Mahasiswa yang Dibanting Polisi Dilarikan ke Rumah Sakit, Mengaku Leher dan Pundak Tak Bisa Gerak

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar video viral diduga mahasiswa dibanting polisi.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Faris, mahasiswa yang dibanting polisi saat demo di kompleks Pemerintahan Kabupaten Tangerang dilarikan ke rumah sakit.

Diketahui, Faris dirawat di Rumah Sakit Ciputra Hospital Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Tangerang, sejak Kamis (14/10/2021).

Dilansir dari TribunJakarta.com, dalam sebuah rekaman, pascainsiden pembantingan tersebut, Faris menyebut bahwa pundak dan lehernya sedikiti susah untuk digerakkan.

Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa kepalanya juga pusing.

"Pundak, leher kayak enggak bisa digerakin, sama kepala agak kliyengan," kata Fariz melalui rekaman suara, Jumat (15/10/2021).

Selain itu, Faris juga mengalami kesulitan bernapas.

"Sama tadi pagi sedikit muntah-muntah sama engap," kata dia.

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan bahwa Faris saat ini harus rawat inap di rumah sakit tersebut.

Hal tersebut bertujuan untuk mempersiapkan diri menjalani general check up.

"Dia harus rawat inap untuk persiapan general check-up. Nanti akan jalani pemeriksaan, salah satunya ada cek darah juga," kata Zaki.

Faris, mahasiswa yang dibanting polisi saat berdemonstrasi di Tangerang. (Capture Twitter/@fetishpetis)

Baca: Kondisi Faris, Mahasiswa yang Dibanting Polisi di Tangerang: Saya Masih Hidup, Agak Pegal-pegal

Baca: Bertemu Langsung, Kapolda Banten Minta Maaf kepada Mahasiswa yang Dibanting saat Demo di Tangerang

Sebelum dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Ciputra Hospital, Faris juga dilakukan cek kesehatan dan kondisinya di Rumah Sakit Harapan Mulya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

Komite Medik Rumah Sakit Harapan Mulya, dr Effie Koesnandar menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, nyeri atau pusing yang dialami Faris juga bisa disebabkan oleh komorbid.

"Jadi ternyata dia (Fariz) ini ada komorbidnya, dan sedang menjalani pengobatan juga. Dan gejala yang dirasanya kini sama dengan gejala komorbidnya. Tapi, untuk memastikan lebih jelas, kita minta untuk general check up," kata Effie.

Di tubuh korban, lanjut Effie, terdapat memar di bagian leher dan pundak, yang diduga itu muncul pasca kekerasan yang dialaminya oleh Brigadir polisi NP.

"Ada memar di lehernya, pundak juga, dan untuk memastikan secara detail, harus general check up," jelas Effie.

Faris sendiri sebelumnya telah menjalani pemeriksaan dan dinyatakan baik.

Dari hasil pemeriksaan saat itu, tidak ada keretakan atau faktur, setelah dibanting oleh brigadir NP.

Diberitakan sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan seorang polisi membanting mahasiswa saat menggelar unjuk rasa di Kompleks Pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa, Rabu (13/10/2021), viral di media sosial.

Aksi unjuk rasa tersebut terjadi saat HUT ke-389 Kabupaten Tangerang.

Dalam video yang beredar, terlihat seorang aparat polisi tersebut membanting seorang mahasiswa hingga terkapar.

Terlihat juga mahasiswa itu kejang-kejang setelah dibanting polisi tersebut.

Dalam video yang berdurasi 49 detik itu, terlihat kericuhan saat demo berlangsung.

Pendemo yang tampak berambut sebahu, terlihat diamankan oleh salah satu polisi PHH.

Kemudian polisi tersebut memiting leher pendemo dan tiba-tiba membanting tubuhnya ke lantai.

Setelah itu, seorang polisi yang mengenakan baju berwarna cokelat menendang korban.

Brigadir NP meminta maaf dan memeluk Faris, mahasiswa yang dibantingnya. (Screenshot Instgaram/@polreskotatangerang)

Baca: Kapolresta Tangerang Minta Maaf atas Aksi Pembantingan Mahasiswa oleh Anggota Polisi

Pria itu pun kemudian terlihat kejang-kejang.

Kemudian polisi lain mencoba membangunkan dan menyadarkan pendemo itu.

Sudah Memaafkan Brigadir NP

Faris, mahasiswa UIN Maulana Hasanudin memaafkan Brigadir Polisi NP, anggota Polres Tangerang yang membantingnya ke trotoar saat demo di Kompleks Pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigraksa, Rabu (14/10/2021).

Meski sudah memaafkan, mahasiswa berusia 21 tahun itu mengaku tidak akan melupakan aksi yang telah dilakukan oleh Brigadir NP kepadanya.

"Melihat daripada permohonan maaf yang disampaikan oleh oknum kepolisian, tentu saya sebagai manusia menerima permohonan maaf tersebut," kata Faris dalam konferensi pers di Polresta Tangerang, Rabu (13/10/2021), dikutip TribunnewsWiki di akun Instagram @polrestatangerang.

"Tapi ingat, untuk lupa terhadap kejadian tersebut, tentu saya tidak akan lupa," imbuhnya.

Faris pun berharap kejadian yang menimpanya tersebut tidak terulang kembali.

Dia juga meminta pihak kepolisian menindak dengan tegas terhadap oknum yang melakukan tindakan kekerasan.

"Saya berharap kepada pihak kepolisian terkait, untuk melakukan penindakan yang tegas terhadap oknum kepolisian yang memang telah didapatkan melakukan aksi represintifitas terhadap mahasiswa," ujar Faris.

Brigadir NP Minta Maaf

Bertemu langsung dengan Faris di Polresta Tangerang, Rabu (13/10/2021), Brigadir NP menyampaikan permintaan maafnya atas aksi pembantingan.

Selain itu, NP juga siap bertanggung jawab atas aksinya tersebut.

"Saya meminta maaf kepada mas Faris, atas perbuatan saya. Dan saya siap bertanggung jawab atas perbuatan saya," kata NP, dikutip TribunnewsWiki di akun @polreskotatangerang, Kamis (14/10/2021).

NP juga meminta maaf kepada keluarga Faris atas aksi pembantingan tersebut.

"Saya sekali lagi meminta maaf kepada mas Faris dan keluarga atas perbuatan saya dan saya siap bertanggung jawab," ujarnya.

Seusai meminta maaf, NP pun kemudian memeluk Faris.

Akan tetapi, Faris tidak membalas pelukan tersebut.

NP juga bersalaman kepada orang tua Faris yang hadir mendampinginya.

(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)

Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini



Penulis: Rakli Almughni
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer