Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM- Latief Hendraningrat atau Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat adalah anggota Pembela Tanah Air (PETA) sekaligus pengibar bendera merah putih saat kemerdekaan Indonesia.
Saat pengibaran bendera, ia didampingi oleh Soehoed Sastro Koesoemo, yang merupakan pemuda dari Barisan Pelopor.
Upacara tersebut diselenggarakan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
Setelah menjadi petugas upacara proklamasi kemerdekaan, ia memakai seragam tentara Jepang.
Hal itu disebabkan, Latief Hendraningrat merupakan anggota Pembela Tanah Air (PETA), bentukan Jepang.
Sebelumnya, Latief Hendraningrat sudah aktif di Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo) bentukan Jepang.
Pada 3 Oktober 1943 saat pembentukan PETA, Latief Hendraningrat mendaftarkan diri lalu diterima. (1)
Baca: Ahmad Yani
Peran
Pada 17 Agustus 1945 pukul 05.00 WIB, para pemimpin dan pemuda sangat bahagia saat keluar dari rumah Laksamana Maeda.
Mereka pun sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No 56, pukul 10.00.
Pada saat itu, rumah Soekarno dipadati oleh beberapa tokoh penting.
Tokoh yang hadir di antaranya Mr. A. A. Maramis, dr. Buntaran Martoatmojo, Mr. Latuharhary, Suwiryo, Abikusno Cokrosuyoso, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantoro, Sam Ratulangie, Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M. Tabrani, dr. Muwardi, Ny. S. K. Trimurti, dan A. G. Pringgodigdo.
Latief Hendraningrat ditugaskan dr. Muwadi untuk mengarahkan beberapa anak buahnya untuk berjaga di sekitar rumah dan di belakang rumah Soekarno, demi kelancaran proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pada saat itu, wali kota Jakarta bernama Suwiryo memerintahkan Wilopo untuk menyiapkan mikrofon.
Sedangkan Sudirno juga memerintah Suhud untuk menyiapkan tiang bendera.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pun dilakukan secara sederhana karena situasi Indonesia tidak begitu baik.
Suhud pun mendapatkan bendera merah putih atau bendera pusaka dari Fatmawati, yang dimana bendera itu dijahit sendiri oleh Fatmawati.
Namun sejak 1969, bendera yang akan dikibarkan bukan bendera pusaka melainkan bendera duplikat.
Upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia ini diawali dengan pembacaan teks Proklamasi, kemudian dilanjukan dengan pengibaran bendera Merah Putih dan diteruskan dengan sambutan Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi dari seksi keamanan.
Saat itu, Latief Hendraningrat mengawal Ir. Soekarno dan Moh. Hatta berserta Fatmawati ke tempat upacara.
Setelah teks proklamasi dibacakan, Latief Hendraningrat diberikan amanah untuk mengibarkan bendera bersama S. Suhud.
Naiknya bendera Merah Putih diiringi dengan lagu Indonesia Raya. (2) (3)
Baca: Haji Misbach
Karier
Setelah kemerdekaan Indonesia, Latief Hendraningrat terlibat dalam berbagai pertempuran untu memepertahankan Indoensia.
Saat Belanda menyerbu Yogyakarta pada tahun 1948, Latief Hendraningrat menjabat sebagai Komandan Komando kota Yogyakarta.
Ia pun dikepung saat bergerilya bersama pejuang lainnya di Yogyarkata.
Latief Hendraningrat juga pernah ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan Indonesia.
Pada 1952, Latief Hendraningrat mendapatkan amanah menjadi atase militer RI untuk Filipina, bahkan ia juga dipindahkan ke Washingron hingga 1956.
Setelah kembali ke Indonesia, ia ditugaskan untuk memimpin Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD).
Pada 1965-1965, Latief Hendraningrat juga diberi amanah untuk menjadi rektor di Fakultas IKIP Universitas Indonesia, Jakarta.
Saat memasuki pensiun pada 1967, Latief Hendraningrat yang berpangkat brigadir Jenderal menjadi seorang wiraswastawan dan aktif di Yayasan Perguruan Rakyat, organisasi Indonesia Muda dan ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies). (2)
Baca: Tan Malaka
Meninggal
Latief Hendraningrat meninggal dunia saat berusia 72 tahun.
Sebelumnya, ia sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta karena usus buntu.
Senin 14 Maret 1983 pukul 21.00 WIB, Latief Hendraningrat dinyatakan meninggal dunia.
Pangkat kemiliteran Latief Hendraningrat dari Brigadir Jenderal dinaikkan menjadi Mayor Jenderal.
Latief Hendraningrat disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Katibata. (2)
Baca: Jenderal Soedirman