati-hati saat menerima telepon, pesan singkat, ataupun pesan melalui media sosial yang mengaku dari pihak bank tertentu yang meminta data atau informasi pribadi dan rahasia.
Juga, jangan sampai mengeklik suatu tautan tertentu yang mencurigakan.
Penyedia layanan tentunya harus bertanggung jawab untuk menjaga keamanan data dan nasabah, namun nasabah juga perlu waspada untuk turut melindungi data yang dimiliki agar tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sejak diluncurkan, Jenius sudah menyediakan fitur keamanan yang mendukung nasabah untuk bertransaksi menggunakan aplikasi Jenius dnegan aman.
Fitur keamanan tersebut antara lain, keamanan berlapis berupa Personal Identification Number (PIN), kata sandi atau password dan autentikasi biometrik untuk masuk ke aplikasi jenius, pengaturan limit transaksi, pengaturan PIN di setiap kartu debit, notifikasi yang menyeluruh dan dapat disesuaikan.
Ada juga fitur block & unblock kartu debit Jenius langsung melalui aplikasi, dan fitur Jenius Pay yang membantu nasabah bertransaksi online tanpa perlu memasukkan informasi rahasia yang terdapat di kartu debit di sebuah platform digital.
Seiring dengan meningkatnya kasus rekayasa sosial yang terjadi, Jenius menambahkan beberapa langkah keamanan guna memperkecil risiko penyalahgunaan akun Jenius oleh oknum yang tidak bertanggung jawab akibat pengguna yang teperdaya memberikan informasi rahasia, termasuk kode OTP (one-time password).
Penambahan langkah keamanan tersebut mencakup kebijakan satu perangkat yang terhubung, menutup akses log in melalui situs 2secure.jenius.co.id, dan menutup akses unlink device melalui aplikasi/situs dan mengalihkannya ke Jenius Help 1500365 atau Kantor Cabang Sinaya Bank BTPN.
Dalam melakukan penambahan keamanan dan edukasi keamanan digital ini, Jenius juga berkokreasi bersama masyarakat digital savvy di Indonesia.
Proses kokreasi tersebut salah satunya dilakukan melalui Jenius Study bertajuk Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Data-Data Pribadi yang Bersifat Rahasia.
Studi ini dilaksanakan pada September 2021 yang melibatkan 637 responden berusia 21 hingga 30 tahun.
Dalam studi ini ditemukan bahwa hanya 1 dari 10 anggota masyarakat digital savvy yang memahami dan menyadari modus kejahatan siber rekayasa sosial.
Lebih lanjut lagi, dalam hasil survei yang sama, ditemukan 7 dari 10 anggota masyarakat digital savvy belum memahami bahwa nama dan tanggal kedaluwarsa yang tertera di kartu debit merupakan informasi rahasia yang sama pentingnya dengan informasi lainnya, seperti PIN, nomor CVV, dan 16 digit kartu.
Dari hasil survei juga ditemukan bahwa dari 10 anggota masyarakat digital savvy, 5 di antaranya pernah dihubungi oknum kejahatan siber, dan 1 dari 5 anggota masyarakat digital savvy tersebut teperdaya memberikan data pribadi melalui WhatsApp call, link, website, dan akun media sosial palsu.
"Dengan melihat temuan dari survei Jenius Study tersebut, kami meluncurkan program Jenius Aman untuk memaksimalkan edukasi serta fitur keamanan di Jenius," ungkap Irwan.
"Salah satunya yang sudah dijalankan adalah kampanye edukasi #DatamuRahasiamu, sebuah kolaborasi antara Jenius dari Bank BTPN dan beberapa pelaku industri digital lainnya, baik bank maupun nonbank. Selain itu, agar pemahaman masyarakat mengenai keamanan semakin optimal, Jenius memperkenalkan kembali laman www.jenius.com/pages/jeniusaman yang berisikan informasi keamanan digital terkini,” tutup Irwan.
Baca: Mulai Desember 2021, Biaya Transfer Antarbank Turun Jadi Rp2.500, Dilakukan dalam 2 Tahap
Baca: Daftar Panjang Jabatan yang Diembankan Jokowi ke Luhut Binsar, Menteri Interim hingga Ketua P3DN
Keamanan dan kenyamanan pengguna merupakan prioritas utama, dan untuk itu Jenius terus berinovasi serta melakukan edukasi kepada masyarakat digital savvy secara reguler melalui www.jenius.com/pages/jeniusaman dan saluran resmi Jenius lainnya.
Jenius dari Bank BTPN terdaftar dan diawasi oleh OJK serta dijamin oleh LPS.
Informasi lebih lanjut mengenai Jenius dapat dilihat di https://www.jenius.com/.
Jika ada pertanyaan seputar Jenius, jangan ragu untuk menghubungi Customer Service 24 jam kami di Twitter: @jeniushelp, Call Center: 1500 365, dan email: jenius-help@btpn.com.
(Tribunnewswiki.com/Natalia Bulan R P)
Baca artikel lainnya terkait Jenius selengkapnya di sini