Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Monumen Holocaust atau Holocaust Memorial adalah bangunan yang dibangun untuk mengenang warga Yahudi yang menjadi korban genosida Nazi selama Perang Dunia ke-II.
Sebenarnya pembangunan monumen ini telah diusulkan pada 1988.
Namun baru mendapatkan dukungan pada 1990.
Monumen yang berada di Berlin, Jerman itu diresmikan pada 2005.
Untuk lokasi pembangunannya sendiri yakni berada di dekat bunker Adolf Hitler, serta berdekatan dengan gerbang Brandenburg.
Kawasan ini dilindungi langsung oleh pemerintah Jerman.
Selain itu di sini juga terdapat aturan-aturan yang tidak boleh dilakukan oleh pengunjung selama berkunjung ke kawasan ini. (1)
Baca: Monumen Tugu Muda
Peristiwa Holocaust
Holocaust merupakan peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh Nazi Jerman.
Akibat dari pembantaian itu jutaan orang meninggal dunia, yang mana sebagian besar ialah orang-orang Yahudi.
Mereka meninggal dunia disebabkan oleh beberapa hal seperti dimasukkan ke ruang gas beracun, kelaparan, dipekerjakan hingga mati, dan dijadikan bahan percobaan medis.
Sehingga untuk mengenang peristiwa itu, dibangunlah Holocaust Memorial atau yang dikenal juga dengan Monumen Holocaust. (1)
Baca: Monumen Tiga Menara
Struktur Bangunan
Bangunan Monumen Holocaust ini dirancang oleh Peter Eisenman dan Buro Happold.
Adapun bentuknya yakni berupa 2.711 lempeng beton berbentuk balok yang berderet di area seluas 19.000 meter persegi.
Selain itu, monumen ini juga memiliki satu museum bawah tanah berukuran kecil.
Museum tersebut bernama Ort der Information yang mana di dalamnya terdapat nama-nama orang Yahudi yang meninggal pada peristiwa Holocaust.
Walaupun bukan makam, namun bentuk lempengan-lempengan (stale) itu mirip dengan batu nisan.
Sehingga kawasan ini benar-benar menjadi tempat perenungan peristiwa Holocaust.
Maka dari itu, pengunjung yang datang ke sini harus berperilaku sopan guna mengenang para korban. (1)
Baca: Monumen Sejarah Perjuangan KNIP
Aturan
Terdapat aturan yang berlaku di Monumen Holocaust yakni dilarang melakukan vandalisme kemudian melarang orang berpose itu kawasan itu.
Di kawasan monumen itu terdapat CCTV yang memantau aktivitas di monumen selama 24 jam.
Untuk menjaga kesakralan yang ada di monumen itu dari tangan-tangan jahil, seorang satiris Israel-Jerman, Shahak Shapira, membuat situs web yang digunakan untuk mengunggah beberapa foto orang yang berpose di kawasan tersebut.
Proyek yang dinamakan dengan Yolocaust itu berfungsi sebagai peringatan kepada orang-orang yang suka berfoto di Monumen Holocaust.
Foto-foto tersebut ditemukan oleh Shahak di Facebook, Instagram, Tinder, dan Grindr.
Sementara komentar, tagar, dan suka yang ada dalam foto juga turut disertakan.
Tercatat situs web Shahak ini telah dikunjungi lebih dari 2,5 juta orang.
Dan lebih dari 12 foto orang telah ditampilkan dalam situs web tersebut.
Mereka yang mendapati fotonya ditampilkan dalam situs Yolocaust, telah memahami kesalahannya, meminta maaf, dan memutuskan untuk menghapus foto selfie mereka di Facebook, Instagram, Tinder maupun Grindr. (2)