Pendamping PKH Mengaku Sudah Memaafkan, Ini Klarifikasinya Setelah Dimarahi Mensos Risma

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat bertemu dengan Fajar Sidik Napu, pendamping PKH yang sempat dimarah-marahi Mensos Risma. Fajar diundang Rusli di kediaman pribadi sang Gubernur di Kelurahan Moodu, Kota Gorontalo pada Minggu (3/10/2021).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Fajar Sidik Napu diundang Gubernur Gorontalo Rusli Habibie di kediaman pribadi sang Gubernur di Kelurahan Moodu, Kota Gorontalo pada Minggu (3/10/2021).

Pada kesempatan tersebut, Fajar dipersilakan sang gubernur untuk memberikan klarifikasi terkait kejadian dirinya dimarahi oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini beberapa waktu lalu.

Fajar mengaku sudah memaafkan Risma.

Dia menilai sikap Risma adalah bentuk perhatian seorang ibu kepada anak-anaknya.

“Beberapa media juga bertanya kepada saya, apakah saya keberatan dengan tindakan kemarin? Saya membalas tidak mungkin saya memarahi orang tua yang memarahi saya, karena bagi saya itu bagian dari pendidikan ke kami,” kata Fajar, dikutip TribunnewsWiki dari laman resmi Pemerintah Provinsi Gorontalo, Senin (4/10/2021).

Fajar menjelaskan duduk pangkal persoalan yang terjadi pada waktu itu.

Saat itu, kata Fajar, ada 26 nama penerima PKH yang dipertanyakan oleh kepala desa kenapa uangnya belum masuk.

Dia menjelaskan karena nama-nama tersebut belum masuk di daftar SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) yang menjadi domain Kementrian Sosial.

"Berikutnya saya jelaskan karena saat ini sedang terjadi proses pemadanan data sehingga terindikasi KPM ini dinonaktifkan dari DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)," kata Fajar.

Menerima penjelasan itu, Risma bertanya kepada staf kementrian yang menjawab datanya ada.

Begitu pula dengan jawaban pihak bank yang bertugas mencairkan dana.

"Pihak bank menyampaikan sudah dalam proses transaksi. Mendengar hal itu ibu menteri langsung berdiri ke arah saya. Padahal maksud pihak bank itu yang sudah transaksi untuk program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) bukan penerima PKH yang ibu menteri maksudkan," beber Fajar.

Baca: Risma Marah ke Pendamping PKH, Kini Sudah Minta Maaf, Gubernur Gorontalo : Pertama dan Terakhir

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat diwawancarai wartawan, Jumat (1/10/2021). (gorontaloprov.go.id)

Baca: Rusli Habibie

Setelah kejadian tersebut, Fajar sudah mengklarifikasi kepada Risma.

Ia menjelaskan jika daftar 26 nama nama tersebut masih ada di aplikasi e-pkh.

Sebagian besar di antaranya merupakan penerima perluasan (PKH baru penambahan) tahun 2021.

"Nama nama yang belum masuk uangnya itu, PKH perluasan yang pendataannya dilakukan bulan Januari dan pengaktifannya antara bulan Juni dan Juli 2021," imbuhnya.

Sebagai koordinator PKH, pihaknya berkomitmen untuk bekerja sesuai dengan prinsip SIP yakni santun, integritas dan profesional.

Pihaknya tidak pernah menghapus dan menambah data sesuka hati.

Data tersebut tersimpan di Kementrian Sosial.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Rusli berujar kepada Fajar bahwa pada saat kejadian marah-marah tersebut kemungkinan Risma tengah lelah.

Hal itulah yang kemungkinan menyebabkan Risma marah kepadanya.

“Jadi Pak Fajar, mungkin ibu menteri saat itu lagi capek jadi bisa kesal. Saya minta, maafkan Ibu Menteri dan memaafkan saya juga. Ini hanya miskomunikasi antara kita,” kata Rusli.

Dalam kesempatan tersebut, Rusli juga menyemangati Fajar dan para pendamping PKH agar tetap tulus dan ikhlas bekerja mendampingi warga.

Rusli sendiri mengaku bahwa ia sudah menerima pesan WhatsApp pribadi dari Risma.

Pesan WhatsApp tersebut dikirim kepada istrinya, Idah Syahidah, yang juga sebagai anggota Komisi VIII DPR RI.

“Sebagai gubernur juga saya meminta maaf kepada Ibu Menteri jika ada kalimat, sikap saya yang menyinggung ibu menteri untuk mohon dimaafkan,” pintanya.

Orang nomor satu di Gorontalo itu mengaku tidak ingin memperpanjang masalah ini.

Ia juga meminta agar seuluruh masyarakat menyikapinya secara bijak.

Rusli yang mengaku sayang kepada Risma, tidak ingin sikap sering marah-marah mantan Wali Kota Surabaya ini terus berlanjut di daerah lain.

"Saya takutnya Ibu Menteri bertemu dengan warga yang tingkat kecerdasannya kurang, kita katakan sumbu pendek atau gimana maka Ibu Menteri yang balik diserang," katanya.

"Itu yang tidak kita harapkan. Mudah mudahan ini yang pertama dan terakhir,” imbuhnya.

Rusli memastikan apa yang dilakukannya adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai gubernur sebagaimana Risma datang sebagai seorang menteri.

Dia menegaskan hal ini tidak ada kaitannya dengan politik dan partai politik mana pun.

“Jadi sudah clean and clear ini semata mata miskomunikasi. Jadi jangan digiring jadi opini politik. Tidak ada hubungan sama sekali. Saya bicara sebagai gubernur, Pak Fajar sebagai koordinator, Ibu Risma datang bukan sebagai kader partai tapi sebagai Mensos RI," kata Rusli Habibie.

Gubernur Gorontalo tak terima warganya dimarahi Risma

Sebelumnya diberitakan, Rusli Habibie mengaku tidak terima warganya dimarahi Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Rusli merasa tersinggung dengan Risma yang menunjuk-nunjuk warganya saat berkunjung ke Provinsi Gorontalo pada Kamis (30/9/2021).

Aksi Risma yang emosional dan menunjuk-nunjuk warga Gorontalo itu terekam dan telah viral di media sosial (medsos).

Rusli Habibie mengaku sangat prihatin melihat video itu.

"Saya tidak memprediksi seorang ibu menteri, sosial lagi, memperlakukan seperti itu," kata Rusli, dikutip TribunnewsWiki dari laman resmi Pemerintah Provinsi Gorontalo, Minggu (3/10/2021).

Rusli menyebut bahwa sikap Risma tersebut dinilai memberikan contoh buruk soal bagaimana seorang pejabat sekelas menteri bersikap.

"Contoh yang tidak baik," ujar Rusli.

Dia kemudian mengingatkan Risma agar menjaga sikap di depan rakyat, terlebih saat berkunjung ke kampung orang.

Menunjuk-nunjuk dan memarahi seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dengan emosional membuat hati Rusli sedih.

"Pangkat, jabatan harus kita jaga. Tidak ada artinya pangkat ini semua kita tinggalkan," tuturnya.

"Kalaupun toh dia salah ya dikoreksi, di depan umum lagi," sambungnya.

Secara khusus, Rusli meminta agar Presiden Joko Widodo mengevaluasi sikap Risma ysng dalam banyak kesempatan selalu emosional.

Apalagi aksi Risma tersebut terlanjur viral dan menghebohkan warga.

“Tolonglah, mumpung Pak Presiden juga bisa lihat di Youtube, di mana mana karena sudah ribut. Memperingati stafnya karena seperti itu,” katanya.

Rusli memperoleh informasi terkait aksi Risma yang marah-marah belakangan hari.

Saat itu Risma bersama pemerintah provinsi dan kabupaten kota sedang melakukan pemadanan data.

Baca: Tri Rismaharini

Baca: Idah Syahidah Rusli Habibie

Pada saat bersamaan, Rusli sedang mendampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ke Kabupaten Boalemo.

Salah satu pendamping PKH yang ditunjuk-tunjuk Risma menjelaskan ada warganya yang terdata, tetapi saldonya kini tidak pernah lagi terisi.

Hal itu diduga membuat mantan Wali Kota Surabaya naik pitam.

"Pendamping PKH itu menyampaikan kepada Ibu Menteri ada nama nama ini saldonya kosong karena informasinya sudah dicoret. Itu yang bikin naik darahnya," katanya.

“Bolehlah emosi, tapi jangan kelakuan seperti itu dong. Itu pegawai saya meskipun dia pegawai rendahan tapi manusia juga."

"Saya alumni STKS, tahun 80-an sudah kenal menteri Nani Soedarsono, para Dirjen, tapi tidak ada yang sikapnya begitu. Saya tersinggung, saya enggak terima,” kata Rusli.

Viral Mensos Risma Marah

Video yang merekam Mensos Risma marah-marah viral di media sosial.

Kemarahan Risma itu disebabkan data penerima bantuan sosial di Gorontalo.

Mengutip Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi saat Risma menggelar rapat tertutup dengan Forkopimda tentang pemadanan data Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tuani (BST) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).

Dalam video yang telah beredar luas di medsos itu, tampak Risma beranjak dari tempat duduknya dan menunjuk-nunjuk seorang pria yang duduk agak jauh darinya menggunakan bolpoin.

Diketahui pria tersebut adalah seorang petugas PKH Gorontalo.

Kemarahan Risma dipicu soal tudingan pencoretan data keluarga penerima manfaat (KPM) oleh Kemensos.

Akan tetapi, setelah dicek di data bansos, ternyata KPM tersebut masih terdaftar di Kemensos.

Risma menegaskan bahwa pihaknya tak pernah mencoret data KPM di PKH.

Kemarahan Risma semakin memuncak saat ada data penerima PKH yang dicoret sebagai KPM dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena saldo rekeningnya nol rupiah.

Risma pun sontak memarahi petugas PKH Gorontalo yang juga ikut dalam rapat.

"Jadi bukan kita coret, ya. Tak tembak kamu ya, tak tembak kamu!" kata Risma dalam video yang beredar luas di medsos.

(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)

Baca lebih lengkap seputar Gubernur Gorontalo di sini dan Mensos Risma di sini



Penulis: Rakli Almughni
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer