Sundance Film Festival: Asia 2021, Menilik Masa Depan Industri Film Asia Tenggara

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sundance Film Festival: Asia 2021, Menilik Masa Depan Industri Film Asia Tenggara

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, industri film di Asia Tenggara telah berkembang pesat.

Ditandai dengan pengakuan pasar lokal dan internasional terhadap karya sineas generasi muda.

Di saat pelaku industri film menetapkan target baru, serta bioskop semakin banyak dibangun untuk mewarnai dunia hiburan, kanal distribusi film alternatif seperti Netflix juga telah menjadi bagian yang terintegrasi.

Ini tentunya memudahkan para sineas Asia Tenggara untuk menciptakan konten lokal bagi audiens internasional dengan latar belakang budaya yang berbeda.

Hadir tiga sineas ternama Asia Tenggara, Vanridee Pongsitisak dari Thailand, Mikhail Red dari Filipina, serta Timo Tjahjanto dari Indonesia berbagi kisah mereka dalam mewarnai industri film dan tantangannya selama masa pandemi di panel diskusi Sundance Film Festival: Asia 2021, Minggu (26/9/2021).

Baca: Rekomendasi Tayangan Terbaru Netflix Indonesia Oktober 2021, You Season 3 hingga My Name

Baca: Netflix Ajak Timo Tjahjanto Garap Film Aksi Komedi Berjudul The Big Four, Tayang Tahun 2022

Timo Tjahjanto di panel diskusi virtual Sundance Film Festival: Asia 2021, Minggu (26/9/2021) (Netflix)


"Efek pandemi global memaksa banyak negara memberlakukan pembatasan kapasitasa hingga penutupan bioskop, sehingga pelaku industri film harus berpikir kreatif dalam mencari alternatif baru," ungkap Vanridee Pongsitisak, Produser 4bia, Bangkok Traffic (Love) Story, Pee Mak, dan Suckseed.

"Ini menjadikan kanal distribusi film alternatif seperti Netflix sebagai menjadi bagian terintegrasi dari industri, selain itu juga harus berhadapan dengan tantangan lain dalam mencari dukungan dana, yang tidak sebesar industri Film Korea dan Jepang," tambahnya.

Mikhail Red, Sineas dan Sutradara Birthshot, Eerie, and Dead Kids pun turut menambahkan pendapatnya.

"Memproduksi film di tengah berbagai aturan terkait Covid-19 terasa sangat menantang, tapi juga menunjukkan daya tahan dari semua pelaku industri film untuk beradaptasi dan mencari cara baru agar dapat bercerita tentang kisah mereka. Ditambah dengan persaingan menghadapi industri film Hollywood, yang memaksa kita untuk menyajikan cerita autentik dengan sentuhan budaya lokal yang kuat," ungkapnya.

Menurut Timo Tjahjanto, Sutradara The Night Comes For Us, para sineas harus berhadapan dengan tantangan besar untuk berkompetisi dalam industri film global.

"Oleh karenanya, kolaborasi sesama sineas Asia Tenggara, disertai dukungan dari pemerintah dan Netflix sebagai platform streaming hiburan, sangat penting bagi kami. Dukungan tanpa henti dari Netflix juga membebaskan kreativitas para sineas serta membantu kami dalam menghadapi kompetisi di dunia internasional," ujarnya.

Dalam panel diskusi virtual ini, Timo Tjahjanto juga memperkenalkan proyek film terbarunya bersama Netflix.

Sebuah film berjudul The Big Four, film ini akan dirilis di Netflix pada tahun 2022.

Baca: Rangkuman Rangkaian Acara TUDUM, Netflix Akan Banjir Tayangan Baru dari Berbagai Negara

Baca: Netflix Akan Segera Hadirkan Film Misteri Indonesia Karya Nia Dinata, A World Without

"Ada banyak latar belakang budaya yang menarik untuk diulas di Asia Tenggara," ungkap Malobika Banerji, Content Director, SEA, Netflix.

"Di Netflix kami percaya bahwa cerita menarik bisa datang dari mana saja dan disukai oleh siapapun juga. Itu sebabnya kami selalu mencari cerita terbaik dari seluruh penjuru dunia, termasuk Asia Tenggara, serta berkolaborasi dengan para sineas terbaik untuk memastikan bahwa semua kisah itu dapat dibawa ke panggung internasional melalui Netflix," tutupnya.

Asia Tenggara dan Indonesia memilki banyak sineas bertalenta yang sukses menghadirkan film berkualitas di pasar internasional.

Ali & Ratu Ratu Queens dan A Perfect Fit telah menjadi beberapa contoh film buatan sineas lokal yang bisa diakses penikmat film global di Netflix.

(Tribunnewswiki.com/Natalia Bulan R P)



Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer