Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Museum Indonesia adalah sebuah museum khusus mulai dibangun pada tahun 1976 atas gagasan dari Ibu Tien Soeharto yang dikelola oleh Taman Mini Indonesia Indah.
Pembangunan museum ini diselesaikan pada tahun 1980 kemudian diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Ke-2, Soeharto.
Tujuan didirikannya museum ini yaitu sebagai wadah dalam melestarikan dan membina warisan budaya Indonesia yang beraneka ragam.
Pameran yang disajikan merupakan hasil kebudayaan Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Adanya museum ini diharapkan dapat membuat pengunjung sadar dan bangga terhadap tanah air serta menambah kekuatan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan museum dalam menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah air ditunjukkan melalui program edukatif, dimana menghadirkan acara workshop, seminar, diskusi, peragaan hingga lomba.
Selain itu, adanya koleksi interaktif juga menambah ketertarikan pengunjung untuk mencintai kebudayaan, seperti angklung dan congklak yang dapat dimainkan oleh pengunjung. (1)
Baca: Museum Timor Timur TMII
Baca: Museum Pusaka TMII
Sejarah
Pembangunan musuem ini ditujukan sebagai pusat informasi dan pembelajaran mengenai Kebudayaan Indonesia, sebagai "satu perhentian untuk belajar mengenai Indonesia".
Museum dan keseluruhan kompleks TMII dibangun dan kemudian diresmikan pada tahun 1975 atas inisiatif Ibu Tien Suharto.
Desain Museum Indonesia bergaya arsitektur Bali yang sangat indah dan dihiasi oleh berbagai ornamen dan patung Bali.
terdapat beberapa gapura besar bergaya Paduraksa dan Candi Bentar (gerbang terbelah) khas Bali, begitupun dengan beberapa menara sudut yang menghiasi kompleks museum.
Taman dan bangunan museum mengambil tema kisah Ramayana, seperti jembatan menuju bangunan utama yang berbentuk ular Naga dan Wanara, pasukan kera yang membangun jembatan menuju Alengka.
Bangunan utama terbagi menjadi tiga lantai dimana berdasarkan pada falsafah Bali Tri Hita Karana, konsep moral yang menekankan pada tiga aspek yang dapat membawa manusia kepada kebahagiaan sejati.
Tiga aspek tersebut ialah; memelihara hubungan yang harmonis dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam dan lingkungan sekitar. (2)
Koleksi
Lantai pertama museum ini bertemakan Bhinneka Tunggal Ika dengan menampilkan pakaian adat dan pakaian pengantin secara lengkap yang terdiri dari 33 provinsi.
Koleksi pakaian pengantin dan pakaian adat yang tersimpan di museum ini merupakan koleksi terlengkap yang dimiliki oleh sebuah museum di Indonesia bahkan di dunia.
Pameran keanekaragaman pakaian adat dan pakaian pengantin merupakan cermin kemajemukan budaya masyarakat Indonesia, baik dari sisi Agama, Pakaian, Kesenian, maupun Adat-istiadatnya.
Pada bagian lain lantai ini juga menyajikan berbagai jenis wayang dalam sebuah diorama serta alat musik tradisional.
Pada lantai 2 museum ini bertemakan manusia dan lingkungan, dimana menampilkan benda-benda budaya di lingkungan sekitar yang diwujudkan dalam bentuk rumah tradisional berupa rumah tinggal, rumah ibadah, dan lumbung padi.
Bangunan-bangun tersebut menyesuaikan dengan keadaaan lingkungan, termasuk bentang darat, misalnya rumah di dataran rendah, di atas pohon, ataupun di atas sungai.
Terdapat pula ruangan bangunan rumah, seperti kamar pengantin Palembang, ruang dalam Jawa Tengah, dan ruang dapur batak.
Benda budaya dan peralatan mata pencaharian yang dikoleksi meliputi alat perikanan, alat berburu dan meramu, alat pertanian serta upacara daur hidup (Life cycle rites) yang ditampilkan dalam bentuk diorama, meliputi ucapara tujuh bulan (mitoni), upacara turun tanah, upacara khitanan, upacara potong gigi (mapedes), upacara penobatan Datuk, dan pelaminan Sumatera barat yang mewakili upacara pernikahan.
Lantai 3 Museum Indonesia menyajikan pameran bertemakan Seni dan Kriya, yakni menampilkan hasil seni garapan dan ciptaan baru, misalnya aneka kain yang meliputi songket, tenun, dan batik.
Tak hanya itu, ada juga berbagai benda kerajinan dari bahan logam seperti perak, kuningan dan tembaga.
Terdapat pula berbagai seni ukir, seperti hasil seni ukir dari Bali, Toraja dan Asmat.
Pohon hayat yang diilhami gunungan dalam pergelaran wayang sebagai pembuka, pergantian dan penutup suatu adegan dalam pergelaratn wayang berdiri megah setinggi 8 meter dengan lebar 4 meter, lambing alam semesta yang mengandung unsur udara, air, api dan tanah. (3)
Baca: Museum Nasional Indonesia
Baca: Museum Olahraga Nasional