Jenazah tersebut dievakuasi di jurang berkedalaman 300 meter.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal, menjelaskan proses evakuasi yang dilakukan oleh personel gabungan berlangsung cukup lama.
Hal ini karena kondisi tebing yang curam.
"Kondisi medan yang terjal dengan kemiringan 90 derajat dan kedalaman 300 meter, membuat personel yang bertugas mengalami kesulitan sehingga membutuhkan waktu kurang lebih dua jam untuk melakukan pengangkatan (jenazah)," ujar Kombes AM Kamal, melalui keterangan tertulis, Jumat (17/9/2021), seperti dikutip dari Tribun-Papua.com.
Baca: Diserang oleh KKB, para Nakes di Papua Dilecehkan dan Dibuang ke Jurang
Kamal mengungkapkan KKB yang berada di seberang jurang juga membuat evakuasi terkendala.
Mereka menembaki personel gabungan yang hendak mengangkat jenazah suster Gabriella Maelani.
Namun, setelah aparat keamanan memukul mundur KKB Papua, proses evakuasi berhasil dilanjutnkan.
"Selama proses evakuasi, personel gabungan TNI-Polri sempat mendapatkan gangguan tembakan dari KKB yang dilakukan dari seberang jurang lokasi jenazah suster Gabriella ditemukan," kata dia.
Jenazah pun akhirnya berhasil diangkat oleh petugas.
"Gangguan ini dapat diatasi oleh personel sehingga jenazah dapat diangkat dari dasar jurang dan disemayamkan di Koramil Kiwirok," kata Kamal.
Jenazah suster Gabriella Maelani rencananya dievakuasi ke Jayapura dengan helikopter milik TNI AU pada Sabtu (18/9/2021) pagi ini.
Baca: Lokasi Dikuasai KKB Papua, Evakuasi Pesawat Rimbun Air Libatkan Tokoh Masyarakat dan Agama
Gabriella gugur dalam usia 22 tahun dalam tugas mulianya mengabdi untuk masyarakat sebagai nakes di wilayah pedalaman Papua.
Ia juga adalah seorang petugas vaksinasi corona yang ikut berjuang mengakhiri pandemi.
Sebelumnya diberitakan bahwa kontak senjata antara persnoel TNI Satgas Pamtas 403/WP dengan KKB terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin(13/92021) pagi.
Kejadian yang berlangsung selama 4 jam itu mengakibatkan seorang anggota TNI mengalami luka tembak di bagian tangan dan sejumlah fasilitas umum dibakar.
Dua tenaga kesehatan yang sempat hilang akhirnya ditemukan.
Sementara satu orang, yaitu suster Gabriella, meninggal dunia dan ditemukan dalam jurang di Distrik Kiwirok.
Baca: KKB Makin Terdesak, TNI-Polri Pukul Mundur Anak Buah Lekagak Telenggen saat Baku Tembak
Marselinus Ola Attanila, nakes Piskesmas Kiwirok, salah satu korban selamat menuturkan kejadian tersebut.
Saat kejadian tersebut, ia dan rekan-rekannya sedang bersiaga di Puskesmas Kiwirok.
Namun, puluhan KKB menyerang puskesmas dengan memecahkan kaca dan menyiram bensin hingga membakar fasilitas kesehatan itu.
Dikutip dari Kompas.com, setelah membakar Puskesmas, para KKB itu menuju ke barak dokter, tempat terdapat dokter, suster dan mantri.
Mereka juga membakar barak dokter tersebut sehingga para tenaga kesehatan yang bersembunyi di dalamnya terpaksa keluar.
Ola bercerita salah satu dokter di sana digiring lalu ditendang ke jurang.
Sementara itu, ia bersama tiga rekan suster, yakni suster Kristina, suster A dan suster Gabriella bersembunyi di barak medis.
Baca: Kontak Senjata dengan Kopassus, Dua Anggota KKB Tewas
Nahas, KKB juga membakar tempat persembunyian mereka sehingga mereka pun terpaksa keluar.
Merasa terjepit situasi, ia dan rekan-rekannya itu memilih lompat ke jurang untuk menyelamatkan diri.
Sayangnya para KKB tersebut malah mengikuti mereka turun ke jurang.
Ola tersangut pada akar pohon dan ada pula suster laun yang tersangkut pada semak-semak.
KKB melakukan aksi lebih kejam kepada tiga suster yang ditemukan di tengah jurang.
Baca: 2 Tenaga Medis Covid-19 Ditembak KKB Papua Saat Antarkan Obat-obatan, Satu Ditemukan Meninggal
Ola menyaksikan hal tersebut saat bersembunyi di antara ranting pohon dan semak-semak.
Tiga suster itu dilecehkan dan dianiaya oleh para KKB.
"Saat menemukan ketiga suster, mereka langsung kumpulkan dan melakukan tindakan tidak manusiawi. Ketiganya ditelanjangi, disiksa, wajahnya dipukul bahkan ada yang ditikam.
Membuat ketiga suster ini tidak berdaya dan pingsan," cerita Ola.
KKB kemudian melemparkan mereka lagi ke jurang. Beruntung suster A dan Kristina berhasil selamat dan sadar dari pingsannya.
Sementara suster Gabriella meninggal dunia.