Taliban Nunggak Bayar Listrik, Kabul Terancam Gelap Gulita

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pejuang Taliban berjaga-jaga ketika anggota staf medis Afghanistan menunggu di pintu masuk rumah sakit untuk menerima korban ledakan di Kabul pada Minggu 3 Oktober 2021.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ibukota Afghanistan, Kabul, terancam kembali menghadapi "abad kegelapan" lantaran pemadaman listrik di tengah musim dingin.

Berdasarkan laporan The Wall Street Journal (The WSJ), pemerintah Taliban berhenti membayar perusahaan asing yang memasok sebagian besar listriknya

"Konsekuensinya akan berlaku di seluruh negeri, tetapi terutama di Kabul," kata mantan kepala eksekutif perusahaan listrik Afghanistan (DABS), Daud Noorzai.

"Akan ada pemadaman listrik dan itu akan membawa Afghanistan kembali ke Abad Kegelapan dalam hal kekuasaan dan telekomunikasi," katanya.

Dikutip dari Business Insider Senin (4/10/2021), sekitar 70 persen dari pasokan listrik Afghanistan berasal dari luar negeri.

Sementara, pasokan listrik untuk ibu kota Afghanistan hampir seluruhnya berasal dari luar negeri.

Saat Taliban menguasai negara itu pada Agustus, mereka mengambil alih DABS sekaligus mewarisi utangnya.

DABS membutuhkan dana sekitar 90 juta dollar AS (Rp 1,28 triliun) untuk mengatasi kewajibannya.

Pejuang Taliban berjaga di luar bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021, setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun yang brutal -- perang yang dimulai dan diakhiri dengan kekuasaan kelompok Islam garis keras. (Wakil KOHSAR / AFP)

Biaya tersebut termasuk utang kepada pemasok listrik di negara tetangga Turkmenistan, Tajikistan dan Uzbekistan.

Pada 2020, DABS membayar hingga 280 juta dollar AS (Rp3,98 triliun) per tahun untuk listrik yang diimpor.

Namun, Taliban sejauh ini menolak mengizinkan DABS menggunakan 40 juta dollar AS (Rp 569 miliar) dalam rekeningnya untuk membayar krediturnya.

Alhasil, negara-negara tetangga kini memiliki hak untuk memutus aliran listrik kami, berdasarkan kontrak.

Baca: Demo Tolak Larangan Remaja Putri Sekolah, Seorang Wanita Didorong Anggota Taliban, Jurnalis Dipukul

Baca: Sebulan Dikuasai Taliban, Afghanistan Panen Masalah, dari Perekonomian hingga Krisis Pangan

Masalah Pasokan Listrik

Afghanistan telah lama memiliki masalah dengan pasokan listrik yang berfluktuasi.

Pada Juni lalu, penduduk di Kabul mengeluh tagihan yang tinggi dan hanya memiliki jam layanan yang terbatas per hari.

Kini, dalam kendali penuh Taliban, pasokan listrik untuk sementara meningkat.

Sebab kelompok militan menghentikan serangannya terhadap jaringan listrik. 

Namun demikian, jika pemasok Afghanistan memutus aliran listrik, negara itu dapat menghadapi krisis pada musim dingin, kata Noorzai kepada surat kabar tersebut.

Pemutusan listrik adalah risiko khusus terutama dengan Tajikistan.

Penguasa Tajikistan Emomali Rahmon, yang melindungi Presiden terguling Afghanistan Ashraf Ghani, menegaskan dirinya menolak pemerintahan Taliban.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer