Warga Sekitar Ungkap Kejadian Aneh Sehari Sebelum Tragedi Tewasnya 11 Siswa MTs Harapan Baru Ciamis

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Kampung Leuwi Ili Desa Muara Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis menunjukkan lokasi tragedi susur sungai maut acara Pramuka di Sungai Cileueur, Kabupaten Ciamis, Sabtu (16/10/2021). Sungai Cileueur Kampung Leuwi Ili, lokasi kejadian 11 siswa MTs Harapan Baru tewas tenggelam terlihat dangkal dan airnya tenang, padahal di dasar muara sungainya terdapat pusaran air.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Warga di Kampung Leuwi III, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, mengungkap kejadian aneh sebelum terjadinya tragedi 11 orang siswa MTs Harapan Baru tewas saat melakukan kegiatan susur Sungai Cileuleur di Ciamis, Jawa Barat, pada Jumat (15/10/2021).

Menurut penuturan warga sekitar, keanehan itu terjadi sehari sebelum peristiwa 11 siswa MTs Harapan Baru tewas saat susur sungai atau pada Kamis (14/10/2021).

Sehari sebelum tragedi itu, seorang warga setempat bernama Dian (46), mengaku heran melihat pemancing mendapatkan banyak ikan besar di lokasi itu.

Bahkan, pemancing bisa mendapatkan ikan lele dengan bobot 6 kilogram.

Hal itu, menurut Dian, sangat jarang dijumpai.

Bahkan, peristiwa itu belum pernah terjadi sebelumnya.

"Nah, sehari sebelum kejadian ada yang meninggal ini, ada tanda aneh di sini," kata Dian yang sedang melihat lokasi kejadian, Sabtu (16/10/2021), seperti dilansir dari Kompas.com.

"Semua pemancing yang biasa di sini dapat ikan banyak sekali dan besar-besar."

"Bahkan, ada yang mendapatkan ikan lele 6 kilogram dan ikan Nilem sampai 3 kilogram. Eh, besoknya kejadian seperti ini," jelas Dian.

Dian juga menuturkan bahwa sungai tersebut memiliki muara yang sangat dalam.

Di bagian bawah sungai bahkan terdapat pusaran air akibat adanya belokan sungai.

"Bahaya memang di sini, betul juga di sini tempat mancing, cuma kalau dipakai berenang, bahaya di sini kalau enggak biasa mah. Bisa-bisa terseret air di dalam dan tak bisa ke permukaan lagi," kata Dian.

Proses evakuasi korban susur sungai di Sungai Cileuer, Ciamis, Jumat (15/10/2021). Sebanyak 11 orang meninggal dalam kegiatan susur sungai ini. (Tribun Jabar/Andri M Dani)

Baca: Terseret Arus Sungai Cileueur, 11 Siswa MTs yang Ikuti Susur Sungai Tewas Tenggelam

Baca: Ditanya Alasan Gelar Susur Sungai Sempor, Tersangka Pembina Pramuka: Supaya Bisa Memahami Sungai

Sementara itu, warga lainnya yang bernama Maman mengaku sempat melarang para siswa melakukan kegiatan susur sungai di lokasi itu.

Akan tetapi, para siswa dan guru tetap melakukannya.

"Habis Jumat saya langsung ke kolam ikan ke saung sini. Mereka sudah ada di seberang sungai sedang pada ngumpul. Tak lama kejadian langsung," kata Maman.

Diberitakan sebelumnya, 11 siswa MTs Harapan Baru di Kabupaten Ciamis, tewas saat kegiatan menyusur di Sungai Cileueur Ciamis, Jumat (15/10/2021).

Adapun 11 siswa tersebut terbawa arus sungai saat mencoba melintasi sungai.

Pihak MTs Harapan Baru menyebut, kegiatan susur sungai rutin digelar setiap tahunnya dan diperuntukkan bagi siswa kelas VII yang baru masuk ekskul Pramuka di sekolah tersebut.

Pihak MTS mengklaim bahwa sudah melakukan survei lokasi sebelum kegiatan berlangsung.

Kronologi Kejadian

Kegiatan susur sungai di Sungai Cileueur di Kabupaten Ciamis oleh siswa dan siswi MTS Harapan Baru Ponpes Cijantung Ciamis jadi malapetaka saat 11 pelajarnya mati tenggelam, Jumat (15/10/2021).

Dilansir dari Tribun Jabar, mereka mulai turun untuk susur sungai itu sekira pukul 14.00 WIB.

Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah menyebut ada sekira 150 orang yang ikut kegiatan susur sungai.

Mereka yang ikut kegiaan tersebut merupakan siswa dan siswi rata-rata berusia 12-13 tahun.

"Sekira pukul 17.20 WIB kami menerima informasi awal ada siswa MTS Harapan Bar yang ternggelam di Sungai Cileueur," kata Deden Ridwansyah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/10/2021) malam WIB.

Baca: Pengakuan Tersangka Kasus Susur Sungai SMPN 1 Turi, Tak Ikut Pandu Siswa, Malah Pergi Transfer Uang

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis Memet Hikmat menerangkan, dari keterangan sejumlah saksi, korban tenggelam setelah terbawa arus.

"Dari keterangan beberapa saksi, para korban tenggelam ini setelah terbawa arus sungai arus sungai yang tiba-tiba meluap arah hulu," kata dia.

"Semua korban ditemukan di muara sungai dalam, diduga mereka terbawa arus kuat," imbuhnya.

Pencarian sejak kemarin petang hingga saat ini ada 11 orang yang mati tenggelam.

"Hasil pendataan, seluruh korban yang terbawa arus sungai ada 21 orang, di mana 11 di antaranya meninggal dunia dan sisanya berhasil selamat," kata dia.

Cerita Farhan, Siswa yang Selamat dari Tagedi Susur Sungai di Ciamis

Farhan (12), korban selamat dari tragedi susur sungai di Kabupaten Ciamis pada Jumat (15/10/2021), menceritakan peristiwa awal sebelum terjadinya musibah ini.

Farhan yang juga merupakan siswa MTS Harapan Baru mengaku kabur dari kegiatan Pramuka yakni susur sungai yang diadakan sekolahnya tersebut.

Warga Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican itu, bercerita bahwa dia tidak ingin mengikuti kegiatan susur sungai bersama teman-temannya lantaran tahu jika tempat tersebut angker.

Dia menceritakan hal tersebut di rumah rekannya yang menjadi korban tenggelam dari 11 pelajar MTS Harapan Baru yang mengikuti kegiatan tersebut, yakni Aditya Maulana.

"Memang harusnya saya ikut, tapi saya kabur, tidak mau (ikut) karena tempatnya katanya angker," kata Farhan, Sabtu (16/10/2021), seperti dikutip dari Tribun Jabar.

Ibu dan kakak Aditya memeluk teman Aditya Maulana, siswa MTS Harapan Baru Cijantung Ciamis, korban tenggelam saat Pramuka susur sungai. (Tribun Jabar)

Farhan memutuskan nekat kabur dari kegiatan susur sungai tersebut lantaran dia ada firasat yang tidak enak dan firasat tersebut diakuinya sangat enak.

"Dan ada firasat yang tidak, makanya tidak mau ikut," kata Farhan.

Farhan juga berujar bahwa sebelum kejadian itu, ada warga yang tengah memancing ikan melarang dia dan teman-temanya untuk melakukan kegiatan susur sungai di sungai tersebut.

Sebab, sungai tersebut dikenal angker.

"Kata tukang mancing, katanya, 'jangan ke sana, tempatnya angker jang'," ujar Farhan.

Dari yang kabur saat itu ialah hanya Farhan dan salah satu temannya yang masih satu kobong dan tidak ikut susur sungai.

"Saya berdua pulang ke Kobong saat dengar ada kejadian saya di Kobong tidak tenang, kaget. Dan malam (16/10/2021) jam 00.30 WIB bersama bapak, saya pulang ke rumah (di Kertahayu)," ujar Farhan.

Orang tua Farhan, Turman mengaku bersyukur anaknya tidak ikut kegiatan susur sungai tersebut.

"Alhamdulillah kang, meskipun bandel tidak menuruti pembimbingnya tapi alhamdulillah anak saya selamat," kata Turman.

(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)

Baca lebih lengkap seputar tragedi susur sungai di Ciamis di sini



Penulis: Rakli Almughni
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer