Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perjanjian Saragosa merupakan kesepakatan yang diambil oleh Spanyol dan Portugis untuk menyelesaikan perselisihan.
Perjanjian itu ditandatangani pada 22 April 1529.
Adapun salah satu alasan yang menjadi sebab terjadinya perselisihan dua negara itu adalah keinginan dari dua negara tersebut untuk menguasai rempah-rempah yang ada di Maluku. (1)
Baca: Perjanjian Renville
Latar Belakang
Latar belakang adanya Perjanjian Saragosa ini berawal dari perjalanan yang dilakukan oleh Portugis pada 1511 dan berhasil menaklukkan Malaka.
Setelah itu pada 1512 Portugis pun kembali menjelajah ke bagian timur dan tiba di Maluku.
Di sana Portugis menemukan rempah-rempah yang begitu banyak di Maluku.
Hingga kemudian Portugis pun bekerja sama dengan Kerajaan Ternate untuk membangun benteng di daerah itu.
Selain itu Portugis juga melakukan monopoli perdagangan di Maluku.
Hingga pada 1521 orang-orang dari Spanyol datang ke Maluku.
Kedatangannya tentu menjadi ancaman tersendiri bagi Portugis.
Portugis yang telah bersekutu dengan Kerajaan Ternate kemudian menyerang Spanyol.
Spanyol juga memiliki sekutu yakni Kerajaan Tidore.
Untuk mengakhiri peperangan itu, Spanyol dan Portugis pun mengirimkan ahli astronom, kartograf, navigator, dan ahli matematika untuk membagi Maluku sesuai dengan Perjanjian Torsedillas.
Setelah itu kedua belah pihak pun menyepakati pembagian wilayah kekuasaannya.
Kesepakatan itu dikenal dengan Perjanjian Saragosa. (1)
Baca: Perjanjian Bongaya
Isi Perjanjian Saragosa
Perjanjian yang telah ditandatangani pada 22 April 1529 itu memiliki beberapa kesepakatan di antaranya:
1. Terdapat garis demarkasi sekitar 297,5 leagues (952 mil laut) dari Maluku.
2. Portugis menguasai benua dan laut yang ada di barat garis tersebut. Termasuk Asia dan kepulauan-kepulauan yang ditemukan olehnya.
3. Spanyol menguasai Samudra Pasifik termasuk Filipina. (2)
Baca: Perjanjian Sevres
Akibat Perjanjian Saragosa
Setelah Perjanjian Saragosa itu ditandatangani maka secara otomatis Spanyol harus meninggalkan Nusantara dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
Kemudian untuk Portugis sendiri masih tetap berada di Maluku dan menjalankan kembali aktivitas monopoli perdagangan yang ada di sana. (2)