Sugondo Djojopuspito

Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sugondo Djojopuspito


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM- Sugondo Djojopuspito adalah sosok pemimpin kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928.

Kongres ini menghasilkan ikrar pemuda yang dikenal sebagai " Sumpah Pemuda ", dengan motto: Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: Indonesia.

Bahkan, ia pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, anggota PNI, PSI, dan BPKNIP.

Sugondo meninggal dunia di Yogyakarta pada 22 April 1978.

Ia disemayankan di makam Keluarga Taman Siswa "Wijaya Brata" di Desa Celeban Yogyakarta.

Untuk mengenang jasanya, ia diberikan anugerah Bintang Jasa Utama.

Anugerah tersebut diterima oleh putri tertuanya pada 17 Agustus 1978.(1) 

Baca: Ali Sastroamidjojo

Soegondo Djojopoespito

  • Kehidupan Pribadi


Sugondo lahir di Tuban, Jawa Timur, 22 Februari 1905.

Ia memiliki ayah bernama Kromosardjono, asal Tegal.

Sedangkan, ibunya merupakan anak seorang khatib bernama Djojoatmojo sekaligus cucu dari penghulu Tuban, yang bernama Raden Iman Razi.

Raden Iman Razi memiliki adik bernama Djojopuspito.

Nama Sugondo Djojopuspito ini diberikan setelah ia beranjak dewasa.

Sugondo memiliki seorang adik perempuan bernama Sudarwati, kemudian berganti nama menjadi Sudarawerti.

Sejak kecil, mereka berdua ikut dengan pamannya di Blora.

Bahkan, mereka dibiayai sekolah oleh pamannya. Namun sepeninggalan pamannya, Sugondo dan Sudarwati terpaksa tidak melanjutkan studinya. (2) 

Baca: Tan Malaka

  • Pendidikan


Sugondo mendapat pendidikan pertama di Hollandsch Inlansch School (HIS) di Tuban.

Setelah lulus, ia meneruskan pendidikan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Surabaya.

Kemudian melanjutkan studinya ke Algemeen Middelbare School (AMS) di Yogyakarta.

Selama ia menempuh pendidikan di Yogyakarta, Sugondo dan adiknya tinggal di rumah Ki Hajar Dewantara.

Sugondo pun gemar membaca buku dalam beragam bahasa, misalnya Inggris, Belanda, Prancis, dan Jerman.

Sejak remaja, Sugondo mulai tertarik dengan politik ketika berada di Yogyakarta.

Namun, Sugondo tidak dapat menjadi anggota politik karena ia masih seorang pelajar.

Meskipun begitu, ia sering mengunjungi rapat-rapat umum.(2)

Baca: Soekarni

  • Penghargaan


- Sugondo Djijopuspito diberi tanda kehormatan Republik Indonesia berupa Bintang Jasa Utama oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1978.

- Pihak Kemenpora mengabadikan namanya sebagai nama gedung pertemuan, yaitu Wisma Soegondo Djodjopoesito Cibubur milik PP-PON (Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional) yang dibangun oleh Kemenpora dan diresmikan pada tanggal 18 Juli 2012. (1)

Baca: Haji Misbach

  • Keluarga


Sugondo pindah ke Bandung karena bekerja sebagai kepala sekolah Taman Siswa pada tahun 1932.

Sugondo menikahi seorang wanita bernama Suwarsih di Bogor tahun 1932.

Mereka dikaruniai tiga anak, yakni Sunartini Djanan Chudori, Sunar Endrati Cahyono, dan Sunaryo Djojopoespito.

Ia mendirikan sekolah bersama istrinya di Bogor, yang diberi nama Loka Siswa.

Sekolah tersebut memiliki sedikit murid, lalu akhirnya sekolah itu ditutup.

Pada 1936, Sugondo pindah ke Semarang untuk mengajar di Sekolah Taman Siswa Semarang.

Di bawah pimpinan Dr.Dauwes Dekker, Sugondo diangkat sebagai guru di Handels Coloogium Ksatrian Istitut pada 1938.

Istrinya juga diangkat menjadi guru sekolah di negeri di Bandung.

Pada 1940, istrinya dipindahkan ke Jakarta dan Sugondo pun ikut ke kota tersebut untuk mengajar di Taman Siswa.

Selain itu, dia juga menjadi wartawan lepas Bataviaasch Nieuwsblad dan Indische Courant.

Setahun kemudian, dia dipercaya sebagai Direktur Kantor Berita Antara dengan Adam Malik sebagai redaktur dan Pandu Wiguna sebagai administratur.

Ketika Indonesia dijajah Jepang, Sugondo menjadi pegawai Shihabu (Departemen Kehakiman), Bagian Urusan penjara.

Sejak itu, Sugondo menjadi bawahan Notosusanto.

Sugondo dan istrinya pernah menulis buku Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW, pernah diterbitkan di Malaysia.

Selain itu, istrinya juga menulis roman Buiten Het Gareer dan diterbitkan di Belanda. (2)

Baca: Mohammad Yamin

(Tribunnewswiki.com/ Husna)



Info Pribadi


Kelahiran 22 Februari 1905


Riwayat Karir Tokoh pemuda tahun 1928 yang memimpin Kongres Pemuda Indonesia Kedua dan menghasilkan Sumpah Pemuda


Meninggal 23 April 1978


Sumber :


1. id.wikipedia.org
2. kupang.tribunnews.com


Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer